Wawalkot Dorong Inklusi Keuangan Masjid dengan Digitalisasi QRIS

Kota Pekalongan -  Saat new normal, ada baiknya masyarakat menjaga kesehatan dengan lebih hati-hati. termasuk,dalam bertransaksi, menggunakan cara nirkontak atau digital bisa jadi pilihan. Menyikapi hal tersebut, Wakil Walikota (Wawalkot) Pekalongan,H Salahudin,STP mendorong optimalisasi peran masjid untuk penguatan ekonomi masyarakat agar bisa melakukan inklusi keuangan masjid melalui digitalisasi, salah satunya melalui penggunaan teknologi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Langkah ini diupayakan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dalam optimalisasi masjid tersebut yang dikemas dalam kegiatan Workhop Manajemen Pemberdayaan Masjid bertajuk “Kebangkitan Ekonomi Islam Berawal dari Masjid”, berlangsung di Hotel Dafam Kota Pekalongan,Selasa(23/11/2021).

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Ketua DMI Kota Pekalongan,Ahmad Slamet Irfan dan Area Manager PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Semarang Raya, Leo Agus Sandi,yang disaksikan oleh Wakil Walikota Pekalongan,H Salahudin,STP dan perwakilan takmir masjid di Kota Pekalongan.

Wawalkot Salahudin mengapresiasi atas upaya BSI membawa produk digitalnya ke masjid akan mempercepat pemberdayaan umat. Pihaknya menyambut positif apa yang dilakukan BSI dan DMI hari ini, karena masjid adalah tempat yang strategis untuk pemberdayaan umat. Menurutnya, dengan mengimplementasikan layanan QRIS ini memudahkan masyarakat melakukan transaksi Zakat, infak, shadaqah dan aktivitas keuangan lainnya untuk masjid.

“Alhamdulillah BSI melanjutkan kepeduliannya dari tahun-tahun kemarin dengan menandatangani MoU bersama DMI ,semoga DMI bisa memfasilitasi pemanfaatan dana-dana masyarakat yang dikelola BSI, maupun yang dikelola DMI, serta pemanfaatannya bisa meluas terutama  selain menyejahterakan masjid, upaya ini juga menyejahterakan masyarakat di sekitarnya (jamaahnya) agar lebih tertata dan sistematis,” tutur Wawalkot Salahudin.

Lebih lanjut,kata Wawalkot Salahudin, dana-dana masyarakat tersebut bisa cepat tersalurkan ke pihak yang berhak dengan tepat sasaran dan mudah. Dengan begitu, dari segi transparansi dan akuntabilitas  penggunaan dana tersebut membuat masyarakat lebih percaya. Layanin ini sejatinya harus dimanfaatkan. Disamping itu,seluruh takmir juga harus ditingkatkan kinerjanya dari sisi fundraising terkait bagaimana mereka dengan cepat memberikan akses kepada jamaahnya untuk memberikan donasi. 

“Sebetulnya, yang paling pokok adalah tingkat kepercayaan dari jamaah ke takmir, karena masyarakat mempunyai banyak pilihan apakah akan berdonasi ke masjid A,B, atau C. Jika tingkat akuntabilitas dan kepercayaan dari takmir di sebuah masjid itu tinggi,maka masyarakat akan lebih tertarik. Selain fundraising,juga bagaimana transparansi penggunaan dana yang dikumpulkan oleh takmir kepada para jamaahnya,basis data dari jamaah sendiri harus mulai disusun,sehingga nanti  ketika ada kegiatan sosial tidak tumpang tindik dengan masjid lain. Kita harapkan DMI bisa menjadi koordinator,masing-masing masjid sudah memiliki data penerima dana sosialnya sehingga tidak ada yang terlewati ataupun mendapatkan double,”tegas Wawalkot Salahudin.

Area Manager PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Semarang Raya, Leo Agus Sandi menjelaskan bahwa, kegiatan ini terselenggara sebagai tindaklanjut dari kerjasama yang telah dilakukan Kantor Pusat BSI dengan DMI Pusat pada 29 September 2021 lalu, yang bertujuan untuk menjadikan masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat peradaban bagi umat Islam. Tidak hanya itu, masjid dapat berfungsi sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, peningkatan ekonomi umat, seperti penyelenggara Baitul Maal, unit pelayanan zakat, infaq dan shodaqah. 
Disampaikan Leo, melalui kerjasama ini, BSI berkomitmen untuk menyediakan layanan untuk masjid-masjid di bawah naungan DMI berupa Layanan QRIS (Quick Response Indonesia Standard) untuk mempermudah penerimaan Kas dan ZISWAF dari jamaah secara cashless. Hal ini sekaligus menyukseskan tercapainya target 12 juta merchant QRIS yang dicanangkan oleh Bank Indonesia di tahun ini. Melalui rekening pengelolaan dana masjid, layanan net banking, jasa perbankan syariah, serta Aplikasi Digital Masjid yang dapat menghadirkan keterbukaan informasi keuangan, informasi ibadah maupun kajian masjid yang dapat diakses baik oleh pengurus maupun jemaah masjid secara realtime kapanpun dan di manapun.

"Kita permudah dengan layanan modernisasi digital yakni QRIS. Dimana,orang akan berdonasi tidak harus datang ke lokasi, tetapi mereka bisa melakukannya dari rumah dan dilakukan secara 24 jam dimanapun dan kapanpun. Dalam QRIS ini, ada berupa barcode, dimana setiap orang bisa memanfaatkan melalui semua layanan yang ada diseluruh bank. Tinggal dibuka layanan tersebut kemudian di scan barcode,kemudian dari seluruh bank bisa mengaksesnya. Kita mulai dari masjid sebagai starting point awal sebelum nanti kita ciptakan ekosistem halal seperti nanti ada kuliner halal,pasar halal, dan pemberdayaan pesantren,”papar Leo.

Ketua DMI Kota Pekalongan, Ahmad Slamet Irfan, menargetkan seluruh masjid di Kota Pekalongan bisa menerapkan layanan QRIS ini. Untuk tahap awal ini, adanya sosialisasi ini baru mengundang sekitar 70 perwakilan takmir masjid yang nanti akan ditindaklanjuti secara bertahap. Slamet menyebutkan, untuk jumlah masjid di Kota Pekalongan ada 150 masjid. Adanya MoU ini adalah kerjasama dalam memberi kemudahan kepada DMI yang akan menggunakan layanan jasa dan produk perbankan berprinsip syariah baik untuk pendanaan maupun pembiayaan.

“Dari masjid-masjid itu yang sudah mengirimkan data dan mendapatkan buku tabungan dari BSI sudah cukup banyak. Kami menyambut baik adanya layanan ini khususnya untuk pemberdayaan ekonomi umat,bagaimana masjid bisa memberikan kesejahteraan kepada lingkungannya. Dengan harapan, kerjasama ini untuk mengoptimalkan fungsi masjid sebagai sentral ibadah dan pemanfaatan jasa perbankan syariah,” tandas Slamet.


(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)