Petugas Haji Kota Pekalongan Intens Dampingi Jamaah Risti, Fokus pada Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Kota Pekalongan — Petugas Haji Daerah (PHD) Kota Pekalongan terus memberikan perhatian intensif terhadap jamaah haji asal Kota Pekalongan, khususnya mereka yang tergolong dalam kategori risiko tinggi (risti). Hal ini disampaikan oleh Petugas Haji Daerah (PHD) Kota Pekalongan, Mahbub Syauqi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon pada Jumat (23/5/2025).
Mahbub menyampaikan bahwa, pendampingan kesehatan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan sejak jamaah tiba di Tanah Suci.
Menurutnya, dari total 372 orang jamaah haji Kota Pekalongan, jumlah jamaah haji risti Kota Pekalongan yang dibina dan didampingi mencapai 239 orang, terdiri dari 73 orang dengan kategori risti merah (berisiko tinggi dan memerlukan pengawasan ketat), 150 orang risti kuning (berisiko sedang), dan 16 orang risti hijau (berisiko ringan).
“Keluhan kesehatan yang paling dominan di antara jamaah adalah hipertensi. Ini menjadi fokus utama kami dalam melakukan pemantauan dan pendampingan,” ujar Mahbub.
Pendampingan yang dilakukan oleh tim petugas haji melibatkan berbagai aspek pelayanan kesehatan, baik preventif, promotif, maupun kuratif. Setidaknya terdapat sepuluh bentuk pelayanan yang dijalankan secara intensif oleh tim yakni pertama, Pelayanan Pos Kesehatan Kloter meliputi menyediakan layanan pemeriksaan dan tindakan medis ringan di posko kloter untuk memudahkan akses jamaah terhadap fasilitas kesehatan dasar.
Kedua, Pelayanan Visitasi ke Kamar yaitu kunjungan langsung ke kamar jamaah dilakukan secara rutin untuk memantau kondisi fisik dan psikologis jamaah, khususnya mereka yang tidak mampu datang ke pos kesehatan. Ketiga, Pelayanan Edukasi Kesehatan yaitu Edukasi diberikan dalam bentuk penyuluhan langsung maupun media leaflet untuk meningkatkan kesadaran jamaah terhadap pentingnya menjaga kesehatan selama ibadah haji.
"Keempat ada Pelayanan Konsultasi Kesehatan, dimana petugas menyediakan waktu khusus untuk konsultasi langsung bagi jamaah yang membutuhkan penjelasan atau pendampingan atas kondisi kesehatan mereka. Kelima, Pelayanan Pendampingan Rujukan untuk jamaah yang memerlukan penanganan medis lanjutan, petugas mendampingi proses rujukan ke fasilitas kesehatan Arab Saudi. Selanjutnya, ada Pelayanan Pos Kesehatan Satelit yakni Fasilitas kesehatan disiapkan di lokasi strategis di luar hotel utama guna menjangkau jamaah yang tinggal di hotel lain,"bebernya.
Lanjutnya, selain itu ada Pelayanan Pengawasan Makanan Katering, dimana Petugas juga terlibat dalam mengawasi kualitas dan keamanan makanan yang disediakan pihak katering, guna mencegah risiko penyakit akibat makanan. Tidak hanya itu, ada juga Pelayanan Penyediaan Obat agar kebutuhan obat-obatan jamaah dipastikan tersedia, termasuk obat rutin yang harus dikonsumsi jamaah dengan penyakit penyerta. Pelayanan Visitasi Hotel Non-Utama juga diberikan. Pelayanan ini tidak hanya dilakukan di hotel utama, namun juga menjangkau jamaah yang tinggal di hotel lain yang menjadi bagian dari kloter.
Terakhir, Pelayanan Pendampingan Umrah dan City Tour. Dimana, petugas turut mendampingi jamaah saat melaksanakan kegiatan ibadah umrah dan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah untuk memastikan keselamatan dan kelancaran kegiatan.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh jamaah, khususnya yang risti, dapat menjalankan ibadah dengan nyaman, aman, dan sehat. Pendampingan kami tidak terbatas pada aspek medis, tetapi juga memperhatikan kenyamanan dan psikologis mereka. Dengan komitmen ini, diharapkan jamaah Kota Pekalongan dapat menyelesaikan rangkaian ibadah haji dengan baik dan kembali ke tanah air dalam keadaan sehat wal'afiat,"pungkasnya. (Dian)
Mahbub menyampaikan bahwa, pendampingan kesehatan dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan sejak jamaah tiba di Tanah Suci.
Menurutnya, dari total 372 orang jamaah haji Kota Pekalongan, jumlah jamaah haji risti Kota Pekalongan yang dibina dan didampingi mencapai 239 orang, terdiri dari 73 orang dengan kategori risti merah (berisiko tinggi dan memerlukan pengawasan ketat), 150 orang risti kuning (berisiko sedang), dan 16 orang risti hijau (berisiko ringan).
“Keluhan kesehatan yang paling dominan di antara jamaah adalah hipertensi. Ini menjadi fokus utama kami dalam melakukan pemantauan dan pendampingan,” ujar Mahbub.
Pendampingan yang dilakukan oleh tim petugas haji melibatkan berbagai aspek pelayanan kesehatan, baik preventif, promotif, maupun kuratif. Setidaknya terdapat sepuluh bentuk pelayanan yang dijalankan secara intensif oleh tim yakni pertama, Pelayanan Pos Kesehatan Kloter meliputi menyediakan layanan pemeriksaan dan tindakan medis ringan di posko kloter untuk memudahkan akses jamaah terhadap fasilitas kesehatan dasar.
Kedua, Pelayanan Visitasi ke Kamar yaitu kunjungan langsung ke kamar jamaah dilakukan secara rutin untuk memantau kondisi fisik dan psikologis jamaah, khususnya mereka yang tidak mampu datang ke pos kesehatan. Ketiga, Pelayanan Edukasi Kesehatan yaitu Edukasi diberikan dalam bentuk penyuluhan langsung maupun media leaflet untuk meningkatkan kesadaran jamaah terhadap pentingnya menjaga kesehatan selama ibadah haji.
"Keempat ada Pelayanan Konsultasi Kesehatan, dimana petugas menyediakan waktu khusus untuk konsultasi langsung bagi jamaah yang membutuhkan penjelasan atau pendampingan atas kondisi kesehatan mereka. Kelima, Pelayanan Pendampingan Rujukan untuk jamaah yang memerlukan penanganan medis lanjutan, petugas mendampingi proses rujukan ke fasilitas kesehatan Arab Saudi. Selanjutnya, ada Pelayanan Pos Kesehatan Satelit yakni Fasilitas kesehatan disiapkan di lokasi strategis di luar hotel utama guna menjangkau jamaah yang tinggal di hotel lain,"bebernya.
Lanjutnya, selain itu ada Pelayanan Pengawasan Makanan Katering, dimana Petugas juga terlibat dalam mengawasi kualitas dan keamanan makanan yang disediakan pihak katering, guna mencegah risiko penyakit akibat makanan. Tidak hanya itu, ada juga Pelayanan Penyediaan Obat agar kebutuhan obat-obatan jamaah dipastikan tersedia, termasuk obat rutin yang harus dikonsumsi jamaah dengan penyakit penyerta. Pelayanan Visitasi Hotel Non-Utama juga diberikan. Pelayanan ini tidak hanya dilakukan di hotel utama, namun juga menjangkau jamaah yang tinggal di hotel lain yang menjadi bagian dari kloter.
Terakhir, Pelayanan Pendampingan Umrah dan City Tour. Dimana, petugas turut mendampingi jamaah saat melaksanakan kegiatan ibadah umrah dan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah untuk memastikan keselamatan dan kelancaran kegiatan.
“Kami ingin memastikan bahwa seluruh jamaah, khususnya yang risti, dapat menjalankan ibadah dengan nyaman, aman, dan sehat. Pendampingan kami tidak terbatas pada aspek medis, tetapi juga memperhatikan kenyamanan dan psikologis mereka. Dengan komitmen ini, diharapkan jamaah Kota Pekalongan dapat menyelesaikan rangkaian ibadah haji dengan baik dan kembali ke tanah air dalam keadaan sehat wal'afiat,"pungkasnya. (Dian)