SMK Negeri 2 Pekalongan Cetak Agen Perubahan Anti Bullying di Sekolah

Kota Pekalongan - Perundungan atau Bullying adalah tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya. Bullying termasuk perilaku agresif yang tidak diinginkan di antara anak-anak khususnya usia sekolah, yang melibatkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban.
Sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan di Jawa Tengah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kota Pekalongan meluncurkan Program Roots Day, sebuah program pencegahan berbasis siswa dengan mengandalkan siswa yang berpengaruh, mereka pun disebut sebagai Agen Perubahan. Agen Perubahan merupakan siswa yang sangat terhubung dan memiliki pengaruh besar di sekolah untuk mengubah sikap dan perilaku teman-teman sebayanya. Sebanyak 30 orang pelajar SMK Negeri 2 Kota Pekalongan pun didapuk sebagai Agen Perubahan Anti Bullying yang dikukuhkan secara langsung oleh Walikota Pekalongan,HA Afzan Arslan Djunaid,SE, disaksikan oleh perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 13 Provinsi Jawa Tengah, Nuniek Mustikaningtyas Runtuweni, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Pekalongan, Dra. Sukowati, M.Si, perwakilan orangtua, komite sekolah, dan murid, yang dikemas dalam kegiatan Unjuk Informasi dan Kreasi Pencegahan Perundungan & Tindak Kekerasan, berlangsung di Halaman SMK Negeri 2 Kota Pekalongan,Rabu(27/10/2021).
Walikota Pekalongan yang akrab disapa Aaf tersebut menyampaikan apresiasi kepada siswa-siswi yang telah ditunjuk sebagai Agen Perubahan Anti Perundungan di SMK Negeri 2 Pekalongan. Dimana, hal ini dimaksudkan untuk lebih menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi siswa selama berada di sekolah. Menurutnya, kasus-kasus bullying yang terjadi saat ini memiliki tingkatan yang beragam,mulai dari ringan,sedang, dan berat. Terlebih,kasus-kasus bullying seperti ini bisa menimbulkan trauma yang berkepanjangan pada siswa yang di bully baik secara fisik maupun non fisik.
“Alhamdulillah pada siang hari ini,kami bisa menghadiri Deklarasi Anti Perundungan atau Anti Bullying di SMK Negeri 2 Pekalongan. Tidak hanya sekedar deklarasi,tetapi juga ada Unjuk Informasi dan Kreasi dari para siswa dan guru, pameran dari kreasi-kreasi mereka. Kami ingin setelah sebelumnya Deklarasi Sekolah Ramah Anak sudah, Deklarasi Anti Narkoba juga sudah dilakukan, saat ini kami ingin berkomitmen dan Deklarasi Anti Bullying,karena bullying ini bisa menimbulkan trauma yang berkepanjangan. Hal itu yang tidak kami harapkan,”tegas Aaf.
Aaf berharap, dari deklarasi Stop Bullying ini dan bagi pelajar-pelajar yang sudah ditunjuk menjadi Agen Perubahan Anti Bullying ini, mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik dalam menghentikan kasus-kasus bullying di lingkungan sekolah.
“Mereka yang ditunjuk sebagai Agen Perubahan Anti Bullying ini telah dipilih oleh guru dan pengajar, berarti mereka adalah murid-murid spesial dan terpercaya. Kami berpesan kepada mereka, karena sudah bersama-sama deklarasi dan dikukuhkan sebagai Agen Perubahan Anti Bullying,maka bekerja semaksimal mungkin. Kita hilangkan bullying atau perundungan di semua lingkungan sekolah yang ada di Kota Pekalongan,” jelas Aaf.
Perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 13 Provinsi Jawa Tengah, Nuniek Mustikaningtyas Runtuweni, S.Pd, M.Pd berharap, Agen Perubahan Anti Bullying yang telah dikukuhkan di semua sekolah khususnya di SMK Negeri 2 Pekalongan,nantinya bisa menciptakan suasana sekolah yang nyaman,aman,dan menyenangkan bagi siswa, serta siswa dapat mengembangkan kreativitasnya masing-masing, karena tidak ada tekanan-tekanan lagi didalamnya dalam mengikuti Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
“Kami ingin Agen Perubahan Anti Bullying ini bisa menjadi konselor sebaya, tempat dimana teman-teman sebayanya bisa berkeluh kesah,sehingga nanti akan menjadikan anak-anak itu berkembang dengan baik,” tutur Nuniek.
Nuniek menyebutkan,untuk jenjang SMK di Kota Pekalongan baru ada 2 sekolah yang ditunjuk mengimplementasikan Program Roots Day termasuk didalamnya Pengukuhan Agen Perubahan Anti Bullying yaitu SMK Negeri 2 dan SMK Syafi'i Akrom yang diberikan Program Pemerintah Pusat Unggulan.
“Tetapi nantinya program itu akan ke semua sekolah juga,sementara piloting dulu di SMK Unggulan,”beber Nuniek.
Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Pekalongan, Dra. Sukowati, M.Si menyebutkan, dengan sudah dikukuhkannya 30 orang Agen Perubahan Anti Bullying di SMK Negeri 2 Kota Pekalongan, harapannya nanti dari anak-anak yang terpilih ini bisa membuat perubahan di kalangan teman-temannya untuk bisa menjadi tutor sebaya dalam hal mengingatkan anti bullying dan kekerasan di lingkungan sekolah. Sehingga, diharapkan ke depan, kasus bullying maupun kekerasan tidak akan terjadi lagi.
“Adanya tercipta sekolah yang ramah anak, sekolah yang menyenangkan. Ada 30 orang siswa yang kami tunjuk sebagai Agen Perubahan Anti Bullying untuk membawa dampak perubahan positif di kalangan teman sebayanya, bisa mempengaruhi teman-temannya dalam berbuat kebaikan khususnya dalam mencegah adanya kasus bullying di sekolah,”tandasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan di Jawa Tengah, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kota Pekalongan meluncurkan Program Roots Day, sebuah program pencegahan berbasis siswa dengan mengandalkan siswa yang berpengaruh, mereka pun disebut sebagai Agen Perubahan. Agen Perubahan merupakan siswa yang sangat terhubung dan memiliki pengaruh besar di sekolah untuk mengubah sikap dan perilaku teman-teman sebayanya. Sebanyak 30 orang pelajar SMK Negeri 2 Kota Pekalongan pun didapuk sebagai Agen Perubahan Anti Bullying yang dikukuhkan secara langsung oleh Walikota Pekalongan,HA Afzan Arslan Djunaid,SE, disaksikan oleh perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 13 Provinsi Jawa Tengah, Nuniek Mustikaningtyas Runtuweni, S.Pd, M.Pd, Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Pekalongan, Dra. Sukowati, M.Si, perwakilan orangtua, komite sekolah, dan murid, yang dikemas dalam kegiatan Unjuk Informasi dan Kreasi Pencegahan Perundungan & Tindak Kekerasan, berlangsung di Halaman SMK Negeri 2 Kota Pekalongan,Rabu(27/10/2021).
Walikota Pekalongan yang akrab disapa Aaf tersebut menyampaikan apresiasi kepada siswa-siswi yang telah ditunjuk sebagai Agen Perubahan Anti Perundungan di SMK Negeri 2 Pekalongan. Dimana, hal ini dimaksudkan untuk lebih menciptakan suasana yang aman dan nyaman bagi siswa selama berada di sekolah. Menurutnya, kasus-kasus bullying yang terjadi saat ini memiliki tingkatan yang beragam,mulai dari ringan,sedang, dan berat. Terlebih,kasus-kasus bullying seperti ini bisa menimbulkan trauma yang berkepanjangan pada siswa yang di bully baik secara fisik maupun non fisik.
“Alhamdulillah pada siang hari ini,kami bisa menghadiri Deklarasi Anti Perundungan atau Anti Bullying di SMK Negeri 2 Pekalongan. Tidak hanya sekedar deklarasi,tetapi juga ada Unjuk Informasi dan Kreasi dari para siswa dan guru, pameran dari kreasi-kreasi mereka. Kami ingin setelah sebelumnya Deklarasi Sekolah Ramah Anak sudah, Deklarasi Anti Narkoba juga sudah dilakukan, saat ini kami ingin berkomitmen dan Deklarasi Anti Bullying,karena bullying ini bisa menimbulkan trauma yang berkepanjangan. Hal itu yang tidak kami harapkan,”tegas Aaf.
Aaf berharap, dari deklarasi Stop Bullying ini dan bagi pelajar-pelajar yang sudah ditunjuk menjadi Agen Perubahan Anti Bullying ini, mereka bisa menjalankan tugasnya dengan baik dalam menghentikan kasus-kasus bullying di lingkungan sekolah.
“Mereka yang ditunjuk sebagai Agen Perubahan Anti Bullying ini telah dipilih oleh guru dan pengajar, berarti mereka adalah murid-murid spesial dan terpercaya. Kami berpesan kepada mereka, karena sudah bersama-sama deklarasi dan dikukuhkan sebagai Agen Perubahan Anti Bullying,maka bekerja semaksimal mungkin. Kita hilangkan bullying atau perundungan di semua lingkungan sekolah yang ada di Kota Pekalongan,” jelas Aaf.
Perwakilan Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 13 Provinsi Jawa Tengah, Nuniek Mustikaningtyas Runtuweni, S.Pd, M.Pd berharap, Agen Perubahan Anti Bullying yang telah dikukuhkan di semua sekolah khususnya di SMK Negeri 2 Pekalongan,nantinya bisa menciptakan suasana sekolah yang nyaman,aman,dan menyenangkan bagi siswa, serta siswa dapat mengembangkan kreativitasnya masing-masing, karena tidak ada tekanan-tekanan lagi didalamnya dalam mengikuti Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
“Kami ingin Agen Perubahan Anti Bullying ini bisa menjadi konselor sebaya, tempat dimana teman-teman sebayanya bisa berkeluh kesah,sehingga nanti akan menjadikan anak-anak itu berkembang dengan baik,” tutur Nuniek.
Nuniek menyebutkan,untuk jenjang SMK di Kota Pekalongan baru ada 2 sekolah yang ditunjuk mengimplementasikan Program Roots Day termasuk didalamnya Pengukuhan Agen Perubahan Anti Bullying yaitu SMK Negeri 2 dan SMK Syafi'i Akrom yang diberikan Program Pemerintah Pusat Unggulan.
“Tetapi nantinya program itu akan ke semua sekolah juga,sementara piloting dulu di SMK Unggulan,”beber Nuniek.
Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Kota Pekalongan, Dra. Sukowati, M.Si menyebutkan, dengan sudah dikukuhkannya 30 orang Agen Perubahan Anti Bullying di SMK Negeri 2 Kota Pekalongan, harapannya nanti dari anak-anak yang terpilih ini bisa membuat perubahan di kalangan teman-temannya untuk bisa menjadi tutor sebaya dalam hal mengingatkan anti bullying dan kekerasan di lingkungan sekolah. Sehingga, diharapkan ke depan, kasus bullying maupun kekerasan tidak akan terjadi lagi.
“Adanya tercipta sekolah yang ramah anak, sekolah yang menyenangkan. Ada 30 orang siswa yang kami tunjuk sebagai Agen Perubahan Anti Bullying untuk membawa dampak perubahan positif di kalangan teman sebayanya, bisa mempengaruhi teman-temannya dalam berbuat kebaikan khususnya dalam mencegah adanya kasus bullying di sekolah,”tandasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)