Perkuat Kompetensi dan Akses Kerja, Pemkot Gelar Pelatihan Pijat bagi Disabilitas Netra

Kota Pekalongan – Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) resmi membuka pelatihan keterampilan pijat bagi penyandang disabilitas netra, berlangsung di ruang aula setempat, Senin (30/6/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program pelatihan kerja inklusif yang bertujuan meningkatkan kapasitas, kepercayaan diri, dan kemandirian ekonomi para peserta.
 
Sekretaris Daerah Kota Pekalongan, Nur Priyantomo mengungkapkan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk memberikan akses setara kepada semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas. “Saya mengapresiasi Dinperinaker karena tidak hanya fokus melatih masyarakat umum, tetapi juga teman-teman disabilitas. Diharapkan, dengan pelatihan dan sertifikat resmi yang diberikan, peserta lebih percaya diri untuk praktik secara mandiri dan berani membuka usaha,” ungkapnya.
 
Dalam kesempatan tersebut, ia menyampaikan pesan kepada peserta bahwa pentingnya menjaga kebersihan tempat praktik ketika nanti akan membuka jasa pijat. Lebih lanjut, ia mendorong adanya kerja sama lanjutan dengan sektor perhotelan atau rest area agar peluang kerja lebih terbuka pasca pelatihan.
 
Sementara itu, Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Betty Dahfiani Dahlan menjelaskan bahwa kegiatan ini menghadirkan instruktur dari Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, yang berpengalaman melatih kelompok rentan termasuk penyandang disabilitas. “Kami ingin sampaikan ke masyarakat bahwa pelatihan kerja bersifat inklusif. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah bukan hanya menyasar untuk non-disabilitas, tetapi juga disabilitas. Tujuannya agar mereka memiliki keterampilan dan bisa hidup mandiri secara ekonomi,” jelasnya.
 
Lebih lanjut, Ketua Sahabat Difa Kota Pekalongan, Mery Mariam, mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan kepada penyandang disabilitas. Ia mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan yang pertama kalinya secara khusus ditujukan kepada penyandang disabilitas netra. “Sebelumnya, pelatihan ditujukan untuk daksa, tuli, dan lainnya. Tahun ini, kami meminta pelatihan yang fokus untuk netra. Setelah berdiskusi langsung dengan mereka, keterampilan pijat menjadi pilihan. Ini sesuai kebutuhan mereka,” tuturnya.
 
Ia berharap, dengan keterampilan dasar pijat yang diperoleh, para peserta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dan menjadi lebih mandiri secara ekonomi.
 
(Tim Liputan Dinkominfo/dea)