Wali Kota Aaf Serahkan Bantuan Sarpras Kompos, Ajak Warga Padukuhan Kraton Aktif Kelola Sampah

Kota Pekalongan – Upaya Pemerintah Kota Pekalongan dalam mengatasi permasalahan sampah terus digencarkan. Kali ini, Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, tidak hanya menyerahkan bantuan uang transportasi (banpot) Triwulan II kepada para Ketua RT dan RW di Kelurahan Padukuhan Kraton, tetapi juga menyalurkan bantuan sarana prasarana (sarpras) pengelolaan sampah berupa ember tong sampah untuk pembuatan pupuk kompos, Rabu (11/6/2025).
Penyerahan tersebut menjadi salah satu bentuk dukungan nyata dari pemerintah dalam mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat, khususnya di lingkungan permukiman warga.
Wali Kota yang akrab disapa Aaf itu menekankan bahwa, penanganan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau instansi terkait, melainkan harus melibatkan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
"Persoalan sampah ini tidak bisa diselesaikan sendirian. Sebesar apapun anggaran yang dikeluarkan dan sebagus apapun program yang dijalankan, jika tidak ada peran serta masyarakat, tidak akan maksimal hasilnya. Maka dari itu, kita perlu kerja sama. RT dan RW harus menjadi motor penggeraknya. Alhamdulillah, warga Padukuhan Kraton tetap semangat, termasuk saat mengikuti pelatihan pembuatan kompos pada hari ini," tutur Aaf.
Ia mengapresiasi semangat warga yang tetap antusias meskipun Kota Pekalongan masih berada dalam kondisi darurat sampah. Menurutnya, semangat gotong royong inilah yang menjadi modal penting dalam menangani masalah lingkungan secara bertahap.
"InshaAllah step by step, penanganan sampah ini bisa kita atasi bersama. Peran RT/RW sangat penting, karena mereka yang paling dekat dengan warga. Mari kita teruskan upaya ini agar lingkungan kita makin bersih dan sehat," tegasnya.
Sementara itu, Lurah Padukuhan Kraton, Widya Putry Nugroho, menyampaikan bahwa di tahun ini pihak kelurahan telah mengalokasikan pengadaan berbagai sarpras pengelolaan sampah untuk mendorong warga melakukan pengolahan sampah mandiri dari rumah. Sarpras yang dibagikan antara lain ember kompos, kompos bag, cairan EM4, dan tempat sampah berongga yang disalurkan ke 78 RT dan 15 RW se-Kelurahan Padukuhan Kraton.
“Kondisi wilayah kami memang belum memiliki Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS-3R), sehingga kami mengandalkan pengolahan mandiri di tingkat warga. Karena itu kami ajak masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah. Sampah organik bisa diolah jadi kompos, sedangkan sampah anorganik bisa disetorkan ke bank sampah Pokja PI Padukuhan Kraton,” jelas Putry,sapaan akrabnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa secara umum masih banyak warga yang membuang sampah ke TPS. Oleh karena itu, edukasi dan penguatan kapasitas warga terus dilakukan, salah satunya melalui pelatihan dan penyediaan sarana pengomposan agar masyarakat semakin terbiasa dan mampu mengelola sampahnya secara mandiri.
“Kami percaya, dengan pendampingan dan dukungan dari pemerintah, ditambah semangat warga yang luar biasa, kami bisa mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” pungkasnya. (Dian)
Penyerahan tersebut menjadi salah satu bentuk dukungan nyata dari pemerintah dalam mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat, khususnya di lingkungan permukiman warga.
Wali Kota yang akrab disapa Aaf itu menekankan bahwa, penanganan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau instansi terkait, melainkan harus melibatkan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat.
"Persoalan sampah ini tidak bisa diselesaikan sendirian. Sebesar apapun anggaran yang dikeluarkan dan sebagus apapun program yang dijalankan, jika tidak ada peran serta masyarakat, tidak akan maksimal hasilnya. Maka dari itu, kita perlu kerja sama. RT dan RW harus menjadi motor penggeraknya. Alhamdulillah, warga Padukuhan Kraton tetap semangat, termasuk saat mengikuti pelatihan pembuatan kompos pada hari ini," tutur Aaf.
Ia mengapresiasi semangat warga yang tetap antusias meskipun Kota Pekalongan masih berada dalam kondisi darurat sampah. Menurutnya, semangat gotong royong inilah yang menjadi modal penting dalam menangani masalah lingkungan secara bertahap.
"InshaAllah step by step, penanganan sampah ini bisa kita atasi bersama. Peran RT/RW sangat penting, karena mereka yang paling dekat dengan warga. Mari kita teruskan upaya ini agar lingkungan kita makin bersih dan sehat," tegasnya.
Sementara itu, Lurah Padukuhan Kraton, Widya Putry Nugroho, menyampaikan bahwa di tahun ini pihak kelurahan telah mengalokasikan pengadaan berbagai sarpras pengelolaan sampah untuk mendorong warga melakukan pengolahan sampah mandiri dari rumah. Sarpras yang dibagikan antara lain ember kompos, kompos bag, cairan EM4, dan tempat sampah berongga yang disalurkan ke 78 RT dan 15 RW se-Kelurahan Padukuhan Kraton.
“Kondisi wilayah kami memang belum memiliki Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS-3R), sehingga kami mengandalkan pengolahan mandiri di tingkat warga. Karena itu kami ajak masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah. Sampah organik bisa diolah jadi kompos, sedangkan sampah anorganik bisa disetorkan ke bank sampah Pokja PI Padukuhan Kraton,” jelas Putry,sapaan akrabnya.
Meski demikian, ia mengakui bahwa secara umum masih banyak warga yang membuang sampah ke TPS. Oleh karena itu, edukasi dan penguatan kapasitas warga terus dilakukan, salah satunya melalui pelatihan dan penyediaan sarana pengomposan agar masyarakat semakin terbiasa dan mampu mengelola sampahnya secara mandiri.
“Kami percaya, dengan pendampingan dan dukungan dari pemerintah, ditambah semangat warga yang luar biasa, kami bisa mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” pungkasnya. (Dian)