Persiapkan Pembangunan Wisata Air, Dinparbudpora dan Tim Teknis Undip Mulai Lakukan Uji Tanah

Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga (Dinparbudpora) bersama Tim Teknis dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang mulai melakukan pengecekan uji sondir (dutch cone penetrometer) dan bonding test di Obyek Wisata Pasir Kencana Kota Pekalongan, Kamis (9/1/2020).

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui dan memeriksa kekuatan tanah terhadap proyek yang dilaksanakan. Pasalnya, di obyek wisata tersebut rencananya Pemerintah Kota Pekalongan akan membangun Wisata Air Terbesar yang difasilitasi oleh Kementerian PUPR RI.

Tim Teknis Undip Pekalongan, Tatang Priyatna menerangkan bahwa pengujian sondir adalah suatu metode uji penekanan yang dilakukan untuk menganalisa daya dukung tanah dan mengukur kedalaman lapisan tanah keras atau pendukung yang biasa disebut tanah sondir. Menurut Tatang, dengan mengetahui kedalaman tanah keras (sondir) yang akan dijadikan pijakan untuk tiang pancang atau pile maka dapat dibuat desain pondasi yang sesuai dengan standart keamanan untuk menyokong kolom bangunan. Berbeda dengan uji sondir, boring test yaitu pengujian tanah untuk mengetahui kondisi tanah setiap layer hingga sampai ke tanah keras. Standart yang ditetapkan dalam pengujian ini yaitu SPT (Standart Peneteration Test).  

"Dengan kapasitas 2.5 ton dan kedalaman 20 meter. Rencananya pengujian tanah ini ada di dua titik lokasi proses sondir dan satu boring. Sehingga, dengan begitu akan diketahui struktur tanahnya seperti apa, pondasi bangunannya harus seperti apa," tutur Tatang.

Menurut Tatang, dengan bantuan manometer yang terdapat pada alat sondir tersebut  dapat dibaca atau diketahui kekuatan suatu tanah pada kedalaman tertentu. Sehingga, dapat diketahui pula bahwa dari berbagai lapisan tanah memiliki kekuatan yang berbeda. Kekuatan tanah tersebut, didapatkan dari data sondir yang akan digunakan untuk menentukan nilai perlawanan konus terhadap jenis tanah berdasarkan kedalamannya. Semakin besar nilai perlawanan konus, maka menunjukkan semakin kerasnya lapisan tanah yang didapatkan. 

''Karena tidak adanya batas minimum dan maksimum proses perhitungan nilai perlawanan konus terhadap kedalaman tanah. Dari hasilnya nanti selanjutnya akan kami bawa ke laboratorium untuk disajikan dalam bentuk laporan,” papar Tatang.

Sementara itu, Kepala Bidang Pariwisata Dinparbudpora Kota Pekalongan, Nur Slamet B.,Spi,MSi, membenarkan bahwa Pemerintah Kota Pekalongan mendapatkan fasilitasi dari Kementerian PUPR RI melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jawa Tengah untuk membangun wisata air terbesar yang akan diprioritaskan di Obyek Wisata Pasir Kencana dengan anggaran yang digelontorkan sekitar Rp30 Milliar. Saat ini, lanjut Nur, proses penataan kawasan wisata air tersebut sedang dalam proses penyusunan DED dan persiapan konstruksi pengujian tanah untuk pengembangan wisata air di kawasan pesisir pantai tersebut.

“Untuk proses pengerjaan fisiknya sesuai rencana dari Kementerian PUPR akan dimulai pada April 2020 dengan target penyelesaian selama lima belas bulan. Penataan wisata air tersebut diprioritaskan di Pasir Kencana karena berbagai pertimbangan karena aksesibilitas pada lokasi tersebut paling baik, kendaraan besar seperti bus bisa masuk, jarak tempuh dari pusat kota tidak terlalu jauh dan berdekatan dengan potensi wisata lain seperti Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pusat Informasi Mangrove (PIM), PPNP dan sebagainya,” terang Nur.

Adapun konsep Wisata Air di Pantai Pasir Kencana nantinya, lanjut Nur, dengan ciri khas Pantai Batik bertemakan Artificial Tourism (Wisata Buatan) yang didalamnya akan dilengkapi dengan spot selfie, panggung budaya, taman budaya, taman bermain, stand kuliner, wahana air, promenade, plaza, dan sebagainya untuk menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Kota Pekalongan.

“Sebelumnya kami telah mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk pembangunan sheetpile, dimana kondisi pantai sebelum dipasang sheetpile ini mudah terkena rob. Alhamdulillah dengan adanya sheetpile, rob yang berimbas ke kawasan pantai ini sudah mulai berkurang. Sementara pada hari ini, kami bersama tim teknis Undip sedang melakukan pengujian tanah untuk mengetahui konsisi tanah di Pantai Pasir Kencana sehingga konstruksi pembangunan Wisata Air nantinya bisa sesuai dengan kondisi tanahnya. Kami berharap setelah pembangunan Wisata Air ini selesai, Kota Pekalongan akan memiliki obyek wisata yang representatif dan dapat bersaing dengan wisata di daerah lainnya,” tukas Nur Slamet.