SMPN 10 Pekalongan Terima Siswa Reguler dan Inklusi pada PPDB 2024

Pada PPDB tahun 2024 SMPN 10 Pekalongan telah menerima 111 siswa, 4 diantaranya terkonfirmasi sebagai anak inklusi atau Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), hal ini disampaikan oleh Kepala SMPN 10, Agnesti Pramuktiasih Nugroho.
Agnesti menjelaskan untuk kuota siswa di SMPN 10 Pekalongan yaitu 128 anak yang akan dibagi menjadi 4 rombongan belajar (rombel), sehingga masih kuota tersebut masih tersisa kurang 17 anak.
“Kemarin pendaftar masuk sebanyak 125 siswa baik melalui online dan offline, namun yang melakukan daftar ulang ada 111 dan sudah kami coba konfirmasi kembali ternyata ada yang daftar ke pondok dan di sekolah lain. Oleh sebab itu, kami masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin mendaftar di SMPN 10 sampai akhir Juli dengan membawa akte, KK, pas foto dan surat keterangan lulus,” terangnya.
Terdapat ABK pada PPDB tahun ini, sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan menjadi sekolah inklusi sejak tahun 2018, ia menjelaskan bahwa pihaknya tentu menyiapkan lingkungan yang kondusif untuk mereka dan guru yang sudah mendapatkan pelatihan khusus untuk mengajar di sekolah inklusi.
“Untuk treatment ABK, kamu kerjasama dengan Lakondik Dinas Pendidikan ada psikolog yang dikirim ke sekolah kami setiap seminggu dua kali memberikan assesment ke siswa inklusi. Kemudian kami juga bekerjasama dengan psikolog untuk mengadakan pelatihan para guru,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penalian khusus anak inklusi disesuaikan dengan bakat minat atau potensi mereka tidak sama dengan siswa reguler. Agnesti menambahkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru ini, pihaknya akan melaksanakan MPLS yang berkesan untuk mengenalkan lingkungan sekolah agar mental siswa reguler dan inklusi lebih siap.
Sementara itu, ketua PPDB sekaligus guru IPA setempat, Elia Korniati, menjelaskan penerimaan siswa baru terbagi beberapa kategori antara lain zonasi, prestasi, afirmasi dan perpindahan orang tua (mutasi). Disampaikan Elia, sebagai sekolah inklusi setelah daftar ulang pihaknya akan mengadakan tes untuk menjaring dan memastikan apakah ada siswa inklusi yang lain.
“Sejauh ini siswa yang mendaftar ada 4 anak inklusi namun berkaca dari tahun sebelumnya setelah assessment ada yang teridentifikasi sebagai ABK namun tidak disampaikannya oleh wali murid sebelumnya, sehingga kami mengantisipasi hal tersebut. Untuk daya tampung siswa inklusi kami ada 10 anak,” bebernya.
Setelah assessment tersebut, SMPN 10 akan memetakan seluruh siswanya terlebih inklusi apakah tergolong ADHD/hiperaktif atau slow leaners. Pihaknya berharap siswa yang masuk baik inklusi maupun reguler dapat berkembang sesuai dengan potensi dan bakat minat masing-masing dan seluruh peserta didik SMPN 10 memiliki rasa tenggang rasa, menghargai, menghormati, kolaborasi antara sesama.
“Kami justru senang ketika ada anak inklusi yang memilih sekolah kami. Dan Alhamdulillah sejauh ini anak inklusi yang sudah lulus bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan SMKN, kemudian beberapa prestasi juga berhasil diraih seperti menyanyi, kari dan matematika yang tentunya membawa nama baik SMPN 10 Pekalongan,” tukasnya.
(DINKOMINFO KOTA PEKALONGAN)
Agnesti menjelaskan untuk kuota siswa di SMPN 10 Pekalongan yaitu 128 anak yang akan dibagi menjadi 4 rombongan belajar (rombel), sehingga masih kuota tersebut masih tersisa kurang 17 anak.
“Kemarin pendaftar masuk sebanyak 125 siswa baik melalui online dan offline, namun yang melakukan daftar ulang ada 111 dan sudah kami coba konfirmasi kembali ternyata ada yang daftar ke pondok dan di sekolah lain. Oleh sebab itu, kami masih membuka kesempatan bagi masyarakat yang ingin mendaftar di SMPN 10 sampai akhir Juli dengan membawa akte, KK, pas foto dan surat keterangan lulus,” terangnya.
Terdapat ABK pada PPDB tahun ini, sebagai salah satu sekolah yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan menjadi sekolah inklusi sejak tahun 2018, ia menjelaskan bahwa pihaknya tentu menyiapkan lingkungan yang kondusif untuk mereka dan guru yang sudah mendapatkan pelatihan khusus untuk mengajar di sekolah inklusi.
“Untuk treatment ABK, kamu kerjasama dengan Lakondik Dinas Pendidikan ada psikolog yang dikirim ke sekolah kami setiap seminggu dua kali memberikan assesment ke siswa inklusi. Kemudian kami juga bekerjasama dengan psikolog untuk mengadakan pelatihan para guru,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penalian khusus anak inklusi disesuaikan dengan bakat minat atau potensi mereka tidak sama dengan siswa reguler. Agnesti menambahkan untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar di tahun ajaran baru ini, pihaknya akan melaksanakan MPLS yang berkesan untuk mengenalkan lingkungan sekolah agar mental siswa reguler dan inklusi lebih siap.
Sementara itu, ketua PPDB sekaligus guru IPA setempat, Elia Korniati, menjelaskan penerimaan siswa baru terbagi beberapa kategori antara lain zonasi, prestasi, afirmasi dan perpindahan orang tua (mutasi). Disampaikan Elia, sebagai sekolah inklusi setelah daftar ulang pihaknya akan mengadakan tes untuk menjaring dan memastikan apakah ada siswa inklusi yang lain.
“Sejauh ini siswa yang mendaftar ada 4 anak inklusi namun berkaca dari tahun sebelumnya setelah assessment ada yang teridentifikasi sebagai ABK namun tidak disampaikannya oleh wali murid sebelumnya, sehingga kami mengantisipasi hal tersebut. Untuk daya tampung siswa inklusi kami ada 10 anak,” bebernya.
Setelah assessment tersebut, SMPN 10 akan memetakan seluruh siswanya terlebih inklusi apakah tergolong ADHD/hiperaktif atau slow leaners. Pihaknya berharap siswa yang masuk baik inklusi maupun reguler dapat berkembang sesuai dengan potensi dan bakat minat masing-masing dan seluruh peserta didik SMPN 10 memiliki rasa tenggang rasa, menghargai, menghormati, kolaborasi antara sesama.
“Kami justru senang ketika ada anak inklusi yang memilih sekolah kami. Dan Alhamdulillah sejauh ini anak inklusi yang sudah lulus bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan SMKN, kemudian beberapa prestasi juga berhasil diraih seperti menyanyi, kari dan matematika yang tentunya membawa nama baik SMPN 10 Pekalongan,” tukasnya.
(DINKOMINFO KOTA PEKALONGAN)