Usung Konsep BGH, Bangunan Pasar Banjarsari Lebih Ramah Lingkungan

Pembangunan kembali Pasar Banjarsari Kota Pekalongan, yang terbakar pada Februari 2018 kini terus dikebut oleh Pemerintah Kota Pekalongan. Terlebih saat ini progress di lapangan berjalan lancar, dimana pembangunan pasar tersebut ditargetkan selesai pada Agustus 2024.
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid menjelaskan, pasar yang pada saat itu menjadi pasar terbesar di Kota Pekalongan ini, akan kembali dibangun menggunakan konsep Green Building dan bersertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH) oleh Kementerian-PUPR RI. Sebab, hal ini memiliki peran penting untuk memastikan pembangunan yang dilakukan tetap dapat menjaga aspek fisik lingkungan dan biocapacity.
Berdasarkan PP Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyebutkan bahwa, BGH merupakan bangunan gedung yang memenuhi standar teknis bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya. Terlebih lagi, green infrastructure juga didorong dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
"Design pembangunan Pasar Banjarsari Kota Pekalongan sebenarnya sudah ditentukan dari awal perencanaan. Namun, ini lebih kepada teknis bahwa pasar ini harus terpenuhi bangunan berstandar Bangunan Gedung Hijau, dimana untuk penyerapan panas, sirkulasi udara, serapan air hujan, penghematan energi dan sebagainya bisa berjalan baik,"ucap Mas Aaf, sapaan akrabnya usai melakukan audiensi dengan Perwakilan Kemen-PUPR RI, didampingi Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, berlangsung di Ruang Kerja Walikota Pekalongan, Senin (8/1/2024).
Selain menggunakan konsep BCG, lanjut Aaf menambahkan, rencananya bangunan Pasar Banjarsari yang baru ini juga dilengkapi dengan ornamen-ornamen kearifan lokal, yakni motif khas Pekalongan, batik Jlamprang.
"Kita minta ke pelaksana ada ornamen khas Pekalongan yaitu batik Jlamprang. Secara prinsip sih sudah oke, dan progress pembangunan sudah 22 persen. Progress ini sesuai time schedule. Mudah-mudahan pembangunan Pasar Banjarsari ini bisa segera selesai agar bisa ditempati para pedagang. Mengingat, Pasar Sorogenen dan pasar darurat di Jalan Patiunus ini akan kami kembalikan fungsinya seperti semula,"bebernya.
Terkait pemilihan warna dari design pasar tersebut, Mas Aaf menilai lebih fokus pada warna - warna netral dan simple namun elegan.
"Ada 12 warna usulan, tapi menurut Saya yang paling simple dan netral warnanya yaitu warna krem muda dikombinasi dengan warna coklat. Tapi, Saya minta sampel cat warna aslinya, karena tadi baru visual komputer. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono menerangkan bahwa, sesuai time schedule, bahwa pembangunan Pasar Banjarsari ini didorong 2 bulan lebih cepat dari target waktu pelaksanaan 12 bulan (1 tahun) menjadi 10 bulan.
"Kemarin per akhir Tahun, 31 Desember 2023, progress pembangunannya sudah mencapai lebih dari 22 persen. Artinya, ada deviasi positif dari target seharusnya 20 persen. Setiap minggu, pengerjaan pembangunan pasar tersebut kami evaluasi bersama oleh tim teknis agar tetap berjalan sesuai yang direncanakan,"ungkap Supriono.
Lanjutnya, termasuk, bahwa pembangunan gedung Pasar Banjarsari ini harus menerapkan Bangunan Gedung Hijau (BGH) atau green building. Dengan konsep BGH yang baru pertama kali dibangun di Kota Pekalongan ini, maka bisa menghemat energi 20-30 persen. Dimana, di dalamnya didesign ada penyerapan panas untuk dikembalikan lagi ke udara sebesar 20 persen agar bangunan tersebut lebih modern dan ramah lingkungan.
"Saat ini progress di lapangan sudah mulai pengecoran lantai 2. InshaAllah pengecatannya sekitar Bulan Maret. Tadi sudah kami konsultasikan bersama dengan Bapak Walikota untuk memilih warna yang soft dan netral yaitu warna krem muda dikombinasikan dengan coklat, akan mulai nampak nanti Bulan Maret 2024,"pungkasnya
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid menjelaskan, pasar yang pada saat itu menjadi pasar terbesar di Kota Pekalongan ini, akan kembali dibangun menggunakan konsep Green Building dan bersertifikat Bangunan Gedung Hijau (BGH) oleh Kementerian-PUPR RI. Sebab, hal ini memiliki peran penting untuk memastikan pembangunan yang dilakukan tetap dapat menjaga aspek fisik lingkungan dan biocapacity.
Berdasarkan PP Nomor 16 Tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung menyebutkan bahwa, BGH merupakan bangunan gedung yang memenuhi standar teknis bangunan gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya. Terlebih lagi, green infrastructure juga didorong dalam rangka mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
"Design pembangunan Pasar Banjarsari Kota Pekalongan sebenarnya sudah ditentukan dari awal perencanaan. Namun, ini lebih kepada teknis bahwa pasar ini harus terpenuhi bangunan berstandar Bangunan Gedung Hijau, dimana untuk penyerapan panas, sirkulasi udara, serapan air hujan, penghematan energi dan sebagainya bisa berjalan baik,"ucap Mas Aaf, sapaan akrabnya usai melakukan audiensi dengan Perwakilan Kemen-PUPR RI, didampingi Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono, berlangsung di Ruang Kerja Walikota Pekalongan, Senin (8/1/2024).
Selain menggunakan konsep BCG, lanjut Aaf menambahkan, rencananya bangunan Pasar Banjarsari yang baru ini juga dilengkapi dengan ornamen-ornamen kearifan lokal, yakni motif khas Pekalongan, batik Jlamprang.
"Kita minta ke pelaksana ada ornamen khas Pekalongan yaitu batik Jlamprang. Secara prinsip sih sudah oke, dan progress pembangunan sudah 22 persen. Progress ini sesuai time schedule. Mudah-mudahan pembangunan Pasar Banjarsari ini bisa segera selesai agar bisa ditempati para pedagang. Mengingat, Pasar Sorogenen dan pasar darurat di Jalan Patiunus ini akan kami kembalikan fungsinya seperti semula,"bebernya.
Terkait pemilihan warna dari design pasar tersebut, Mas Aaf menilai lebih fokus pada warna - warna netral dan simple namun elegan.
"Ada 12 warna usulan, tapi menurut Saya yang paling simple dan netral warnanya yaitu warna krem muda dikombinasi dengan warna coklat. Tapi, Saya minta sampel cat warna aslinya, karena tadi baru visual komputer. Mudah-mudahan semuanya bisa berjalan lancar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono menerangkan bahwa, sesuai time schedule, bahwa pembangunan Pasar Banjarsari ini didorong 2 bulan lebih cepat dari target waktu pelaksanaan 12 bulan (1 tahun) menjadi 10 bulan.
"Kemarin per akhir Tahun, 31 Desember 2023, progress pembangunannya sudah mencapai lebih dari 22 persen. Artinya, ada deviasi positif dari target seharusnya 20 persen. Setiap minggu, pengerjaan pembangunan pasar tersebut kami evaluasi bersama oleh tim teknis agar tetap berjalan sesuai yang direncanakan,"ungkap Supriono.
Lanjutnya, termasuk, bahwa pembangunan gedung Pasar Banjarsari ini harus menerapkan Bangunan Gedung Hijau (BGH) atau green building. Dengan konsep BGH yang baru pertama kali dibangun di Kota Pekalongan ini, maka bisa menghemat energi 20-30 persen. Dimana, di dalamnya didesign ada penyerapan panas untuk dikembalikan lagi ke udara sebesar 20 persen agar bangunan tersebut lebih modern dan ramah lingkungan.
"Saat ini progress di lapangan sudah mulai pengecoran lantai 2. InshaAllah pengecatannya sekitar Bulan Maret. Tadi sudah kami konsultasikan bersama dengan Bapak Walikota untuk memilih warna yang soft dan netral yaitu warna krem muda dikombinasikan dengan coklat, akan mulai nampak nanti Bulan Maret 2024,"pungkasnya