Sarasehan Meneladani Nilai-Nilai Sejarah dan Budaya Perjuangan Pangeran Diponegoro

Masih dalam suasana Peringatan Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dinparbudpora) setempat menggelar acara Sarasehan Sejarah dan Budaya dengan mengusung tema “Pengaruhnya Terhadap Perjuangan Pangeran Diponegoro”, bertempat di Studio 1 LPPL Batik TV Kota Pekalongan, Rabu (20/11/2019).

 

Sebelum Sarasehan dimulai, acara dibuka dengan nonton film bersama mengenai kisah perjuangan Pangeran Diponegoro semasa hidupnya. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan paparan dan diskusi oleh narasumber yang hadir dari seorang Sejarawan Kulon Progo, Ahmad Athoillah MA dan Moch Dirhamsyah, seorang pegiat sejarah Pekalongan.

 

Acara yang dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai sejarah dan budaya kepada para pelajar dan masyarakat setempat ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinparbudpora Kota Pekalongan, Sutarno SH MM.

 

Pada kesempatan tersebut, Sutarno menegaskan bahwa dengan perkembangan zaman saat ini yang didominasi oleh kecanggihan teknologi termasuk maraknya gadget, perlunya edukasi dan pemahaman mengenai memaknai akan nilai-nilai sejarah dan budaya yang diwariskan oleh para pahlawan terdahulu kepada generasi muda khususnya pelajar.

 

“Tanpa kita mempelajari sejarah kita tidak akan tahu ternyata begitu pentingnya sejarah. Karena lewat sejarah ini, masyarakat bisa menjadi tahu budaya-budaya dan pola kehidupan masyarakat di masa dahulu. Oleh karena itu, betapa pentingnya mempelajari sejarah dan budaya ini, kami mengapresiasi dan terus berupaya mengenalkan sejarah dan budaya kepada generasi muda khususnya pelajar,”

 

Disampaikan Sutarno, peristiwa atau kejadian pada masa lampau dituliskan kembali agar masyarakat dapat mengetahui dan mengambil nilai-nilai dari peristiwa tersebut. Meskipun tidak bisa dipungkuri perkembangan zaman semakin maju namun perlu disikapi secara bijak untuk terus belajar sejarah dan budaya. Menurut Sutarno, sejarah tidak hanya sebuah cerita masa lampau tanpa memiliki makna. Belajar sejarah berarti belajar masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang.

 

“Dengan perkembangan zaman ini memang harus seimbang dan bijak menyikapinya dengan membangun nilai sejarah dan budaya yang sudah ada harus tetap dijaga dan dilestarikan, dengan begitu generasi muda akan selalu menghormati dan menghargai apa yang telah diperjuangkan para pahlawan terdahulu. Dengan belajar sejarah dan budaya, generasi bangsa akan menghargai perjuangan para pendiri bangsa dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar,” terang Sutarno.

 

Sementara itu, sejarawan Kulon Progo, Ahmad Athoillah, yang hadir sebagai salah satu narasumber memaparkan mengenai nilai-nilai sejarah dan budaya yang patut diteladani dari sosok pahlawan Indonesia, Pangeran Diponegoro semasa hidupnya. Atho menyebutkan Pangeran Diponegoro adalah seseorang yang sangat religius, cerdas, rendah hati dan sama sekali tidak haus akan jabatan serta beretika.

 

“Meskipun beliau berasal dari kalangan keluarga dengan status sosial tinggi, yaitu dari bangsa keraton, namun Pangeran Diponegoro memiliki kepribadian yang religius, mengutamakan kepentingan rakyat, mengedepankan etika berbudaya, dan beritelektual. Jadi orang yang pintar, tetapi berbudaya dan tetap religius. Ini yang bisa diimplementasikan dalam kehidupan bagi generasi muda sekarang ini,” jelas Atho.

 

Dengan digelarnya sarasehan ini, lanjut Atho, setidaknya kegiatan ini dapat memberikan stimulus atau dorongan kepada generasi muda s bahwasannya sejarah bukanlah paket untuk menghafalkan tahun, tanggal kejadian walaupun peristiwa tersebut bersifat kronologis. Namun, lebih pada belajar pada pola kehidupan di masa lalu untuk menyikapi di masa mendatang agar lebih baik dan semakin bijak.

 

“Yang paling penting kita harus mewariskan nilai-nilai luhur dan agung dari Sang pangeran Diponegoro dalam pendidikan karakter anak bangsa,” pungkas Atho.