Sistem Hidroponik, Siasati Inflasi Bahan Pangan

Kota Pekalongan - Antisipasi terjadinya inflasi bahan pangan yang saat ini masih sering timbul tenggelam terjadi, Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan mengajak masyarakat setempat mengoptimalkan lahan terbatas dengan melaksanakan pemanfaatan teknologi pertanian modern seperti hidroponik.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinperpa, Muadi melalui Analisis Ketahanan Pangan Muda, Ivah Istiyani saat panen pakcoy di green house Dinperpa, Selasa (27/9/2022). Selain untuk mengatasi kenaikan harga bahan pangan secara terus menerus dalam waktu tertentu, teknologi hidroponik juga sebagai upaya untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah di kota Pekalongan.
Dari 9 kelompok bahan pangan dalam pola pangan harapan (PPH), padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, konsumsi masyarakat Pekalongan akan sayur dan buah masih di bawah standar, berada di 20 dari angka standar 30, “Berdasarkan data primer dari BPS dan badan ketahanan pangan, tahun 2020 kota Pekalongan berada di angka 81.7 dan tahun 2021 menurun pada 81.2,” sebut Ivah.
Menurutnya, teknik hidroponik dinilai tepat untuk mengatasi 2 permasalahan tersebut, sebab pengaplikasiannya sangat sederhana, lebih higienis dan hasil panen punya kualitas yang unggul dibandingkan cara konvensional menggunakan tanah. Tidak hanya pakcoy, tanaman sayuran lain yang dipilih untuk memulai menanam menggunakan sistem hidroponik antara lain selada, sawi putih, seledri, tomat, bayam dan timun. Lebih lanjut, Ivah mengatakan jika masyarakat ingin mendapat pelatihan terkait pemanfaatan lahan terbatas, Dinperpa siap memberikan pelatihan dan sosialisasi melalui penyuluh pertanian lapangan.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinperpa, Muadi melalui Analisis Ketahanan Pangan Muda, Ivah Istiyani saat panen pakcoy di green house Dinperpa, Selasa (27/9/2022). Selain untuk mengatasi kenaikan harga bahan pangan secara terus menerus dalam waktu tertentu, teknologi hidroponik juga sebagai upaya untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah di kota Pekalongan.
Dari 9 kelompok bahan pangan dalam pola pangan harapan (PPH), padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, konsumsi masyarakat Pekalongan akan sayur dan buah masih di bawah standar, berada di 20 dari angka standar 30, “Berdasarkan data primer dari BPS dan badan ketahanan pangan, tahun 2020 kota Pekalongan berada di angka 81.7 dan tahun 2021 menurun pada 81.2,” sebut Ivah.
Menurutnya, teknik hidroponik dinilai tepat untuk mengatasi 2 permasalahan tersebut, sebab pengaplikasiannya sangat sederhana, lebih higienis dan hasil panen punya kualitas yang unggul dibandingkan cara konvensional menggunakan tanah. Tidak hanya pakcoy, tanaman sayuran lain yang dipilih untuk memulai menanam menggunakan sistem hidroponik antara lain selada, sawi putih, seledri, tomat, bayam dan timun. Lebih lanjut, Ivah mengatakan jika masyarakat ingin mendapat pelatihan terkait pemanfaatan lahan terbatas, Dinperpa siap memberikan pelatihan dan sosialisasi melalui penyuluh pertanian lapangan.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)