Sinergi, Edukasi, dan Aksi di 5 Kluster: Forum Anak Wujudkan Pemenuhan Hak yang Berkelanjutan
Forum Anak terus menunjukkan perannya dalam mendukung pemenuhan hak anak melalui filosofi 2P, yaitu Pelopor dan Pelapor. Tahun 2024 menjadi tonggak penting, di mana anggota Forum Anak berhasil memperluas cakupan kegiatan mereka ke 5 kluster utama pemenuhan hak anak yakni hak sipil dan kebebasan, lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif, kesehatan dasar dan kesejahteraan, pendidikan dan kegiatan budaya serta perlindungan khusus anak.
Hal ini disampaikan oleh Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Puji Winarti melalui kepala bidang pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak dan perlindungan perempuan dan anak setempat, Endah Wulandari. Ia mengatakan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan melalui DPMPPA telah membentuk forum anak di tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan. “Alhamdulillah di tahun 2024 mereka sudah menyentuh 5 kluster dan kelembagaan, mereka aktif di setiap klaster ini, kemudian di tahun lalu mereka juga sudah bersinergi dengan kelurahan dan kecamatan, sehingga bisa mensupport forum anak yang ada di sana, sehingga yang aktif tidak adanya forum anak tingkat kota,” katanya.
Ia menjelaskan di tahun 2024, semangat anggota Forum Anak semakin meningkat usai suksesnya Festival Anak, sebuah acara besar yang sepenuhnya diorganisir oleh anak-anak, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Gelaran ini juga mendapat dukungan dari Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (APSAI), ia berharap di tahun 2025 Festival Anak bisa terselenggarakan kembali.
Selain festival, Forum Anak juga berperan aktif dalam menangani permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) dengan pendekatan inovatif, termasuk mendorong anak-anak melanjutkan pendidikan di SKB/PKBM atau mendampingi mereka untuk mendapatkan keterampilan langsung di lapangan.
Kegiatan roadshow ke sekolah-sekolah juga menjadi langkah strategis Forum Anak dalam memperkenalkan program, merekrut anggota baru, dan memberikan edukasi terkait isu-isu seperti bullying, eksploitasi dan kekerasan seksual online (OCSEA), serta perlindungan anak. “Harapannya forum anak tetap dan lebih eksis lagi kegiatannya baik sebagai pelapor maupun pelopor, karena mereka adalah konselor sebaya, apa yang bisa mereka lakukan meskipun kecil di lingkungan sekolahnya dan tentunya menjadi agen perubahan atau contoh anak seusianya. Mudah-mudahan mereka bisa memberikan dampak positif yang nyata,” tukasnya.
Dengan langkah nyata ini, ia menambahkan Forum Anak terus berkomitmen untuk menginspirasi anak-anak Indonesia menjadi agen perubahan yang aktif, berdaya, dan terus melibatkan diri dalam berbagai inisiatif pemenuhan hak anak.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
Hal ini disampaikan oleh Kepala DPMPPA Kota Pekalongan, Puji Winarti melalui kepala bidang pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak dan perlindungan perempuan dan anak setempat, Endah Wulandari. Ia mengatakan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan melalui DPMPPA telah membentuk forum anak di tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan. “Alhamdulillah di tahun 2024 mereka sudah menyentuh 5 kluster dan kelembagaan, mereka aktif di setiap klaster ini, kemudian di tahun lalu mereka juga sudah bersinergi dengan kelurahan dan kecamatan, sehingga bisa mensupport forum anak yang ada di sana, sehingga yang aktif tidak adanya forum anak tingkat kota,” katanya.
Ia menjelaskan di tahun 2024, semangat anggota Forum Anak semakin meningkat usai suksesnya Festival Anak, sebuah acara besar yang sepenuhnya diorganisir oleh anak-anak, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan. Gelaran ini juga mendapat dukungan dari Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (APSAI), ia berharap di tahun 2025 Festival Anak bisa terselenggarakan kembali.
Selain festival, Forum Anak juga berperan aktif dalam menangani permasalahan Anak Tidak Sekolah (ATS) dengan pendekatan inovatif, termasuk mendorong anak-anak melanjutkan pendidikan di SKB/PKBM atau mendampingi mereka untuk mendapatkan keterampilan langsung di lapangan.
Kegiatan roadshow ke sekolah-sekolah juga menjadi langkah strategis Forum Anak dalam memperkenalkan program, merekrut anggota baru, dan memberikan edukasi terkait isu-isu seperti bullying, eksploitasi dan kekerasan seksual online (OCSEA), serta perlindungan anak. “Harapannya forum anak tetap dan lebih eksis lagi kegiatannya baik sebagai pelapor maupun pelopor, karena mereka adalah konselor sebaya, apa yang bisa mereka lakukan meskipun kecil di lingkungan sekolahnya dan tentunya menjadi agen perubahan atau contoh anak seusianya. Mudah-mudahan mereka bisa memberikan dampak positif yang nyata,” tukasnya.
Dengan langkah nyata ini, ia menambahkan Forum Anak terus berkomitmen untuk menginspirasi anak-anak Indonesia menjadi agen perubahan yang aktif, berdaya, dan terus melibatkan diri dalam berbagai inisiatif pemenuhan hak anak.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)