Ratusan Guru Ikuti Seminar Upgrading Kepemimpinan Pembelajaran

Memperingati hari guru nasional 2023 yang akan diperingati pada 25 November mendatang sekaligus HUT PGRI ke-68, Dinas Pendidikan Kota Pekalongan menggelar seminar upgrading kepemimpinan pembelajaran bagi kepala dan guru TK se-kota Pekalongan, berlangsung di Gedung Olahraga Jetayu setempat, Rabu (22/11/2023). 500 tenaga pendidik dilibatkan dalam seminar kali ini sebagai bentuk komitmen kelanjutan gerakan brayan sinau.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Zainul Hakim menjelaskan gerakan brayan sinau adalah kegiatan yang menggerakan pendidik untuk terus belajar dan memperkaya kompetensi, “Brayan sinau dikemas dengan kegiatan seminar ini, 9 guru yang sudah lolos mengikuti program sekolah penggerak, akan menampilkan praktik baik kepada guru yang belum berkesempatan mengikuti pendidikan guru penggerak sehingga sekolah yang belum jadi sekolah penggerak sudah terbiaskan pola pembelajaran yang baik menurut kebijakan dari program ini,” katanya.

Zainul ingin seminar upgrading kepemimpinan pembelajaran mampu mencerahkan kepala sekolah maupun guru yang belum mengikuti program sekolah penggerak, “Kami berharap pola kepemimpinan saat ini tidak ada lagi miskonsepsi pengelolaan pendidikan anak usia dini termasuk TK tidak ada lagi cara-cara pembelajaran yang kurang menyenangkan sebagaimana arah kebijakan kementerian, pun ketika memasuki sekolah dasar dengan menyenangkan, semoga bisa menguatkan pembelajaran menyenangkan dari pendidikan usia dini sampai SD kelas awal yaitu kelas 1 dan 2,” sambungnya.

Selain berkolaborasi dengan 9 guru penggerak, pihaknya juga menggandeng Bunda PAUD Kota Pekalongan, Inggit Soraya dan Kepala bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Dinas Pendidikan, Ahmad Husni sebagai narasumber.

Sementara itu, Inggit mengapresiasi seminar inisiasi IGTKI-PGRI ini, dengan kegiatan ini guru bisa berkumpul dan belajar bersama, “Salah satu topik yang ditekankan tadi adalah guru harus mengajarkan anak didik disiplin positif, menurut saya sangat bagus karena selama ini pandangan disiplin terkesan arogan, pemaksaan, hukuman. Tapi kita coba belajar disiplin positif supaya anak-anak ini bisa mandiri, memecahkan solusi dan anak-anak diberikan kesempatan untuk bisa berpikir menyelesaikan masalahnya,” tandasnya.

Lebih lanjut, Inggit berpesan kepada guru anak usia dini untuk tetap semangat dalam mendidik anak, selalu tebarkan sesuatu yang positif, memberikan contoh yang terbaik sebab anak usia dini belajar dengan proses mencontoh, “Jadilah guru yang mencontohkan yang baik dan positif, harus bahagia, tidak ada kekerasan atau paksaan dalam mendidik anak,” tukasnya.