SLBB Dorong Mata Pencaharian Tahan Banjir dan Iklim

Sekolah Lapang Budidaya Bandeng (SLBB) yang digelar dalam rangka membangun kegiatan mata pencaharian yang berketahanan banjir dan iklim wilayah pesisir Pekalongan ditutup di Balai Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Selasa (29/8/2023). SLBB yang diinisiasi ngka membangun kegiatan mata pencaharian yang berketahanan banjir dan iklim wilayah pesisir Pekalongan ditutup di Balai Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Selasa (29/8/2023). SLBB yang diinisiasi Mercy Corps Indonesia (MCI) melalui program ZFRA (Zurich Flood Resilience Alliance) ini ditutup Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan, Sugiyo.
Melalui proses kegiatan yang sebagian besar adalah praktek dan implementasi lapangan sejak Januari - Mei 2023, telah tercipta embrio pada penguatan teknologi, sosial, maupun pemasaran bagi produk bandeng Pekalongan. Adapun intervensi teknologi tersebut meliputi pembesaran nener dengan menggunakan metode biofloc, teknologi budidaya bandeng dengan keramba jaring apung (KJA), dan pengolahan bandeng presto sebagai skema nilai tambah.
Ade Soekadis, Executive Director MCI menjelaskan bahwa SLBB yang diharapkan yakni mengedukasi budidaya bandeng yang adaptif terhadap tantangan hujan, bencana banjir, dan sebagainya.
Kepala DKP, Sugiyo mengaku sangat mengapresiasi pemberian program edukasi masyarakat terdampak secara ekonomi karena perubahan iklim. "Di Jeruksari ini rintisan bandeng terbaik di Jawa Tengah, setelah ini dapat dikembangkan di kelurahan-kelurahan di Kota Pekalongan," tutur Sugiyo.
Disampaikan Sugiyo bahwa pada kegiatan ini ada pula fasilitasi untuk olahan, jika bandeng mentah dijual dengan harga murah namun ketika sudah diolah misalnya jadi bandeng presto, bandeng cabut duri, dan otak-otak ikan akan ada nilai tambah.
Sementara itu, Kepala Desa Jeruksari, Budiarto menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Pekalongan yang ikut menggerakkan dan mengedukasi warga untuk melakukan sesuatu agar ekonomi semakin bangkit. "Tentu bukan hal yang mudah untuk melangkah sampai di titik ini, semoga warga semakin bertekad untuk hidup mandiri dan sejahtera," tandasnya.
Melalui proses kegiatan yang sebagian besar adalah praktek dan implementasi lapangan sejak Januari - Mei 2023, telah tercipta embrio pada penguatan teknologi, sosial, maupun pemasaran bagi produk bandeng Pekalongan. Adapun intervensi teknologi tersebut meliputi pembesaran nener dengan menggunakan metode biofloc, teknologi budidaya bandeng dengan keramba jaring apung (KJA), dan pengolahan bandeng presto sebagai skema nilai tambah.
Ade Soekadis, Executive Director MCI menjelaskan bahwa SLBB yang diharapkan yakni mengedukasi budidaya bandeng yang adaptif terhadap tantangan hujan, bencana banjir, dan sebagainya.
Kepala DKP, Sugiyo mengaku sangat mengapresiasi pemberian program edukasi masyarakat terdampak secara ekonomi karena perubahan iklim. "Di Jeruksari ini rintisan bandeng terbaik di Jawa Tengah, setelah ini dapat dikembangkan di kelurahan-kelurahan di Kota Pekalongan," tutur Sugiyo.
Disampaikan Sugiyo bahwa pada kegiatan ini ada pula fasilitasi untuk olahan, jika bandeng mentah dijual dengan harga murah namun ketika sudah diolah misalnya jadi bandeng presto, bandeng cabut duri, dan otak-otak ikan akan ada nilai tambah.
Sementara itu, Kepala Desa Jeruksari, Budiarto menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kota Pekalongan yang ikut menggerakkan dan mengedukasi warga untuk melakukan sesuatu agar ekonomi semakin bangkit. "Tentu bukan hal yang mudah untuk melangkah sampai di titik ini, semoga warga semakin bertekad untuk hidup mandiri dan sejahtera," tandasnya.