Sidak, Komisi B Harapkan Pembangunan Kembali Pasar Banjarsari Bisa Tumbuhkan Perekonomian Masyarakat

Kota Pekalongan - Jajaran Komisi B DPRD Kota Pekalongan melaksanakan inspeksi mendadak (sidak) pembangunan kembali Pasar Banjarsari Kota Pekalongan yang saat ini sudah hampir selesai. Sidak kali ini Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM) Kota Pekalongan turut mendampingi, Senin siang (23/12/2024).
Ketua Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Mabrur mengungkapkan bahwa, proses pembangunan kembali Pasar Banjarsari yang sempat terbakar pada Sabtu, 24 Februari 2018 lalu memang membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dengan dibangunnya kembali Pasar Banjarsari ini diharapkan bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat. Mengingat, Pasar Banjarsari ini merupakan pasar induk di Kota Pekalongan.
"Terlebih, di Pasar Banjarsari ini merupakan pasar induk tertua di Kota Pekalongan, harapannya pembangunannya bisa betul-betul maksimal dan diterapkan sesuai aturan yang ada,"ucapnya.
Menurutnya, meskipun masih banyak kekurangan, termasuk penataan kios, los dan toko yang agak terlambat openingnya karena salah satunya diakibatkan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).
"Jadi, RAB yang kami usulkan ke Kementerian ternyata realisasinya tidak sesuai, mungkin karena keterbatasan anggaran, dan sebagainya. Sehingga, kita harus mengadakan penyesuaian dulu,"terangnya.
Disamping adanya ketidaksesuaian jumlah kios, los dan toko dengan RAB yang diusulkan, ada fasilitas yang penting namun tidak terealisasi yaitu dua jembatan penghubung. Dimana, pada RAB awal mengusulkan 4 jembatan penghubung untuk menghubungkan 4 blok yang ada di dalam pasar tersebut. Untuk pembangunan pagar keliling demi keamanan juga belum teranggarkan sehingga diupayakan bisa menggunakan dana APBD Kota Pekalongan.
"Tapi, Alhamdulillah menurut Kepala Dindagkop-UKM sudah berupaya mengajukan dana CSR ke lembaga maupun perbankan yang siap membantu. Mudah-mudahan untuk tambahan dua jembatan penghubung ini bisa didanai dari dana CSR,"bebernya.
Dari hasil sidak tersebut, Mabrur menilai, kualitas bangunan Pasar Banjarsari sudah cukup baik, namun masih diperlukan beberapa penyelesaian akhir (finishing) agar pasar tersebut lebih nyaman bagi pengunjung maupun penjual. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemkot Pekalongan, Dindagkop-UKM, dan pengelola pasar dalam meningkatkan daya tarik pasar bagi masyarakat agar Pasar Banjarsari bisa menjadi pusat perekonomian yang bermanfaat bagi semua.
"Untuk penataan pedagang kami berharap bisa diundi saja agar bisa adil dan tidak berebutan. Yang terpenting blok-bloknya sudah disepakati supaya pasar ini sesuai standar dan aturan,"tuturnya.
Mabrur berharap, dengan adanya upaya bersama ini Pasar Banjarsari dapat tumbuh menjadi pusat perdagangan yang lebih aktif dan berkontribusi positif terhadap perekonomian Kota Pekalongan.
"Kami juga akan terus memantau perkembangan dan memberikan dukungan untuk memastikan upaya-upaya yang dilakukan berjalan dengan baik dan efektif,"tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono mengaku bersyukur, pembangunan Pasar Banjarsari hampir selesai. Dimana, anggaran APBN sebelumnya yang digelontorkan Kementerian-PUPR sebesar Rp133 Milliar, kemudian ditambah menjadi Rp139 Milliar. Saat ini sudah dilakukan Serah Terima Sementara Pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) dari pelaksana PT Adhi Persada Gedung (PT APG) kepada pemberi pekerjaan yakni Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah pada 10 Desember 2024 lalu.
"Tadi sudah dilihat catatan-catatan yang diberikan oleh pihak BPPW untuk perbaikan-perbaikan yang belum selesai. Artinya, ini masih ada masa perbaikan sampai 6 bulan. Selanjutnya, dari BPPW akan melakukan Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO) kepada Pemerintah Kota Pekalongan, namun asetnya belum. Bersamaan dengan itu, kami masih dalam tahapan lelang untuk pembuatan pagar keliling pasar untuk keamanan aset di dalam pasar ini dan penambahan kekurangan 79 kios dan 48 toko menggunakan dana APBD sebesar Rp 1,25 Milliar,"papar Supriono.
Lanjutnya, untuk pendataan pedagang sudah siap, tinggal secara fisik nanti akan dilakukan penyelesaian ini. Di dalam pasar ini ada 4 blok yakni Blok A, B, C, dan D. Untuk penempatan pedagang, blok A sampai D semua jenis pedagang ada kecuali pedagang jenis makanan basah yang akan di tempatkan di blok D lantai 2.
"Nanti sistemnya kita akan diskusikan dan paparkan ke Walikota, Sekda dan OPD terkait. Metodenya ada 2 kemungkinan, yang pertama dengan undian sesuai jenis dagangan maupun blok, yang kedua dengan sistem berunding. Tapi, kita lebih cenderung ke metode undian agar sama-sama adil dan meminimalisir komplain,"tukasnya. (Dian)
Ketua Komisi B DPRD Kota Pekalongan, Mabrur mengungkapkan bahwa, proses pembangunan kembali Pasar Banjarsari yang sempat terbakar pada Sabtu, 24 Februari 2018 lalu memang membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dengan dibangunnya kembali Pasar Banjarsari ini diharapkan bisa menumbuhkan perekonomian masyarakat. Mengingat, Pasar Banjarsari ini merupakan pasar induk di Kota Pekalongan.
"Terlebih, di Pasar Banjarsari ini merupakan pasar induk tertua di Kota Pekalongan, harapannya pembangunannya bisa betul-betul maksimal dan diterapkan sesuai aturan yang ada,"ucapnya.
Menurutnya, meskipun masih banyak kekurangan, termasuk penataan kios, los dan toko yang agak terlambat openingnya karena salah satunya diakibatkan tidak sesuai Rencana Anggaran Biaya (RAB).
"Jadi, RAB yang kami usulkan ke Kementerian ternyata realisasinya tidak sesuai, mungkin karena keterbatasan anggaran, dan sebagainya. Sehingga, kita harus mengadakan penyesuaian dulu,"terangnya.
Disamping adanya ketidaksesuaian jumlah kios, los dan toko dengan RAB yang diusulkan, ada fasilitas yang penting namun tidak terealisasi yaitu dua jembatan penghubung. Dimana, pada RAB awal mengusulkan 4 jembatan penghubung untuk menghubungkan 4 blok yang ada di dalam pasar tersebut. Untuk pembangunan pagar keliling demi keamanan juga belum teranggarkan sehingga diupayakan bisa menggunakan dana APBD Kota Pekalongan.
"Tapi, Alhamdulillah menurut Kepala Dindagkop-UKM sudah berupaya mengajukan dana CSR ke lembaga maupun perbankan yang siap membantu. Mudah-mudahan untuk tambahan dua jembatan penghubung ini bisa didanai dari dana CSR,"bebernya.
Dari hasil sidak tersebut, Mabrur menilai, kualitas bangunan Pasar Banjarsari sudah cukup baik, namun masih diperlukan beberapa penyelesaian akhir (finishing) agar pasar tersebut lebih nyaman bagi pengunjung maupun penjual. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara Pemkot Pekalongan, Dindagkop-UKM, dan pengelola pasar dalam meningkatkan daya tarik pasar bagi masyarakat agar Pasar Banjarsari bisa menjadi pusat perekonomian yang bermanfaat bagi semua.
"Untuk penataan pedagang kami berharap bisa diundi saja agar bisa adil dan tidak berebutan. Yang terpenting blok-bloknya sudah disepakati supaya pasar ini sesuai standar dan aturan,"tuturnya.
Mabrur berharap, dengan adanya upaya bersama ini Pasar Banjarsari dapat tumbuh menjadi pusat perdagangan yang lebih aktif dan berkontribusi positif terhadap perekonomian Kota Pekalongan.
"Kami juga akan terus memantau perkembangan dan memberikan dukungan untuk memastikan upaya-upaya yang dilakukan berjalan dengan baik dan efektif,"tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan, Supriono mengaku bersyukur, pembangunan Pasar Banjarsari hampir selesai. Dimana, anggaran APBN sebelumnya yang digelontorkan Kementerian-PUPR sebesar Rp133 Milliar, kemudian ditambah menjadi Rp139 Milliar. Saat ini sudah dilakukan Serah Terima Sementara Pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) dari pelaksana PT Adhi Persada Gedung (PT APG) kepada pemberi pekerjaan yakni Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah pada 10 Desember 2024 lalu.
"Tadi sudah dilihat catatan-catatan yang diberikan oleh pihak BPPW untuk perbaikan-perbaikan yang belum selesai. Artinya, ini masih ada masa perbaikan sampai 6 bulan. Selanjutnya, dari BPPW akan melakukan Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO) kepada Pemerintah Kota Pekalongan, namun asetnya belum. Bersamaan dengan itu, kami masih dalam tahapan lelang untuk pembuatan pagar keliling pasar untuk keamanan aset di dalam pasar ini dan penambahan kekurangan 79 kios dan 48 toko menggunakan dana APBD sebesar Rp 1,25 Milliar,"papar Supriono.
Lanjutnya, untuk pendataan pedagang sudah siap, tinggal secara fisik nanti akan dilakukan penyelesaian ini. Di dalam pasar ini ada 4 blok yakni Blok A, B, C, dan D. Untuk penempatan pedagang, blok A sampai D semua jenis pedagang ada kecuali pedagang jenis makanan basah yang akan di tempatkan di blok D lantai 2.
"Nanti sistemnya kita akan diskusikan dan paparkan ke Walikota, Sekda dan OPD terkait. Metodenya ada 2 kemungkinan, yang pertama dengan undian sesuai jenis dagangan maupun blok, yang kedua dengan sistem berunding. Tapi, kita lebih cenderung ke metode undian agar sama-sama adil dan meminimalisir komplain,"tukasnya. (Dian)