Strategi BCP Hadapi Krisis Bisnis Di Tengah Bencana, BNPB Dorong Pelaku UMKM Bangkit

Kota Pekalongan - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Republik Indonesia mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Pekalongan Raya, khususnya Kota Pekalongan dalam penguatan dan ketangguhan keberlangsungan usahanya melalui Bussines Continuity Plan (BCP). BCP sendiri merupakan salah satu wujud kepedulian BNPB RI untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat sekaligus implementasi spirit guna memberdayakan masyarakat dan melestarikan lingkungan.
Direktur Kesiapsiagaan BNPB RI, Dra Eny Supartini,MM mengungkapkan bahwa program BCP ini merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh unit kerja Direktorat Kesiapsiagaan BNPB yang berada dalam tim pentahelix atau multipihak dimana unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mendukung penguatan kapasitas pelaku usaha, khususnya dalam perencanaan keberlanjutan usaha di tengah ancaman bencana yang ada baik bencana alam, bencana akibat ulah manusia,maupun bencana pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai.
“Seperti diketahui bersama, sejak dideklare pada tanggal pada tanggal 13 Maret 2020 bencana nasional yaitu bencana pandemi Covid-19 oleh Presiden yang masuk ke Indonesia, seiring dengan perjalanan waktu ada beberapa kebijakan yang diturunkan,salah satunya untuk proses pencegahan dan penyebaran Covid-19, yang dampaknya juga dirasakan oleh proses bisnis dari UMKM yang berada di masyarakat,” terangnya usai membuka kegiatan Fasilitasi Lembaga Usaha Dalam Penanggulangan Bencana Bussines Continuity Plan, bertempat di Hotel Santika Kota Pekalongan,Rabu (23/6/2021).
Lebih lanjut, Eny menjelaskan, tentunya dampak ini menjadi meluas, terlebih jika Kota Pekalongan kerap dilanda bencana banjir dan rob, ditambah dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Dimana, para UMKM ini tetap harus bertahan, namun di satu pihak, bencana alam datang yang bisa berpengaruh terhadap sektor ekonomi, dikarenakan beberapa aset atau peralatan usaha yang digunakan menjadi rusak dan terdampak. Dalam kegiatan BCP ini, Eny menyebutkan ada 40 pelaku UMKM asal Pekalongan Raya ( Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang) yang dilibatkan. Dalam program BCP ini, kata Eny, dimaksudkan mempersiapkan para pelaku UMKM agar menjadi lebih sadar, paham dan siaga untuk hadapi bencana, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan tentunya mental. Saat terjadi bencana, mereka dapat melakukan hal-hal yang tepat, sehingga dapat meminimalisasi potensi kerugian, dan secepat mungkin bangkit dari keterpurukan akibat bencana
“Ini kita butuh suatu strategi dan informasi baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah setempat, swasta, instansi terkait lainnya,dan masyarakat seperti apa konsep strateginya, sementara dari BNPB adalah melalui BCP ini menjadi suatu strategi atau guidance untuk para pelaku UMKM tetap bertahan dan mampu melakukan aktivitas usahanya yang sesuai protokol kesehatan dan tetap memperoleh tempat. Goalnya itu nanti adalah kita jadi tahu di Pekalongan Raya iniada berapa pelaku UMKM, ada yang saling menguatkan, mengisi serta saling membutuhkan dalam keberlangsungan usahanya. Pertemuan ini juga sebagai bentuk silaturahmi sekaligus untuk memperluas jejaring. Disamping itu, bisa mengetahui pola-pola ataupun kebijakan baru yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat. Dengan adanya BCP ini sebagai guidance, mereka bisa mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan ketika bencana itu datang,”pungkasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Direktur Kesiapsiagaan BNPB RI, Dra Eny Supartini,MM mengungkapkan bahwa program BCP ini merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh unit kerja Direktorat Kesiapsiagaan BNPB yang berada dalam tim pentahelix atau multipihak dimana unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mendukung penguatan kapasitas pelaku usaha, khususnya dalam perencanaan keberlanjutan usaha di tengah ancaman bencana yang ada baik bencana alam, bencana akibat ulah manusia,maupun bencana pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai.
“Seperti diketahui bersama, sejak dideklare pada tanggal pada tanggal 13 Maret 2020 bencana nasional yaitu bencana pandemi Covid-19 oleh Presiden yang masuk ke Indonesia, seiring dengan perjalanan waktu ada beberapa kebijakan yang diturunkan,salah satunya untuk proses pencegahan dan penyebaran Covid-19, yang dampaknya juga dirasakan oleh proses bisnis dari UMKM yang berada di masyarakat,” terangnya usai membuka kegiatan Fasilitasi Lembaga Usaha Dalam Penanggulangan Bencana Bussines Continuity Plan, bertempat di Hotel Santika Kota Pekalongan,Rabu (23/6/2021).
Lebih lanjut, Eny menjelaskan, tentunya dampak ini menjadi meluas, terlebih jika Kota Pekalongan kerap dilanda bencana banjir dan rob, ditambah dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 yang belum berakhir. Dimana, para UMKM ini tetap harus bertahan, namun di satu pihak, bencana alam datang yang bisa berpengaruh terhadap sektor ekonomi, dikarenakan beberapa aset atau peralatan usaha yang digunakan menjadi rusak dan terdampak. Dalam kegiatan BCP ini, Eny menyebutkan ada 40 pelaku UMKM asal Pekalongan Raya ( Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang) yang dilibatkan. Dalam program BCP ini, kata Eny, dimaksudkan mempersiapkan para pelaku UMKM agar menjadi lebih sadar, paham dan siaga untuk hadapi bencana, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan tentunya mental. Saat terjadi bencana, mereka dapat melakukan hal-hal yang tepat, sehingga dapat meminimalisasi potensi kerugian, dan secepat mungkin bangkit dari keterpurukan akibat bencana
“Ini kita butuh suatu strategi dan informasi baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Daerah setempat, swasta, instansi terkait lainnya,dan masyarakat seperti apa konsep strateginya, sementara dari BNPB adalah melalui BCP ini menjadi suatu strategi atau guidance untuk para pelaku UMKM tetap bertahan dan mampu melakukan aktivitas usahanya yang sesuai protokol kesehatan dan tetap memperoleh tempat. Goalnya itu nanti adalah kita jadi tahu di Pekalongan Raya iniada berapa pelaku UMKM, ada yang saling menguatkan, mengisi serta saling membutuhkan dalam keberlangsungan usahanya. Pertemuan ini juga sebagai bentuk silaturahmi sekaligus untuk memperluas jejaring. Disamping itu, bisa mengetahui pola-pola ataupun kebijakan baru yang ditentukan oleh Pemerintah Pusat. Dengan adanya BCP ini sebagai guidance, mereka bisa mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan ketika bencana itu datang,”pungkasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)