Tak Perlu Panik MPOX, Dinkes Ajak Masyarakat Tingkatkan Kebersihan Diri dan Penuhi Asupan Gizi Tubuh

Baru-baru ini penyakit yang disebabkan oleh virus Monkey Pox spesies dari genus Orthopoxvirus yakni Monkey Pox atau lebih dikenal MPOX cukup menggegerkan publik dan menjadi sebuah kekhawatiran masyarakat, sebab penyakit zoonosis yang awal ditularkan dari hewan ke manusia begitu sebaliknya ini bisa menularkan dari manusia ke manusia. Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan Kota Pekalongan menghimbau masyarakat tidak panik namun tetap waspada dengan menjaga kebersihan diri, lingkungan dan menerapkan pola hidup sehat. Hal ini dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto melalui Epidemiolog Kesehatan Muda setempat, Opik Taufik, Rabu (4/9/2024).

Opik menjelaskan bahwa penyakit ini ditemukan pertama kali di Afrika pada tahun 1958 pada hewan dan pada tahun 1970 ditemukan pada manusia. Kemudian pada tahun 2023 sampai bulan Juni 2024 terjadi perkembangan yang luar biasa sehingga WHO menyatakan untuk waspada terhadap penyakit ini. “Sepanjang waktu sudah mengakibatkan sebanyak 99.178 dengan 208 angka kematian di dunia. Di Indonesia tahun 2022 ada 74 kasus, 2024 14 kasus sampai dengan Juni, total 88 kasus hingga kini,” terangnya.

Dijelaskan Opik, penyebaran kasus di Indonesia antara lain Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau dan DIY, dan hingga saat ini tidak ditemukan kasus di Jawa Tengah. 

Opik menjelaskan bahwa masa inkubasi virus sekitar 6-13 hari dengan menunjukkan gejala awal seperti cacar yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot persendian, lesi kulit makula papula berisi nanah dan darah di telapak tangan, kaki, muka, sekitar alat kelamin atau bagian tubuh lain dan jika pecah akan menimbulkan krusta dan gejala khas dari MPOX yang berbeda dengan cacar air yakni adanya pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau selangkangan. “Cairan dari lesi kulit yang pecah tersebut menjadi penularan jika terjadi kontak kulit infeksi dengan kulit sehat dan bisa juga droplet. Penularan dapat terjadi jika orang tersebut memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Sehingga sebenarnya penyebaran ini tidak semudah covid yang dipengaruhi udara sekitar, MPOX bisa menular ketika ada kontak erat kulit dan daya tahan tubuh rendah,” jelasnya.

Masyarakat diminta tenang dan tetap tertib menjaga kebersihan diri, meningkatkan kualitas hidup dengan konsumsi makanan seimbang, istirahat cukup dan menghindari stress. Opik mengatakan jika ada keluhan hampir sama dengan tanda-tanda MPOX segera periksa ke pelayanan kesehatan terdekat. “Jika terinfeksi MPOX yang dilakukan melindungi diri dan orang lain, jika sudah datang ke pelayanan kesehatan dan gejala ringan yang bersangkutan isolasi mandiri di rumah namun jika gejala parah banyak lesi dan disarankan untuk isolasi di rumah sakit maka patuhi apa yang disarankan oleh petugas kesehatan. Bagi yang bergejala ringan dan isolasi di rumah perbanyak vitamin dan makan makanan yang baik dan bergizi. Pengobatan disesuaikan dengan gejala seperti pemberian penurun panas dan sakit kepala ataupun anti virus sesuai dengan anjuran dokter yang menangani langsung,” tandasnya.

Terkait vaksin, berdasarkan informasi dari Kemenkes RI jumlahnya masih terbatas dan masih dalam proses penyediaan, di Indonesia ada 4.500 dosis diberikan 2 dosis, sehingga untuk 2.000 sasaran diberikan kepada kaum potensial tertular seperti penderita AIDS atau Lelaki Seks Lelaki (LSL) dengan daya tahan tubuhnya rendah yang berada di daerah ditemukannya kasus tersebut. “Harapannya penyakit ini tidak menyebar ke Jawa Tengah dan kedepan semakin banyak vaksin sehingga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Penyakit ini suatu hal baru di belahan dunia sehingga  masih dalam tahap penelitian dan pengembangan,” imbuhnya.

Penyakit MPOX tidak menyebabkan kematian, namun jika penderita memiliki penyakit bawaan atau penyakit lain yang terjadi bersamaan bisa menyebabkan kematian. “Total dari 88 kasus di Indonesia, 87 sembuh 1 meninggal, bisa juga bukan karena penyakit MPOX tapi karena penyakit penyerta lainnya, yang bisa ditimbulkan karena demam yang terlalu tinggi, saat penderita terjangkit virus tentu imun tubuh menurun sehingga virus penyakit lain mudah datang. Virus ini bisa menginfeksi lebih dari sekali tergantung daya tahan tubuh, tapi jika virus menyerang kedua kali, karena tubuh sudah pernah terinfeksi tentunya gejala yang ditimbulkan jauh lebih ringan, sambungnya.

Lebih lanjut, Opik menuturkan penyebaran virus ini juga rentan menyerang anak dan ibu hamil, namun jika imun tubuh mereka baik tidak perlu khawatir. “Intinya jaga personal hygiene dan lingkungan sekitar, jika ada anggota yang terjangkit MPOX hindari kontak secara langsung dan penuhi asupan vitamin serta makanan bergizi,” katanya.

Ditambahkan Opik, pihaknya berupaya meningkatkan kesiapsiagaan petugas kesehatan dengan meningkatkan surveilan apabila ada laporan segera pelacakan, penyuluhan ke berbagai acara sehingga masyarakat lebih tereduksi bagaimana penanganannya.

(DINKOMINFO KOTA PEKALONGAN)