WBP Rutan Pekalongan Ikuti Ujian Kelulusan Kejar Paket A, Bukti Komitmen Pemasyarakatan dalam Penuhi Hak Pendidikan

Kota Pekalongan – Semangat untuk meraih masa depan yang lebih baik tetap menyala di balik jeruji. Satu orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Pekalongan berinisial AAJ dengan penuh tekad mengikuti Penilaian Sumatif Akhir Jenjang (PSAJ) Kejar Paket A Tahun Pelajaran 2024/2025.

Ujian ini merupakan bagian dari program penyetaraan pendidikan tingkat sekolah dasar (SD) bagi peserta didik non-formal yang diselenggarakan oleh Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Tunas Mekar Aman. PSAJ menjadi syarat kelulusan yang diikuti oleh AAJ sebagai bentuk komitmen pribadi untuk melanjutkan pendidikan, meskipun dalam kondisi menjalani pidana.

Pelaksanaan PSAJ berlangsung selama tiga hari, sejak Senin hingga Rabu, 21–23 April 2025. Seluruh rangkaian ujian dilakukan secara daring dengan dukungan penuh dari pihak Rutan, baik dalam hal penyediaan sarana dan prasarana, pendampingan teknis, hingga pengawasan ketat untuk menjaga integritas ujian.

Ruang Subseksi Pelayanan Tahanan disiapkan khusus sebagai lokasi pelaksanaan ujian. Suasana yang tertib dan kondusif diciptakan oleh petugas, demi menjamin kenyamanan dan konsentrasi WBP selama mengikuti ujian. Mata pelajaran yang diujikan mencakup Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Kepala Rutan Pekalongan melalui Kepala Subseksi Pelayanan Tahanan, Anang Saefulloh, menyampaikan bahwa lembaganya terus berupaya memenuhi hak-hak dasar WBP, termasuk hak atas pendidikan.

“Bagi kami, jeruji bukan tempat untuk mematikan harapan, tapi justru tempat menanam peluang, termasuk kesempatan menempuh pendidikan,” tutur Anang.

Ia menegaskan bahwa, Rutan Pekalongan membuka ruang seluas-luasnya bagi warga binaan yang ingin melanjutkan atau mengejar ketertinggalan pendidikan, baik melalui jalur formal maupun nonformal. Hal ini menjadi bagian integral dari strategi pembinaan yang holistik, tidak hanya berfokus pada aspek hukum, tetapi juga pada pembangunan karakter dan potensi diri para WBP.

Dengan keterlibatan aktif WBP dalam kegiatan pembelajaran dan ujian seperti Kejar Paket A ini, ia berharap, proses pemasyarakatan tidak hanya menjadi masa hukuman, tetapi juga masa transformasi. Melalui pendidikan, WBP dibekali dengan kemampuan dasar yang berguna ketika kembali ke tengah masyarakat nanti.

“Ini bukan soal kelulusan semata, tetapi tentang menanam semangat belajar dan membuka jalan untuk perubahan. Pendidikan adalah modal awal untuk hidup yang lebih baik setelah bebas,” imbuh Anang.

Keikutsertaan AAJ dalam ujian ini menjadi cermin bahwa sistem pemasyarakatan modern tidak lagi hanya fokus pada pembinaan fisik, tetapi juga pada pembangunan mental, spiritual, dan intelektual warga binaan. Diharapkan, langkah kecil ini dapat menjadi awal dari perubahan besar dalam kehidupan WBP, sekaligus inspirasi bagi WBP lain untuk ikut serta dalam program pendidikan.

"Rutan Pekalongan pun terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pendidikan nonformal seperti PKBM, untuk menyelenggarakan layanan pendidikan berkelanjutan bagi warga binaan. Dengan upaya bersama, masa depan yang lebih baik bukanlah mimpi, bahkan bagi mereka yang tengah menjalani masa pidana,"tukasnya. (Dian)