Tingkatkan Derajat Kesehatan, Pengrajin Batik Dapat Penyuluhan dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Para pengrajin batik yang tergabung dalam Paguyuban Kampung Batik Kauman mendapatkan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan secara gratis oleh Dinas Kesehatan Kota Pekalongan bekerjasama dengan Universitas Pekalongan dan Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta (UNS), berlangsung di Omah Kreatif Kauman, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jumat siang (14/7/2023). Secara bergantrian, mereka mengantri untuk di cek kesehatan berupa cek tensi, gula darah, kolestrol, dan antropometri.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto mengatakan bahwa, kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi antara UNS, Unikal, dan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan dalam rangka pembinaan kepada para pengrajin batik Kauman. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka.
"Agar secara rutin atau berkala mereka bisa melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatannya," ucapnya.
Menurutnya, dari sektor derajat kesehatannya, para pengrajin batik ini perlu dilindungi, salah satunya dengan membentuk pos upaya kesehatan kerja. (Pos UKK)
"Kami berharap ada pemberdayaan dari mereka untuk mengetahui dan meningkatkan derajat kesehatan di komunitas pengrajin batik ini. Harapannya, kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis ini bisa meningkatkan kesadaran dari para pengrajin batik agar mereka peduli tentang kondisi kesehatannya dan ke depan mereka bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk memelihara kesehatannya seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat," tegasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Rr Vita Nurlatif menerangkan bahwa, dari pendampingan atau penyuluhan kesehatan Unikal kepada para pengrajin yakni terkait prosedur kerja yang sehat, dan aman pada tiap-tiap tahapan pembatikan mulai persiapan alat dan bahan, pelekatan lilin/malam (mbatik), pewarnaan hingga nglorod atau pelepasan lilin/malam. Sementara, UNS melaksanakan penelitian untuk menggagas kursi kerja pembatik yang ergonomis (kurgonomis), dan dari Dinkes memberikan pemeriksaan kesehatan baik cek tensi, gula darah, kolestrol, dan antropometri.
"Sasarannya sekitar lebih dari 40 orang. Kami selaku unsur pentahelix dari akademisi, pemerintah setempat, peneliti memiliki concern yang cukup tinggi untuk mengembangkan sekaligus menguatkan branding batik, dimana Kota Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik Dunia," ujar Vita.
Lanjutnya, sehingga diharapkan tidak hanya produksinya yang bagus, tetapi juga saat proses produksinya sehat, aman, dan bersih.
"Harapannya, kegiatan ini akan dilakukan secara rutin dalam bentuk pendampingan yang lebih spesifik. Kami akan membawa 4 program studi dibawah Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk mendampingi desain kerja ekonomis, postur kerja yang baik, minimalisir kejadian risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja di sektor pembatikan informal, dan sebagainya," pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto mengatakan bahwa, kegiatan ini terselenggara atas kolaborasi antara UNS, Unikal, dan Dinas Kesehatan Kota Pekalongan dalam rangka pembinaan kepada para pengrajin batik Kauman. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan mereka.
"Agar secara rutin atau berkala mereka bisa melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui kondisi kesehatannya," ucapnya.
Menurutnya, dari sektor derajat kesehatannya, para pengrajin batik ini perlu dilindungi, salah satunya dengan membentuk pos upaya kesehatan kerja. (Pos UKK)
"Kami berharap ada pemberdayaan dari mereka untuk mengetahui dan meningkatkan derajat kesehatan di komunitas pengrajin batik ini. Harapannya, kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gratis ini bisa meningkatkan kesadaran dari para pengrajin batik agar mereka peduli tentang kondisi kesehatannya dan ke depan mereka bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk memelihara kesehatannya seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat," tegasnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Rr Vita Nurlatif menerangkan bahwa, dari pendampingan atau penyuluhan kesehatan Unikal kepada para pengrajin yakni terkait prosedur kerja yang sehat, dan aman pada tiap-tiap tahapan pembatikan mulai persiapan alat dan bahan, pelekatan lilin/malam (mbatik), pewarnaan hingga nglorod atau pelepasan lilin/malam. Sementara, UNS melaksanakan penelitian untuk menggagas kursi kerja pembatik yang ergonomis (kurgonomis), dan dari Dinkes memberikan pemeriksaan kesehatan baik cek tensi, gula darah, kolestrol, dan antropometri.
"Sasarannya sekitar lebih dari 40 orang. Kami selaku unsur pentahelix dari akademisi, pemerintah setempat, peneliti memiliki concern yang cukup tinggi untuk mengembangkan sekaligus menguatkan branding batik, dimana Kota Pekalongan dikenal sebagai Kota Batik Dunia," ujar Vita.
Lanjutnya, sehingga diharapkan tidak hanya produksinya yang bagus, tetapi juga saat proses produksinya sehat, aman, dan bersih.
"Harapannya, kegiatan ini akan dilakukan secara rutin dalam bentuk pendampingan yang lebih spesifik. Kami akan membawa 4 program studi dibawah Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk mendampingi desain kerja ekonomis, postur kerja yang baik, minimalisir kejadian risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja di sektor pembatikan informal, dan sebagainya," pungkasnya.