Upaya Apik, Warisi Pengetahuan Lewat Koleksi Batik Kuno Pekalongan

Menjadi tempat penyimpanan koleksi benda bersejarah atau warisan budaya dan berfungsi mewariskan pengetahuan serta sejarah yang dimiliki daerahnya kepada masyarakat secara luas, Museum Batik Kota Pekalongan saat ini masih menyimpan koleksi batik kuno khas Pekalongan tahun 1900’an, salah satunya motif batik jlamprang dan batik dongeng.

Kepala Museum Batik Kota Pekalongan, Akhmad Asror menjelaskan bahwa kain batik motif jlamprang tahun 1900’an menjadi salah satu koleksi terlama yang masih disimpan dan ditampilkan di ruang pamer Museum Batik. Tidak hanya itu, Kota Pekalongan juga memiliki warisan batik dongeng salah satunya yaitu motif cinderella, dijelaskan Asror kini batik dongeng cukup langka, adapuan peminatnya dari kalangan tertentu atau eksklusif.

“Untuk kondisi kain memang sudah tidak sebaik dahulu, sebab ketahanan tekstil semakin lama akan semakin rapuh, sehingga tidak semua koleksi kuno kami display secara fisik di ruang pamer, untuk menjaga keutuhan dan koleksi ini. Akan tetapi pengunjung tetap bisa melihat koleksi kuno secara virtual ketika berkunjung ke Museum,” katanya.

Namun saat ini, pengunjung masih bisa melihat dan menikmati secara langsung salah satu koleksi kuno batik dongeng motif Cinderella yang didisplay di ruang pamer III. Lebih lanjut, ia menjelaskan batik dongeng ini masuk dalam koleksi batik pesisisran non filosofis yang mendapat pengaruh dari budaya eropa, biasanya jenis batik ini menyadur dari majalah atau kartu pos terbitan eropa.

“Kalau motif pesisiran ada yang filosofis dan non filosofis, lalu biasanya motif yang tertuang memiliki pengaruh dari Tionghoa dan India,” tukasnya.

Asror berharap, Museum Batik Kota Pekalongan dapat terus menjaga dan merawat koleksi warisan budaya batik sehingga generasi masa mendatang, masih bisa menggali ilmu dan pengetahuan dari benda bersejarang yang masih tersimpan utuh dengan kondisi yang baik.