Teras Walikota : Mengulik Sejarah Kepahlawanan di Kota Pekalongan

Kota Pekalongan, Info Publik - "Hari Peringatan 10 November yang kita peringati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan, suatu moment bersejarah yang sangat penting untuk dikenang sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan atas jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang mati-matian membela kesatuan NKRI", salah satu kutipan dari sambutan Walikota Pekalongan, M. Saelany Machfudz dalam acara Teras Walikota " Mengulik Sejarah Kepahlawanan Kota Pekalongan" di Guest House (Rumah Dinas Walikota) pada Selasa (06/11/2018).
Acara Teras Walikota yang dikemas dalam bentuk dialog santai antara pemkot Pekalongan dengan seluruh lapisan masyarakat dan stageholders terkait hari ini dihadiri oleh Walikota Pekalongan, Dandim 0710 Pekalongan yang diwakili Kasdim Mayor Hufron, Dinas Kominfo Kota Pekalongan, Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI), Makmur Sofyan Mustofa, Ketua Veteran Pekalongan, Tambunan, perwakilan komunitas pemuda dan sepeda ontel, jajaran dan kru Batik TV dan para pelajar dari SMA di Kota Pekalongan.
Teras Walikota kali ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November. Acara tersebut berisi mengulik sejarah kepahlawanan yang ada di Kota Pekalongan dan peran kaum muda untuk mengenang jasa para pahlawan dalam mengisi kemerdekaan.
Walikota Pekalongan, M. Saelany Machfudz, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pekalongan sebagai salah satu kota sejarah yang memiliki cerita heroik dalam memperebut kemerdekaan Indonesia. Ia sedikit bercerita mengenai perjuangan masyarakat Pekalongan dalam memperebut kemerdekaan dari penjajah Jepang di peristiwa sejarah 3 Oktober 1945. Mayoritas yang ikut berperang dan gugur berasal dari kaum muda dan tentara. Pihaknya mengajak peran aktif dari para kaum muda milenial untuk meneruskan perjuangan
"Sesuai pepatah Bung Karno mengenai JAS MERAH, jangan sesekali kita melupakan jasa para pahlawan kita. Kaum muda harus menghayati pengorbanan pahlawan. Dulu kan pake usaha perang, sekarang berbeda yakni mengisi pembangunan sesuai bidang masing-masing dengan menghasilkan karya-karya terbaiknya agar semua impian bisa tercapai", kata Walikota.
Salah satu veteran yang hadir, Tambunan, menceritakan pada masa penjajahan, teknologi dan sarana komunikasi masih sangat sulit. Sehingga pada saat itu masyarakat Pekalongan hanya bisa mengakses berita kemerdekaan hanya melalui radio dan mendapatkan berita terlambat.
"Peristiwa sejarah 3 Oktober yang terjadi di Kota Pekalongan menjadi suatu bukti perjuangan masyarakat Pekalongan dalam berjuang melawan penjajahan. Pada saat itu yang diwakili oleh Mr. Besar mengajukan tiga tuntutan kepada Jepang, sah satunya pelucutan senjata namun pihak Jepak menolak permintaan tersebut. Permasalahan yang timbul dalam peristiwa ini adalah usaha pengambilalihan kekuasaan pemerintahan dari tangan Jepang di Kota Pekalongan. Namun, perundingan yang diadakan di Markas Kempetai yang sekarang menjadi Masjid Syuhada Pekalongan mengalami kegagalan karena berubah menjadi pertempuran antara masyarakat Pekalongan dengan pihak Jepang", jelas Tambunan.
Ia melanjutkan cerita mengenai 3 pemuda yang berteriak dari luar mendesak agar perundingan segera diselesaikan. Tak berselang lama, mereka nekat menurunkan bendera Jepang dan menggantikannya dengan bendera merah putih. Mereka pun seketika ditembak mati oleh Jepang. Sebanyak 37 orang gugur dalam pertempuran ini dan 12 orang mengalami cacat.
Sementara itu, DPD KNPI, Makmur Sofyan Mustofa yang juga selaku anggota DPRD Pekalongan termuda menyampaikan peran pemuda sangat dibutuhkan guna mempersatukan dan mempertahankan kesatuan NKRI. Pemuda merupakan harapan bangsa.
"Peringatan Hari Pahlawan 10 November harus menjadi momentum bagi seluruh anak bangsa untuk kembali bersatu padu mengatasi segala permasalahan bangsa yang kita hadapi mulai dari paham radikalisme, pornografi, kekerasan, berita hoax,dan sebagainya", ucap Makmur
Ia mengajak kaum muda untuk membentengi dari masalah-masalah yang dapat memecah belah kesatuan bangsa. Salah satu caranya adalah dengan belajar yang baik dan dapat menyaring informasi yang baik dan benar sehingga tidak mudah termakan berita hoax.
Dilain sisi, Dandim 0710 Pekalongan yang diwakili Kasdim Mayor Hufron berpesan agar NKRI harga mati sehingga harus kita jaga bersama-sama demi keutuhan bangsa.
Pancasila sebagai paham ideologi dan UUD sebagai dasar negara harus ditegakkan dan diamalkan. Dengan beragam suku, budaya, agama kita harus bersatu dalam mempererat bangsa.
Acara Teras Walikota ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)