Uri-Uri Budaya, Kecamatan Pekalongan Selatan Helat Festival Seni Budaya Musik Tradisional

Sebagai upaya menguri-uri seni dan budaya, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Kecamatan Pekalongan Selatan menghelat Festival Seni Budaya Seni Musik Tradisional Tahun 2019 yang digelar di Halaman Kecamatan setempat, Rabu siang (18/9/2019).

 

Berbagai penampilan seni budaya berciri khas dari masing-masing kelurahan se-Kecamatan Pekalongan Selatan ditampilkan. Festival tersebut dibuka oleh Asisten Pembangunan Setda Kota Pekalongan, Erly Nufiati SE dan dihadiri oleh Camat Pekalongan Selatan, Drs Suyono MSi beserta jajaran dan tamu undangan lainnya.

 

Asisten Pembangunan Setda Kota Pekalongan, Erly Nufiati SE dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan festival tersebut yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta dan bangga masyarakat Kota Pekalongan khususnya di Kecamatan Pekalongan Selatan dengan kebudayaan sendiri yang merupakan salah satu kearifan local masyarakat setempat.

 

“Kota Pekalongan yang majemuk ini, budaya mendapatkan tempat yang khusus di masyarakat, hal ini dibuktikan dengan ditetapkannya Kota Pekalongan sebagai salah satu Jejaring Kota Kreatif Dunia yang merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat setempat,” ujar Erly.

 

Menurut Erly, meskipun telah mendapatkan penghargaan bergengsi kancah dunia, namun aktivitas masyarakat dalam menguri-uri budaya harus selalu dikembangkan seperti melalui festival budaya ini. Sebab, selain dapat mempertahankan budaya setempat diharapkan juga mampu meningkatkan silaturahmi antar sesame warga sehingga kerukunan senantiasa terjaga dengan baik. Lebih lanjut, kata Erly, Pemerintah Kota Pekalongan akan terus mendorong kampung-kampung budaya agar dapat menjadi tempat yang layak dikunjungi para wisatawan yang berkunjung ke Kota Pekalongan.

 

“Di beberapa wilayah Kota Pekalongan telah dikukuhkan menjadi Kampung Budaya seperti Kampung Setono, Gamer, Sapuro, dan Bendan yang sepatutnya diapresiasi bersama sebagai tempat untuk mengembangkan kelestarian dan kebudayaan warisan leluhur yang menjadi ciri khas yang ada di Kota Pekalongan,” jelas Erly.

 

Erly juga mengajak kepada segenap masyarakat Kota Pekalongan untuk meningkatkan kesadaran terhadap kelestarian budaya di Kota Pekalongan agar menjadi destinasi wisata, mengeksplorasi serta menjalin kolaborasi antar wilayah untuk menghadirkan potensi kreatif yang pada akhirnya bisa menjadi penguatan ekonomi masyarakat setempat.

 

Di lain pihak, Camat Pekalongan Selatan, Drs Suyono, MSi mengungkapkan festival seni budaya yang dihelat rutin setiap rutin ini bertujuan untuk mempertahankan seni budaya asli masyarakat yang terpengaruh teknologi yang canggih akan punah jika tidak dilestarikan.

 

“Sebagian wilayah Pekalongan Selatan ini masyarakatnya mayoritas sangat religius, kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun dengan tema yang berbeda-beda seperti lomba dai cilik, lomba muadzin, lomba musik rampak, dan sebagainya,” kata Suyono.

 

Adapun peserta, lanjut Suyono, diikuti oleh enam kelurahan yang ada di Pekalongan Selatan yang 1 kelompok terdiri dari maksimal 15 orang yang akan dinilai oleh para tim juri berpengalaman dan kompeten dari Dewan Kesenian Daerah Kota Pekalongan.

 

“Budaya Pekalongan Selatan ini banyak sekali macamnya diantaranya music rampak, duror, dan sebaganya yang didominasi oleh musik-musik religius sebab konon dahulu wilayah ini, seni budaya tersebut sering dimainkan oleh para wali dari Jenggot,” jelas Suyono.

 

Para peserta yang menampilkan jenis musik tradisional khas masing-masing kelurahan dengan durasi maksimal 30 menit, akan dinilai dari segi ide pertunjukkan, harmoni, keselarasan, tata panggung, kreativitas, dan penampilan.