Tak Ada Kata Terlambat untuk Membuka Usaha

Kota Pekalongan - Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Diperinakker) Kota Pekalongan menghelat Pelatihan Kerja Wirausaha bagi masi di Kelurahan Pringrejo, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan Selasa (4/10/2022) hingga Rabu (5/10/2022). Pada pelatihan selama dua hari ini disampaikan kiat-kiat berwirausaha, pemanfaatan informasi dan teknologi, serta keterampilan membuat hantaran pernikahan.
Menurut Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Dr Sri Budi Santoso MSi (SBS) tak ada kata terlambat untuk membuka usaha atau bisnis, yang dibutuhkan yakni keseriusan dan kegigihan. "Negara akan lepas dari penghasilan rendah jika penduduknya 14% penduduknya berwirausaha, namun Indonesia ini masih sekitar 7%," terang SBS.
Dikatakan SBS, pola pikir masyarakat jika lulus untuk cari kerja jadi PNS atau daftar tentara. "Ini kalau beruntung atau bejo pas jadi PNS. Tetapi para pegawaipun yang hendak pensiun juga didorong untuk berwirausaha. Di negara maju mendidik anak untuk menjadi wirausaha," kata SBS.
Terkait pelatihan yang digelar Dinperinaker, pelatihan tak hanya di BLK, Dinperinaker juga menggandeng LPK Swasta. Bahkan Dinperinaker menggelar pelatihan semacam ini untuk mengajak masyarakat memulai usaha. "Jika hanya pelatihan di BLK, masyarakat yang dapat kesempatan berlatih terbatas. Melalui kegiatan ini harapannya pola pikir masyarakat terbuka bagaima kiat-kiat membuka usaha dan memanfaatkan IT untuk bisnis," ungkap SBS.
Ditekankan SBS bahwa berwirausaha itu tak boleh pantang menyerah, selalu belajar hal-hal baru, mampu menyesuaikan diri. "Membuka usaha itu bukan masalah pandai atau tidak tetapi bagaimana melakukan penyesuaian belajar terus menerus, mengikuti perkembangan, kegigihan, dan kerendahan hati kita. Tak ada kata terlambat untuk berwirausaha," pungkas SBS.
Menurut Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Dr Sri Budi Santoso MSi (SBS) tak ada kata terlambat untuk membuka usaha atau bisnis, yang dibutuhkan yakni keseriusan dan kegigihan. "Negara akan lepas dari penghasilan rendah jika penduduknya 14% penduduknya berwirausaha, namun Indonesia ini masih sekitar 7%," terang SBS.
Dikatakan SBS, pola pikir masyarakat jika lulus untuk cari kerja jadi PNS atau daftar tentara. "Ini kalau beruntung atau bejo pas jadi PNS. Tetapi para pegawaipun yang hendak pensiun juga didorong untuk berwirausaha. Di negara maju mendidik anak untuk menjadi wirausaha," kata SBS.
Terkait pelatihan yang digelar Dinperinaker, pelatihan tak hanya di BLK, Dinperinaker juga menggandeng LPK Swasta. Bahkan Dinperinaker menggelar pelatihan semacam ini untuk mengajak masyarakat memulai usaha. "Jika hanya pelatihan di BLK, masyarakat yang dapat kesempatan berlatih terbatas. Melalui kegiatan ini harapannya pola pikir masyarakat terbuka bagaima kiat-kiat membuka usaha dan memanfaatkan IT untuk bisnis," ungkap SBS.
Ditekankan SBS bahwa berwirausaha itu tak boleh pantang menyerah, selalu belajar hal-hal baru, mampu menyesuaikan diri. "Membuka usaha itu bukan masalah pandai atau tidak tetapi bagaimana melakukan penyesuaian belajar terus menerus, mengikuti perkembangan, kegigihan, dan kerendahan hati kita. Tak ada kata terlambat untuk berwirausaha," pungkas SBS.