Tiga Tahun Terakhir, Kota Pekalongan Bebas dari Penyakit Frambusia

Kota Pekalongan - Kebiasaan higiene dan sanitasi masyarakat yang cukup baik, membuat kota Pekalongan sejak tiga tahun terakhir terhindar dari ancaman kuman penyebab penyakit frambusia, hal ini diungkapkan langsung oleh Dinas Kesehatan setempat melalui kepala bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit, dr Indah Kurniawati M.Kes.
Indah menjelaskan penyakit frambusia disebabkan oleh subspesies Treponema Pallidum, bakteri yang satu keluarga dengan bakteri penyebab penyakit sifilis, penyakit menular seksual. Lebih lanjut, ia mengatakan penyakit frambusia ini hampir selalu ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
“Penularannya melalui sentuhan melalui bakteri di kulit yang tidak utuh seperti kulit yang luka atau lecet, kemudian melepuh dan menimbulkan krusta (koreng), sembuhnya agak lama dengan perawatan khusus,” terang Indah saat ditemui pada aksi simpatik hari tanpa tembakau sedunia, Selasa (31/5/2022).
Sejak lima tahun terakhir, pihaknya tidak mencatat adanya kasus frambusia di kota Pekalongan, ini bersinggungan dengan kesadaran masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan yang cukup bagus. Terlebih sejak pandemi, masyarakat menjadi lebih waspada untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri mereka.
“Alhamdulillah tiga tahun terakhir di kota pekalongan sudah tidak ada, ini juga bersinggungan dengan kebiasaan higienitas sanitasi masyarakat, kesadaran masyarakat menjaga kebersihan cukup bagus, ketika setelah beraktivitas kita cuci tangan dengan bersih, kemudian sejak pandemi kita juga jaga jarak itu juga membantu terjadinya penularan,” pungkasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Indah menjelaskan penyakit frambusia disebabkan oleh subspesies Treponema Pallidum, bakteri yang satu keluarga dengan bakteri penyebab penyakit sifilis, penyakit menular seksual. Lebih lanjut, ia mengatakan penyakit frambusia ini hampir selalu ditularkan melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi.
“Penularannya melalui sentuhan melalui bakteri di kulit yang tidak utuh seperti kulit yang luka atau lecet, kemudian melepuh dan menimbulkan krusta (koreng), sembuhnya agak lama dengan perawatan khusus,” terang Indah saat ditemui pada aksi simpatik hari tanpa tembakau sedunia, Selasa (31/5/2022).
Sejak lima tahun terakhir, pihaknya tidak mencatat adanya kasus frambusia di kota Pekalongan, ini bersinggungan dengan kesadaran masyarakat dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan yang cukup bagus. Terlebih sejak pandemi, masyarakat menjadi lebih waspada untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri mereka.
“Alhamdulillah tiga tahun terakhir di kota pekalongan sudah tidak ada, ini juga bersinggungan dengan kebiasaan higienitas sanitasi masyarakat, kesadaran masyarakat menjaga kebersihan cukup bagus, ketika setelah beraktivitas kita cuci tangan dengan bersih, kemudian sejak pandemi kita juga jaga jarak itu juga membantu terjadinya penularan,” pungkasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)