Tangani Genangan di Jalan Kurinci, Pemkot Usulkan Normalisasi Sungai Bremi-Meduri

Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang mengguyur Kota Pekalongan sejak awal Ramadhan 1445 Hijriyah atau 11 Maret 2024 membuat sejumlah jalan tergenang, salah satunya di Jalan Kurinci, Kelurahan Podusugih, Kecamatan Pekalongan Barat. Sejak musibah banjir melanda Kota Pekalongan hingga Senin, 17 Maret 2024 di ruas jalan tersebut masih tergenang.
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid membenarkan bahwa, pihaknya sudah mendapatkan beberapa masukan warga terkait Jalan Kurinci yang menjadi akses utama ke kantor Pemerintah Kota Pekalongan yang sering tergenang ketika hujan tiba. Pemerintah Kota Pekalongan juga sudah mengusulkan normalisasi Sungai Bremi dan Sungai Meduri kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana. Normalisasi kedua sungai tersebut perlu dilakukan untuk mengatasi banjir maupun rob yang sering menggenangi beberapa kelurahan di Kecamatan Pekalongan Barat tersebut.
Penanganan banjir dan rob untuk jangka panjang, Pemkot melalui DPUPR Kota Pekalongan telah mengusulkan penanganan Sungai Bremi-Meduri. Detail Engineering Design (DED) sudah selesai disusun dan berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juana untuk bisa ditindaklanjuti oleh Kementerian PUPR
"Jalan Kurinci itu secara garis besar adalah air masuk ke Sungai Bremi sedangkan Sungai Bremi kondisinya sudah overload karena sungai ini tidak begitu kapasitasnya besar, sudah mengalami pendangkalan dan ditumbuhi enceng gondok yang menghambat aliran air. Sehingga, begitu hujan deras dan lama sudah pasti luber,"ucap Mas Aaf, sapaan akrabnya dalam kegiatan Safari Tarawih di Masjid Al Ihsan, Kelurahan Padukuhan Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Jumat malam (15/3/2024).
Menurutnya, Sungai Bremi dan Sungai Meduri perlu segera dinormalisasi karena sedimentasi di kedua sungai tersebut sangat tinggi. Tingginya sedimentasi menyebabkan sungai dangkal sehingga sat hujan dengan intensitas tinggi, sungai tidak bisa menampung beban air. Akibatnya, air limpas ke permukiman warga. Ia berharap, usulan tersebut bisa segera direspon BBWS Pemali-Juana yang mempunyai kewenangan untuk menormalisasi Sungai Meduri dan Sungai Bremi.
"PR-nya tinggal menunggu normalisasi Sungai Bremi dan Sungai Meduri. Mudah-mudahan untuk normalisasi dua sungai tersebut bisa cepat terealisasi,"ungkapnya.
Ditambahkan Sekda Nur Priyantomo bahwa, secara kewenangan sebenarnya Sungai Bremi dan Meduri menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Sementara, Jalan Kurinci menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pekalongan.
"Sebetulnya di Jalan Slamet yang lokasinya berdekatan dengan Jalan Kurinci sudah dibangun pompa sesuai DEDnya untuk mengatasi Jalan Kurinci agar tidak tergenang. Tetapi, ketika air belum disedot dan lari ke Sungai Bremi yang tidak bisa menampung akhirnya air itu kembali lagi ke Jalan Kurinci (muter). Pada waktu itu pak walikota sudah bertemu dengan Kementerian PUPR, sudah ada DEDnya, tinggal PR Kementerian PUPR itu mengatasi sistem Sungai Bremi-Meduri,"papar Sekda Nur Pri.
Sekda Nur Pri menjelaskan, usulan ke Pemerintah Provinsi akan hal tersebut sudah dilakukan, begitu juga usulan ke Pemerintah Pusat juga sudah, tinggal menunggu realisasi dari Kementerian PUPR.
"Kami berharap, sistem pengendalian banjir dan rob yang tengah dikerjakan oleh Pemerintah Pusat ini bisa berjalan dengan baik. Mudah-mudahan apa yang sudah diusulkan segera terealisasi dan sejalan dengan penanganan Sungai Bremi-Meduri,"pungkasnya.
Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid membenarkan bahwa, pihaknya sudah mendapatkan beberapa masukan warga terkait Jalan Kurinci yang menjadi akses utama ke kantor Pemerintah Kota Pekalongan yang sering tergenang ketika hujan tiba. Pemerintah Kota Pekalongan juga sudah mengusulkan normalisasi Sungai Bremi dan Sungai Meduri kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana. Normalisasi kedua sungai tersebut perlu dilakukan untuk mengatasi banjir maupun rob yang sering menggenangi beberapa kelurahan di Kecamatan Pekalongan Barat tersebut.
Penanganan banjir dan rob untuk jangka panjang, Pemkot melalui DPUPR Kota Pekalongan telah mengusulkan penanganan Sungai Bremi-Meduri. Detail Engineering Design (DED) sudah selesai disusun dan berkoordinasi dengan BBWS Pemali Juana untuk bisa ditindaklanjuti oleh Kementerian PUPR
"Jalan Kurinci itu secara garis besar adalah air masuk ke Sungai Bremi sedangkan Sungai Bremi kondisinya sudah overload karena sungai ini tidak begitu kapasitasnya besar, sudah mengalami pendangkalan dan ditumbuhi enceng gondok yang menghambat aliran air. Sehingga, begitu hujan deras dan lama sudah pasti luber,"ucap Mas Aaf, sapaan akrabnya dalam kegiatan Safari Tarawih di Masjid Al Ihsan, Kelurahan Padukuhan Kraton, Kecamatan Pekalongan Utara, Jumat malam (15/3/2024).
Menurutnya, Sungai Bremi dan Sungai Meduri perlu segera dinormalisasi karena sedimentasi di kedua sungai tersebut sangat tinggi. Tingginya sedimentasi menyebabkan sungai dangkal sehingga sat hujan dengan intensitas tinggi, sungai tidak bisa menampung beban air. Akibatnya, air limpas ke permukiman warga. Ia berharap, usulan tersebut bisa segera direspon BBWS Pemali-Juana yang mempunyai kewenangan untuk menormalisasi Sungai Meduri dan Sungai Bremi.
"PR-nya tinggal menunggu normalisasi Sungai Bremi dan Sungai Meduri. Mudah-mudahan untuk normalisasi dua sungai tersebut bisa cepat terealisasi,"ungkapnya.
Ditambahkan Sekda Nur Priyantomo bahwa, secara kewenangan sebenarnya Sungai Bremi dan Meduri menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Sementara, Jalan Kurinci menjadi kewenangan Pemerintah Kota Pekalongan.
"Sebetulnya di Jalan Slamet yang lokasinya berdekatan dengan Jalan Kurinci sudah dibangun pompa sesuai DEDnya untuk mengatasi Jalan Kurinci agar tidak tergenang. Tetapi, ketika air belum disedot dan lari ke Sungai Bremi yang tidak bisa menampung akhirnya air itu kembali lagi ke Jalan Kurinci (muter). Pada waktu itu pak walikota sudah bertemu dengan Kementerian PUPR, sudah ada DEDnya, tinggal PR Kementerian PUPR itu mengatasi sistem Sungai Bremi-Meduri,"papar Sekda Nur Pri.
Sekda Nur Pri menjelaskan, usulan ke Pemerintah Provinsi akan hal tersebut sudah dilakukan, begitu juga usulan ke Pemerintah Pusat juga sudah, tinggal menunggu realisasi dari Kementerian PUPR.
"Kami berharap, sistem pengendalian banjir dan rob yang tengah dikerjakan oleh Pemerintah Pusat ini bisa berjalan dengan baik. Mudah-mudahan apa yang sudah diusulkan segera terealisasi dan sejalan dengan penanganan Sungai Bremi-Meduri,"pungkasnya.