TSBK Setono Semakin Mantap Hadapi Bencana

Sebagai upaya mempersiapkan Desa/Kelurahan Tangguh Bencana, Tim Siaga Bencana Kelurahan (TSBK) Setono yang telah terbentuk pada Agustus lalu mendapatkan pelatihan pengembangan masyarakat Tangguh bencana (Mastana) yang digelar oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Pemerintah Kota Pekalongan, berlangsung di Aula Kelurahan Setono setempat, Senin (7/10/2019).
Upaya pelatihan tersebut dimaksudkan untuk lebih memantapkan masyarakat yang telah tergabung dalam TSBK Setono untuk siaga menghadapi bencana yang ada di wilayahnya yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan Mastana dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat khususnya kelompok rentan dalam mempersiapkan Sumber Daya guna meminimalisir resiko bencana pada wilayah terdampak bencana.
“Atas nama Pemerintah tentu Saya apresiasi karena Pekalongan ini juga termasuk daerah rawan bencana jika ditinjau dari geografisnya, termasuk yang selama ini 11 tahun kita alami yaitu banjir rob. Oleh karena itu, ini harus dipersiapkan dari warganya sendiri, relawan dan semuanya bagaimana mereka harus memahami tiga tahapan yakni persiapan sebelum bencana, pada saat bencana dan pasca bencana,” ungkap Saelany.
Menurut Saelany, pelatihan ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat terutama yang sudah tergabung TSBK setempat dalam membantu pemerintah terutama dalam hal memberi informasi dan melaporkan kejadian bencana dan melakukan pertolongan dan penyelamatan dini apabila terjadi bencana.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana BPBD Provinsi Jawa Tengah, Ir Safrudin MSi menuturkan pelatihan Mastana ini digelar selama lima hari yakni 7-11 Oktober 2019 dengan memfokuskan pada partisipasi masyarakat untuk lebih mengenal ancaman-ancaman bencana, persiapan langkah menghadapi bencana dan resiko yang ditimbulkan.
“Masyarakat kami ajari melalui fasilitator untuk mengenal ancaman yang ada, masyarakat mana yang rentan sehingga mereka bisa membuat peta resiko bencana, ada ancaman dan rentan sosial baik fisik maupun non fisik. Selanjutnya, fasilitator akan mengarahkan mereka untuk memetakan sesuai dengan kondisi yang ada di wilayahnya, karena mereka nanti akan menggunakan peta resiko itu ketika terjadi bencana,” ujar Safrudin.
Disampaikan Safdrudin, ketika desa itu tangguh bencana, maka akan terbentuk pola masyarakat yang tangguh bencana juga begitupun sebaliknya.
Lurah Setono, Rusanti SH menyambut positif adanya pelatihan ini dengan harapan TSBK Setono yang telah terbentuk dari seluruh elemen masyarakat baik dari karang taruna, LPM/BKM, catur pilar, bahkan ibu-ibu juga turut dilibatkan akan semakin memantapkan persiapan relawan TSBK untuk Tangguh terhadap bencana yang terjadi di Kelurahan setempat.
“TSBK Setono terbentuk dengan adanya alokasi dana kelurahan, karena kami memandang perlu dibentuknya tim relawan siaga bencana tersebut. Kegiatan mereka sudah kami mulai dengan pembekalan-pembekalan anggota. Harapannya dengan pemantapan TSBK yang telah terbentuk ini, mereka akan lebih menguasai lagi teknik pencegahan-pencegahan bencana dan siap sejak dini dalam mengurangi resiko yang ditimbulkan,” tandas Rusanti.