Sinergi Pokja Perubahan Iklim Wujudkan Adaptasi Nyata di Kota Pekalongan

Kota Pekalongan – Program Kemitraan Indonesia kembali menunjukkan kontribusi nyatanya dalam upaya adaptasi perubahan iklim di Kota Pekalongan. Hal ini disampaikan oleh Senior Program Manager Kemitraan Indonesia, Abimanyu Sasongko, saat menghadiri Rapat Koordinasi Kelompok Kerja (Pokja) Perubahan Iklim (PI) Kelurahan dan Kota bertajuk "Finalisasi Dukungan dan Skema Koordinasi Pokja", yang digelar di Ruang Buketan, Setda Kota Pekalongan, Kamis siang (22/5/2025).

Abimanyu mengungkapkan bahwa, rakor ini digelar sebagai upaya menyinergikan langkah antara Pokja PI tingkat kota dan kelurahan dalam menyelaraskan kegiatan-kegiatan adaptasi perubahan iklim yang telah dijalankan di delapan kelurahan sasaran diantaranya Kelurahan Bandengan, Kandang Panjang, Panjang Wetan, dan sebagainya. Menurutnya, meskipun program ini berjalan dengan berbagai keterbatasan, baik dari sisi anggaran maupun cakupan lokasi, hasil positif sudah mulai dirasakan oleh masyarakat.

“Ini kegiatan yang sangat positif. Urban farming, tambak ikan nila, serta penanganan banjir dan rob sudah memberi manfaat ekonomi kepada masyarakat. Meski belum besar, tetapi masyarakat mulai merasakan hasilnya,” tutur Abimanyu.

Ia menambahkan, dalam konteks program ekonomi, keberhasilan tidak hanya diukur dari bertambahnya pendapatan, tetapi juga dari berkurangnya pengeluaran rumah tangga.

“Misalnya, sekarang ibu-ibu tidak perlu lagi ke pasar untuk membeli sayuran atau ikan. Mereka bisa panen dari pekarangan rumah atau hasil budidaya ikan sendiri. Itu juga sebuah bentuk kemandirian pangan keluarga,” ujarnya.

Lebih lanjut, Abimanyu menyebut bahwa, pendampingan program Kemitraan di Kota Pekalongan akan berlangsung hingga tahun 2026. Ia juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, masyarakat menanti pelaksanaan dua program fisik besar, yakni pembangunan break water atau pemecah gelombang untuk mengurangi dampak rob, serta pengembangan ekowisata berbasis lingkungan.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Perekonomian Sumber Daya Alam dan Infrastruktur Kewilayahan Bapperida Kota Pekalongan, Imron Rosyidi, menegaskan bahwa, keberhasilan program ini tidak lepas dari peran aktif Pokja PI, baik di tingkat kelurahan maupun kota. 

“Mereka adalah motor penggerak tercapainya program Kemitraan ini. Kami dari Bapperida bertindak sebagai hub dan komunikator, menjembatani Pokja kelurahan dengan Pokja kota melalui pendampingan teknis oleh OPD terkait,” kata Imron.

Imron juga menekankan pentingnya keberlanjutan program setelah pendampingan Kemitraan Indonesia selesai di Kota Pekalongan.


“PR kita justru setelah program ini usai. Jangan sampai berhenti di sini. Harus bisa berlanjut dan ditingkatkan, baik dari skala kegiatan maupun partisipasi masyarakatnya,” jelasnya.

Menurutnya, dampak positif program ini sudah nyata. Selain dari sisi ekonomi keluarga, lahan tidak produktif kini bisa dimanfaatkan, dan penanganan banjir serta rob menunjukkan hasil di sejumlah titik. Edukasi kepada masyarakat juga dinilai sangat efektif, terutama dalam isu penting seperti land subsidence atau penurunan muka tanah yang mengancam Kota Pekalongan. 

Pokja PI ini hadir langsung di tengah masyarakat. Mereka bisa memberikan pendekatan yang lebih humanis dan membumi, sehingga masyarakat lebih mudah memahami pentingnya, misalnya, mengurangi penggunaan air tanah untuk menekan laju penurunan muka tanah.

"Melalui kegiatan rakor ini, diharapkan kolaborasi yang telah terjalin dapat semakin solid, dan gerakan adaptasi perubahan iklim di Kota Pekalongan dapat terus bergulir dan berkembang, menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia,"pungkasnya. (Dian)