Tingkatkan Keterampilan dan Kolaborasi, Damkar Satpol PP Latih Masyarakat dan Petugas Damkar 3 Daerah Simulasi di Gedung Bertingkat

Kejadian darurat seperti kebakaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja baik di rumah, kantor, bangunan bertingkat dan sebagainya. Guna meningkatkan keterampilan dan kerjasama, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Pemadam Kebakaran (Damkar) Satpol PP Kota Pekalongan melatih masyarakat dan petugas damkar dari tiga daerah yakni Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, bertempat di Rusunawa Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan, Selasa siang (26/11/2019).
Kegiatan sosialisasi dan edukasi sekaligus peningkatan keterampilan ini dibuka secara langsung oleh Walikota Pekalongan, HM Saelany Machfudz SE. Saelany menyampaikan bahwa pelaksanaan pelatihan ini sangat penting diadakan sebagai bekal ilmu dan menambah wawasan serta pengalaman masyarakat dan petugas damkar agar lebih sikap dan tanggap dalam mengantisipasi maupun menangani kejadian kebakaran yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
“Kegiatan ini juga kami pandang sebagai silaturahmi antar masyarakat dan petugas damkar dari tiga daerah yaitu Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang. Ketika mereka sudah dilatih ke depan mereka harus bisa lebih sigap, tanggap, serta peka dalam menghadapi berbagai hal saat terjadi kebakaran,” kata Saelany.
Saelany mengharapkan melalui kegiatan ini segala resiko yang ditimbulkan oleh peristiwa kebakaran dan diminimalisir. Menurut Saelany, kesadaran akan pentingnya pencegahan kebakaran dan penanggulangan dini terhadap bahaya kebakaran, pada umumnya masih dirasakan sangat kurang. Sehingga, masih seringkali terjadi kejadian kebakaran yang selalu mengakibatkan banyak kerugian. Untuk mencegah kejadian kebakaran dan mengurangi dampak yang ditimbulkannya, diperlukan tingkat pengetahuan tentang api yang memadai dan ketelitian dalam mengantisipasinya.
“Di Kota Pekalongan menurut catatan telah terjadi 32 kejadian kebakaran di tahun ini. Yang terpenting adalah memaksimalkan sosialisasi pencegahannya, dan kami berharap masyarakat serta petugas damkar mengantisipasi bahaya kebakaran dari hal terkecil apapun itu. Oleh karena itu, dengan diadakan pelatihan simulasi kebakaran dan evakuasi penanganan korban hari ini bisa menumbuhkan semangat peserta agar mampu menanggulangi kebakaran lebih efektif dan tepat,” terang Saelany.
Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Pekalongan yang menaungi Damkar setempat, Dr Sri Budi Santoso MSi menjelaskan pelatihan gabungan inin merupakan tindaklanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Kota Pekalongan dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang mengenai Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada bulan Oktober lalu.
“Dengan latihan ini ada kolaborasi yang semakin bagus antar ketiga Pemda tersebut sehingga kemampuan penanggulangan dapat lebih terkoordinir dan terlatih jika terjadi kejadian kebakaran. Selama ini teman-teman Damkar sudah saling membantu saat kejadian kebakaran. Pelatihan ini kami lebih fokuskan pada simulasi kebakaran di gedung bertingkat dan evakuasi penanganan korban ke tempat yang lebih aman saat terjadi kebakaran,” papar SBS.
Dituturkan SBS, saat ini Damkar Satpol PP Kota Pekalongan memiliki personil sebanyak 28 orang yang dibagi dalam 4 kelompok dengan shift rata-rata 8 jam dan memiliki sarana dan prasarana mobil pemadam kebakaran 3 unit, dan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher. Sebagai informasi, lanjut SBS, Satpol PP dan Damkar Kota Pekalongan berdasarkan survey dari Bagian Organisasi Sekda setempat mendapatkan peringkat pertama pelayanan kepuasan masyarakat
“Ke depan mudah-mudahan secara bertahap sarana mobil bisa dilengkapi sebagai komitmen melindungi kepentingan masyarakat. Dalam memadamkan kebakaran, tidak hanya fokus pada lokasinya, namun yang lebih utama mencegah peristiwa tersebut agar tidak meluas parah yang dapat menimbulkan korban lebih besar.
Berbagai upaya telah kami lakukan disamping mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dan lewat media sosial, kami juga rutin melakukan monitoring ke wilayah-wilayah untuk memetakan lokasi yang berpotensi kebakaran dan jika terjadi kebakaran jangkauan wilayahnya yang sulit misalnya jalannya sempit, gapura terlalu rendah, banyak bahan-bahan berbahaya disekitarnya, rumah terlalu padat, disamping itu kami monitoring juga ke Gedung-gedung , bangunan public, hotel, rumah sakit, OPD untuk kesiapan pencegahan kebakaran,” tutup SBS.