Tasyakuran HBN Kampung Batik Pesindon, Aaf: Terus Tebar Manfaat Untuk Pekalongan

Kota Pekalongan - Sebagai wujud rasa syukur, paguyuban kampung batik pesindon mengadakan tasyakuran hari batik nasional (HBN) 2020 sebagai salah satu acara rangkaian pesindon batik vibes, berlangsung di pesindon gang 3, Sabtu malam (1/10/2022).

Tasyakuran dihadiri Walikota Pekalongan, Afzan Arslan Djunaid didampingi ketua PKK kota Pekalongan, Inggit Soraya dan tokoh agama, tokoh masyarakat, penggiat batik serta warga Pesindon.

Ketua Paguyuban Kampung Batik Pesindon, M. Bagus Riza Astian menjelaskan 2 Oktober adalah waktu bersejarah bagi kota Pekalongan dan dijadikan sebagaj HBN, sebab pada tanggal tersebut di tahun 2009 silam, Unesco menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity).

"Batik lahir dan muncul di indonesia pada kerajaan majapahit, kemudian berkembang banyak motif, karena batik menjadi seni dalam berbusana yang diakui sebagai warisan dan lahir dari cita rasa manusia dan kultural bangsa Indonesia," ujarnya.

Menurutnya, perkembangan batik di Kota Pekalongan usai dicetuskan oleh Unesco, hingga tahun ke-13 ini kian dikenal dan marak digunakan oleh khalayak baik warga Indonesia sendiri bahkan warga di seluruh penjuru dunia. 

"90 persen alat dan bahan pembuatan batik di Pekalongan  adalah import, meskipun demikian pengrajin batik Pekalongan mampu berkarya dan menghasilkan produk yang memiliki ciri khas khusus," imbuhnya.

Ia berharap, di malam HBN 2022 dengan memanjatkan doa kepada Tuhan YME, meskipun saat ini dunia usaha masih dalam kondisi lesu, pengusaha batik di pesindon dapat bangkit kembali dan juga mampu memberikan imbas baik pada pengusaha lain di luar batik dan batik bisa menjadi alat untuk menjunjung tinggi kebudayaan dan komoditas.

Sementara itu, Walikota Pekalongan yang biasa disapa Aaf mengapresiasi kerukunan dan kebersamaan paguyuban kampung batik pesindon meskipun telah dinobatkan oleh Pemerintah kota Pekalongan sejak tahun 2010.

"12 tahun sudah dinobatkan sebagai kampung batik, pasang surutnya ada tapi saya melihat kerukunan dan kebersamaan disini tidak hilang," ungkap Aaf.

60 persen usaha batik menjadi penopang ekonomi masyarakat kota Pekalongan, oleh sebab itu ia berharap para pelaku usaha batik saling bersinergi dan bahu membahu memberikan manfaat bagi warga Pekalongan yang kurang mampu.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)