Waspada Zoonosis, Pemkot Gelar Sosialisasi

Kota Pekalongan, Info Publik - Untuk mengantisipasi merebaknya wabah zoonosis, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menggelar Sosialisasi Penyakit Zoonosis dengan mengusung tema "Mengenal Penyakit Zoonosis dan Cara Pencegahannya", di Aula Dinperpa Kota Pekalongan, Selasa (27/11).

 

Dibuka oleh Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Agus Jati Waluyo dan dihadiri oleh Para Lurah dan Tim Penggerak PKK se-Kota Pekalongan. Sedangkan sebagai pemateri diisi oleh Kabid. Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinperpa Kota Pekalongan, Ilena Palupi, yang memaparkan tentang Upaya Pengendalian Penyakit Zoonosis, sedangkan Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pekalongan, Dr. Indah memberikan paparan mengenai penyakit Zoonosis dan bahayanya juga Drh. Fitria selaku Kasi Kesehatan Hewan  Dinperpa mengenai penyakit Toxoplasmosis.

 

Diterangkan Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Agus Jati Waluyo, sosialisasi ini sangat penting guna meningkatkan pengetahuan dan  potensi Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Kota Pekalongan tentang penyakit zoonosis dan cara mencegahnya sehingga dapat meminimalisir secara dini penularan penyakitnya. Pasalnya, bukan hanya menjadi tugas segelintir orang tetapi menjadi tugas seluruh pihak termasuk masyarakat sebab Zoonosis meski bukan bencana alam tetapi bisa menimbulkan ancaman tersendiri.

 

"Agenda hari ini merupakan salah satu output dan kegiatan lanjutan dari Rakor Pengendalian Zoonosis yang dilaksanakan pada Rabu (14/11) di Ruang Asisten Pembangunan Setda Kota Pekalongan bersama tim internal pengendalian zoonosis kota Pekalongan guna mengkampanyekan penyakit zoonosis di lingkup kelurahan dan kecamatan. Sehingga pada hari ini kami mengundang para lurah dan tim penggerak PKK yang sering terlibat langsung dengan masyarakat", kata Agus Jati.

 

Pihaknya berharap melalui kegiatan sosialisasi ini para peserta yang hadir ini nantinya bisa ikut mengkampanyekan apa itu zoonosis dan bagaimana cara mencegahnya kepada keluarga, tetangga, dan masyarakat luas.

 

Sementara itu, Kabid. Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinperpa Kota Pekalongan, Ilena Palupi mengatakan mengatakan Zoonosis dibagi menjadi  2 jenis yaitu zooanthroponosis ( ditularkan dari manusia ke hewan, contohnya TBC), dan  anthroponosis (ditularkan dari hewan ke manusia, misalnya rabies, toxoplasmosis, dan sebagainya).

 

" Zoonosis merupakan penyakit hewan yang dapat menular kepada manusia ataupun sebaliknya. Sumber penularan penyakit ini malalui tanah, air, hewan invertebrata, bangkai hewan, kotoran dan tanaman yang membusuk. Penyebab dari penyakit zoonosis tersebut dipicu oleh iklim, faktor kepadatan populasi yang mempengaruhi induk semang, patogen atau vektor serta perubahan habitat hidup hewan. Seperti Rabies, Antrax, Avian Influenza, Salmonellosis, Brucellosisi, Mers cov dan Ebola adalah penyakit zoonosis yang masuk ke dalam daftar penyakit hewan menular strategis”, jelas Ilena.

 

Kepada peserta sosialisasi, Ilena mengatakan, bahwa penyakit Zoonosis ini berbahaya namun sangat mudah untuk dicegah. “Zoonosis merupakan penyakit berbahaya tapi mudah untuk pencegahannya,” tukasnya.

 

Pencegahan penyakit tersebut antara lain dengan menjaga kesehatan hewan dengan rutin memberikan vaksin dan memeriksakan ke dokter hewan atau puskeswan, senantiasa menjaga kebersihan kandang, cuci tangan setelah kontak langsung dengan hewan dan jangan mengkonsumsi daging hewan yang sakit dan hewan mati.

 

Ilena menambahkan salah satu kunci keberhasilan dalam pengendalian Zoonosis adalah terkendalikannya penyakit pada hewan. Jika kita dapat mengendalikan penyebaran penyakit pada hewan maka dengan sendirinya kita akan memutus rantai penularan ke manusia. Dunia juga sepakat bahwa keberhasilan pengendalian Zoonosis sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dari penanganan penyakit pada hewan.

 

Dilain pihak, Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Pekalongan, Dr. Indah, menuturkan dampak Zoonosis langsung berhubungan dengan kesehatan masyarakat mulai dampak penyakit akut hingga kronis serta mulai dari tingkat mortalitas rendah hingga mortalitas tinggi.

 

Menurut Dr. Indah, penyakit yang ditularkan melalui perantara hewan Zoonosis masih banyak terjadi di Indonesia dimana dari tahun ke tahun menunjukkan gejala yang patut diwaspadai.

 

"Berdasarkan data Dinkes Kota Pekalongan di tahun 2018 meskipun belum ada kasus Zoonosis yang terlaporkan, namun perlu tetal ada kewaspadaan bersama terhadap penyakit zoonosis", pesannya.

 

Lebih lanjut, Drh. Fitria selaku Kasi Keswan Dinperpa Kota Pekalongan menerangkan salah satu jenis zoonosis yang sering dikenal masyarakat adalah penyakit Toxoplasmosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Kucing bukanlah sumber utama penularan toxoplasma yang diduga dapat menyebabkan kemandulan pada wanita.

 

"Itu hanya mitos, semua orang dapat terinfeksi toxoplasma. Bukan hanya kucing yang disalahkan, toxoplasma juga dapat menyerang hewan berdarah panas seperti anjing, unggas, sapi, babi dan lain lain. Toxoplasma menular melalui kista dan bradizoit. Selama bulu dan liur kucing tidak mengandung kista dan bradizoit, kita tidak akan tertular. Penularannya melalui yang pasti orang tersebut pernah menelan kista toxoplasma yang masih hidup. Kista tadi bisa berada pada sayuran atau daging yang tidak dimasak sempurna",jelasnya.

 

Pada kesempatan tersebut, sosialisasi dilanjutkan sesi tanya jawab antara pemapar materi dan peserta sosialisasi yang ingin mengetahui lebih dalam mengenai penyakit zoonosis dan pencegahannya.

 

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)