Tinjau Pantai, Cari Solusi Pendangkalan Muara

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota Pekalongan terus berupaya untuk mengembalikan kejayaan perikanan di Kota Pekalongan. Namun permasalahan yang terjadi di lapangan yakni adanya pendangkalan muara yang menyebabkan berkurangnya jumlah kapal besar yang masuk ke TPI Kota Pekalongan.

Salah satu cara mengatasi pendangkalan yakni dengan menghilangkan sendimentasi di mulut muara, dengan cara memperbaiki mulut muara yang dirasa tidak sesuai. Selama ini dua pemecah gelombang sebelah Barat dan Timur panjangnya sama sehingga jika ada arus laut Timur otomatis pasir pantai akan masuk kedalam pintu muara sungai dan terjadi sendimentasi.

Menindaklanjuti hal tersebut, Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid SE bersama Ketua Asosiasi Purseseine Indonesia (API) Kota Pekalongan, Mofid yang juga Anggota DPRD Kota Pekalongan, serta instansi/dinas terkait meninjau pantai yang mengalami masalah pendangkalan pendangkalan muara, Rabu (21/4/2021). "Kami bersama meninjau lokasi ini untuk menyatukan pemikiran agar hal-hal yang diprogramkan oleh pemerintah nantinya dapat mengatasi permasalahan, khususnya pendangkalan muara," jelas Walikota Aaf, sapaan akrabnya.

Dijelaskan Aaf bahwa ada pendangkalan muara di Kota Pekalongan cukup parah. Menurutnya, pengerukan bukan solusi tepat. Mengatasi masalah ini juga harus sinkron dengan pembangunan pelabuhan onshore dan tanggul rob. "Mudah-mudahan kita bisa programkan penanganan permasalahan pendangkalan muara, rob, dan pembangunan pelabuhan dengan baik sehingga sektor perikanan di Kota Pekalongan bangkit kembali," papat Aaf.

Kaitannya dengan perikanan dikatakan Aaf bahwa dibanding dahulu, ini bukan sekadar menurun tetapi anjlok. Banyak hal yang mempengaruhi seperti pendangkalan muara dan adanya rob. "Ini kami diskusi bersama penanganan seperti apa yang sesuai nanti kita programkan," kata Aaf.

Sementara itu Ketua API sekaligus Anggota Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Mofid SH juga mengungkapkan keinginannya menjadikan sektor perikanan menjadi nomor satu dan menjadi tumpuan ekonomi di Kota Pekalongan selain batik.

Kaitannya dengan masalah muara menurut Mofid pemecah gelombang bagian Timur haruslah lebih panjang dari yang Barat. "Sekarang ini kan panjangnya sama sehingga gelombang yang membawa pasir masuk ke mulut muara dan menyebabkan pendangkalan. jadi bagian Timur harus diperpanjang lagi 50-100 meter," ujar Mofid.

"Dahulu sebelum ada kenaikan BBM ada 764 kapal besar, sekarang hanya 125 kapal besar, itupun kurang dari seratus yang beroperasi. Karena pendangkalan banyak yang masuk ke pelabuhan di Tegal dan Juwana," tetang Mofid.

Mofid tengah berupaya ikut melobi. Katanya, pengusaha cakalang di Muara Baru dan Banyuwangi ke depannya akan berlabuh di sini. "Ini terus kita upayakan dan berdayakan lagi," pungkas Mofid.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)