Peringatan Hari Tanpa Diskriminasi, Momentum Cegah Belenggu Diskriminasi Perempuan

Kota Pekalongan - Setiap tanggal 1 Maret, dunia memperingati Hari Nol Diskriminasi atau Zero Discrimination Day. Peringatan ini merupakan momentum penting dalam merayakan hak semua orang. Hari Tanpa Diskriminasi Internasional erat kaitannya dengan perempuan, mengingat kekerasan dan diskriminasi yang menimpa perempuan masih menjadi isu yang hangat untuk didiskusikan, hal ini tidak saja menjadi pembicaraan dalam tingkat nasional, namun juga dalam tingkat internasional.

Plt Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak (DPMPPA) Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Nur Agustina mengungkapkan bahwa, di beberapa diskursus, diskriminasi terhadap perempuan masih sering ditemukan, bahkan hingga sampai saat ini, masih ada kelompok masyarakat yang menganggap bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki dalam keluarga atau di masyarakat harus berbeda. Misalnya, anggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, toh nantinya masuk dapur juga. Selain itu, pengarusutamaan gender belum sepenuhnya dilakukan. Oleh karena itu, pihaknya mengajak kepada masyarakat bahwa Peringatan Hari Tanpa Diskriminasi Internasional ini bisa menjadi bentuk upaya mengingatkan masyarakat adanya hak asasi manusia, dimana laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama di dalam memperoleh keadilan.

“Upaya-upaya kita untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan proses berkeadilan di dalam pembangunan perlu dilakukan supaya efek dari diskriminasi itu yang biasanya terjadi kekerasan terhadap kaum yang termarginalisasi  bisa ditekan,” tutur Agustin usai membuka kegiatan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Bagi Pelajar Putri SMK Syafi'i Akrom, belum lama ini.

Disampaikan Agustin, jika dikaitkan dengan pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi atau pendidikan seks, hal ini juga masih berkesinambungan dengan upaya pencegahan kekerasan seksual. Dimana yang sering menjadi korbannya adalah perempuan yang sering mengalami diskriminasi.

“Perempuan perlu dilibatkan secara lebih aktif dalam pembangunan di segala bidang. Namun dalam kehidupan sehari-hari, perempuan masih mengalami ketidakadilan akibat diskriminasi gender, seperti peminggiran atau kemiskinan (marjinalisasi), sub ordinasi, pelabelan (stereotype), kekerasan dan beban kerja. Sehingga, era revolusi industri 4.0 saat ini, dengan kemudahan akses terhadap apa pun, harus bisa dimanfaatkan sebagai peluang untuk menciptakan kesempatan yang sama bagi laki-laki maupun perempuan dalam memaksimalkan potensi dan pemenuhan hak asasi seluruh kelompok,” pungkasnya.

(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)