Tim SKPT Imbau Masyarakat Jeli Pilih Makanan

Kota Pekalongan – Untuk mengantisipasi pemakaian bahan berbahaya pada makanan sekaligus menjamin keamanan pangan yang beredar di masyarakat, Tim Sistem Keamanan Pangan Terpadu (SKPT) Kota Pekalongan melakukan sidak ke empat pasar tradisional di Kota Pekalongan, yakni pasar Banyuurip, Podosugih, Sorogenen, dan Grogolan.

Dari pasar yang disidak, diambil 80 sampel, dimana ada empat indikator uji sampling yakni formalin, boraks, pestisida, dan rhodamine B (pewarna tekstil) masing-masing lima sampel. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Seksi Distribusi dan Keamanan Pangan Dinperpa Kota Pekalongan, Kusyanto di kantornya, Kamis (7/1/2021). 

“Untuk sampel yang kami ambil, diantaranya mie basah, bakso, ayam potong, ikan segar, ikan asin, sosis, dan sebagainya untuk uji sampling formalin dan boraks. Kemudian sampel makanan pestisida, kami ambil dari buah dan sayuran seperti anggur, apel, buah pir, tomat, buncis, kol, dan cabe. Sedangkan, rhodamin B ada kerupuk usek warna merah, terasi, agar-agar dan sambel gilingan,”kata Kusyanto.

Kusyanto menjelaskan, kegiatan tersebut rutin digelar untuk mengetahui mahanan yang beredar di masyarakat bebas dari bahan tambahan berbahaya. Pihaknya, juga bekerjasama dengan instansi terkait yakni Satpol PP, Dinas Kesehatan, Polres Pekalongan Kota, DKP, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM, serta Bagian Perekonomian Setda setempat.

“Jika ada temuan bahan makanan berbahaya, kami akan melakukan pembinaan kepada penjual dan produsen agar tidak menjual bahan makanan yang berbahaya. Namun, jika skalanya besar, maka akan ditindak dengan tegas oleh instansi terkait,”terangnya.

Sementara itu, petugas kesehatan tim uji sampling, Sujarwo mengatakan bahwa, dari hasil uji sampel yang dilakukan, untuk makanan yang mengandung boraks terdapat pada bakso ayam dan tahu bakso. Sedangkan, formalin ditemukan pada makanan cumi asin, mie gepeng, dan mie basah. 

Kemudian sayuran jenis caisin dan buah anggur positif mengadung pestisida, serta rhodamin B (pewarna tekstil) warna merah ditemukan pada sampel makanan kerupuk usek, jipang beras, pop corn, dan makanan ringan.

Pihaknya berpesan kepada masyarakat untuk dapat jeli dalam memilih makanan. Masyarakat bisa mengenali makanan yang mengandung bahan berbahaya dengan yang tidak, misalnya makanan berformalin umumnya tidak dikerubung serangga dan jauh lebih tahan lama, serta tidak berbau.

“Jika makanan memiliki warna mencolok atau lebih terang diindikasi mengandung bahan pewarna tambahan (rhodamin B). Berbeda dengan pewarna makanan alami, biasanya warnanya lebih natural dan tidak mencolok. Mie basah yang biasanya dipakai untuk bakmi dan bakso, jika sampai sore tidak lengket atau berbau, diindikasi mie tersebut mengandung formalin,”pungkasnya.


(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)