Ratusan WBP Rutan Pekalongan Khidmat Ikuti Upacara Hari Lahir Pancasila ke-80

Kota Pekalongan — Suasana penuh semangat menyelimuti Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIA Pekalongan pada Senin pagi, (02/06/2025). Sebanyak 256 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), baik pria maupun wanita, turut ambil bagian dalam Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila ke-80 Tahun 2025 yang digelar secara khidmat di Lapangan Utama Rutan setempat.

Upacara ini menjadi momentum penting untuk meneguhkan semangat nasionalisme di balik jeruji besi. Mengangkat tema nasional “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, kegiatan tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Rutan  Kelas IIA Pekalongan, Nanang Adi Susanto, yang bertindak sebagai pembina upacara. Dengan latar bendera Merah Putih yang berkibar tegak dan lagu kebangsaan “Andhika Bhayangkari” yang menggema syahdu, para WBP tampak mengenakan pakaian rapi dan berbaris dengan tertib, menampakkan raut wajah yang penuh kesungguhan.

Dalam amanatnya, Nanang membacakan sambutan resmi dari Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Republik Indonesia, Prof. Yudian Wahyudi, yang menegaskan pentingnya Pancasila sebagai pondasi utama bangsa Indonesia. Disampaikan bahwa Pancasila adalah rumah besar kebangsaan yang menyatukan lebih dari 270 juta rakyat Indonesia dari berbagai latar belakang etnis, agama, budaya, dan bahasa.

“Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan,” ucap Nanang membacakan kutipan pesan dari BPIP.

Lebih lanjut, ditegaskan pula bahwa pengamalan nilai-nilai Pancasila harus dilakukan secara nyata, termasuk dalam pelayanan publik dan sistem pemasyarakatan. Keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam menjunjung tinggi ideologi Pancasila.

"Kegiatan upacara ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan menjadi bagian integral dari program pembinaan karakter di lingkungan Rutan Pekalongan. Pancasila dijadikan sebagai kompas moral yang menuntun warga binaan untuk merefleksikan kesalahan masa lalu dan menumbuhkan semangat memperbaiki diri,"tegasnya.

Menurutnya, peringatan Hari Lahir Pancasila ini menjadi momen tepat untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan di lingkungan Rutan. Meskipun mereka sedang menjalani masa hukuman, bukan berarti mereka kehilangan hak dan kewajiban untuk mencintai tanah air. 

"Justru di sinilah proses pembinaan karakter itu terus kita tanamkan. Pancasila tidak hanya diajarkan, tapi juga dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari mereka,” ujar Nanang.

Lanjut Nanang menambahkan, upacara ini juga menjadi bagian dari rangkaian pembinaan rohani dan ideologi yang rutin dilakukan oleh Rutan Pekalongan, termasuk melalui kegiatan keagamaan, pelatihan keterampilan, serta pendidikan wawasan kebangsaan. Dengan demikian, diharapkan para WBP tidak hanya kembali ke masyarakat sebagai individu yang bebas, tetapi juga sebagai pribadi yang memiliki semangat nasionalisme dan tanggung jawab sosial.

"Peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini menjadi bukti nyata bahwa semangat cinta tanah air tidak pernah mengenal batas, bahkan dari balik jeruji. Di tengah keterbatasan, 256 warga binaan di Rutan Lodji Pekalongan menunjukkan bahwa nilai-nilai luhur Pancasila tetap menyala dalam sanubari mereka,"tandasnya. (Dian)