Ratusan Atlet Disabilitas Holistic Paralympic Se Pantura Mulai Berlaga

Kota Pekalongan, Info Publik - Sebagai bentuk kepedulian terhadap penyandang disabilitas, Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia (Kemenpora RI) bekerjasama dengan Yayasan Holistic Education Center Indonesia menggelar Turnamen Olahraga Disabilitas Holistic Paralympic 2018 di Gedung Olah Raga (GOR) Jetayu Kota Pekalongan, Rabu (12/12/2018). Kegiatan ini untuk memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk selalu berkembang.

 

Pembukaan Holistic Paralympic dibuka dengan penyalaan obor oleh atlet disabilitas dilanjutkan pertunjukan tari dan paduan suara dari penyandang disabilitas. Sebelum pembukaan usai, disosialisasikan juga cabang olahraga Boccia yang dikhususkan untuk para penyandang celebral palsy.

 

Hadir dalam kegiatan tersebut staf ahli menteri bidang olahraga, Komisi X DPR RI, Forkopimda Kota Pekalongan, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Olah Raga, Asisten Sekda Pembangunan Kota Pekalongan, perwakilan bupati Pemalang, Batang, Pekalongan, dan SKPD terkait.

 

Ketua Penyelenggara Kegiatan, Nur Indah mengungkapkan Holistic Paralympic  diikuti oleh 170 atlet dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Kendal. “Peserta kegiatan ini berasal dari komunitas difabel, Sekolah Luar Biasa (SLB), dan masyarakat umum penyandang disabilitas,” terang Nur.

 

Kegiatan ini akan dilangsungkan di tiga tempat yakni GOR Jetayu, GOR Medono,dan Stadion Hoegeng sampai dengan Kamis (13/12/2018). Cabang olahraga yang ditandingkan seperti catur, lomba lari dengan kursi roda, dan bulu tangkis.

 

Asisten Sekda Bidang Pembangunan, Sri Wahyuni menyampaikan sambutan dari Walikota Pekalongan, HM Saelany Mahfudz turnamen olahraga disabilitas Holistic Paralympic ini menuju disabilitas yang sehat, kompetitif, dan berprestasi. “Ini membuka cakrawala kita bahwa penyandang dsabilitas membutuhkan ruang berekspresi untuk menunjukkan kemampuan dan prestasinya. Prestasi peringkat lima dalam Asian Paragames dengan pelrolehan 37 emas ini dapat dijadikan parameter bahwa disabilitas dapat bersaing di kancah internasional dengan kemampuannya yang luar biasa,” tutur Sri Wahyuni.

 

Momentum Desember dalam peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) ini dimanfaatkan untuk membuat ajang kompetisi dan mencari bibit atlet yang berkompeten. “Adanya kegiatan ini semoga membuka kesadaran kita untuk melakukan perlindungan disabilitas di segala sektor,” ujar Sri Wahyuni.

 

Komisi X DPR RI , Marlinda Irwandi mengaku ingin menumbuhkembangkan potensi penyandang disabilitas di seluruh kabupaten dan kota karena ia percaya melalui ini adan didapatkan bibit atlet yang berkompeten. “Kita perjuangkan hak para penyandang disabilitas untuk memperoleh perlakuan yang sama dan apresiasi yang sama,” tandas Marlinda.

 

Staf Ahli Menpora Bidang Hukum dan Olahraga, Samsudin mengaku tidak membeda-bedakan untuk normal atau disabilitas baik penghargaan dan penyelenggaraannya. “Kita harus berikan hormat kepada saudara kita penyandang disabilitas. Disabilitas telah memberikan banyak prestasi, dari segi anggaran akan kita upayakan dan pikirkan lagi. Kegiatan semacamini harus digalakkan untuk ke depannya dan menjadi langkah awal untuk diselenggarakan secara terus menerus,” pungkas Samsudin.

 

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)