Tekan Risiko AKI AKB, Dinkes Ingatkan Ibu Hamil Rutin Cek Kesehatan

Kurang teraturnya pemeriksaan kondisi kehamilan menjadi faktor utama penyebab tingginya kasus Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat mengingatkan agar ibu hamil rutin melakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilannya atau yang biasa disebut ante Natal Care (ANC) di pusat layanan kesehatan.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Pekalongan, Tri Nurtiyasih,SKM,MKes, mengungkapkan bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan serangkaian pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dari awal kehamilan hingga proses persalinan untuk memantau kesehatan ibu dan calon bayinya, agar tercapai kehamilan yang optimal.

“Dalam upaya pencegahan AKI dan AKB, Dinkes Kota Pekalongan selain membentuk tim saber AKI dan AKB, kami mengimbau agar ibu hamil rutin kontrol kehamilan secara teratur melalui Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat. Kami dan Tim saber tersebut memberi pendampingan pada ibu hamil yang memiliki risiko tinggi. Langkah ini sebagai antisipasi dini untuk menekan angka kematian ibu dan bayi,” ujar Tiyas, usai memantau kegiatan Deteksi Maternal, Bayi, dan Balita Resiko Tinggi oleh Tim Saber AKI dan AKB, bertempat di Puskesmas Sokorejo, Kecamatan Pekalongan Timur, belum lama ini.

Tiyas menjelaskan, minimal pemeriksaan kehamilan dilakukan empat kali selama masa kehamilan. Pemeriksaan pertama usia kehamilan nol sampai tiga bulan, pemeriksaan yang kedua usia kehamilan tiga sampai enam bulan, pemeriksaan ketiga dan keempat usia kehamilan enam sampai sembilan bulan. Menurut Tiyas, pemeriksaan ini tidak hanya untuk menyelamatkan calon bayi dari berbagai kemungkinan buruk. Melainkan juga hal ini dapat menyelamatkan sang ibu hamil, pasalnya bila ibu hamil tersebut dalam kondisi lemah sangat berbahaya saat melahirkan. Artinya, pemeriksaan kehamilan itu untuk kesehatan ibu dan anak.

“Untuk menghindari hal-hal yang berakibat fatal sedini mungkin, pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan sesering mungkin dan lebih intensif lagi agar tidak terjadi risiko tinggi. Kemudian, memastikan asupan gizi seimbang untuk ibu hamil juga sangat diperlukan khususnya memastikan ibu hamil tersebut tidak dalam kondisi anemia. Ibu hamil juga wajib menyempatkan membaca Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sehari selembar sebagai pedoman bagi ibu dan anak dalam menjaga kesehatan serta pencegahan penyakit menular. Dengan rajin membaca buku KIA tersebut, resiko kehamilan yang tidak sehat dan kejadian stunting bisa ditekan karena dalam buku tersebut ada petunjuk makan makanan sehat sesuai aturan, setelah ibu melahirkan, bayinya harus mendapatkan inisiasi menyusu dini dengan pemberian ASI ekslusif minimal 6 bulan,” tandas Tiyas.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)