Pengelolaan TPI Kota Pekalongan Jadi Acuan Belajar Pemkab Natuna

Pengelolaan lelang terbuka yang ada di Unit Pelaksana Teknis Dinas Tempat Pelelangan Ikan (UPTD TPI) dibawah naungan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Pekalongan yang telah berjalan baik menjadi acuan Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Dinas Perikanan setempat untuk bertandang ke Kota Pekalongan melakukan kaji tiru hal serupa, berlangsung di Aula Gedung Technopark Perikanan Kota Pekalongan, Selasa (7/3/2023).

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Hadi Suryanto menjelaskan bahwa, rombongan Pemkab Natura berkunjung ke Kota Pekalongan karena ada program di Tahun 2023 ini untuk mengoptimalkan TPI di Natuna. Menurutnya, keberlangsungan pengelolaan TPI Kota Pekalongan telah berjalan baik sejak lama.

"Banyak hal yang ingin kami adopsi dari Kota Pekalongan diantaranya kebijakan,  pelaksanaan hingga pelaporannya," ucap Hadi.

Menurutnya, pelaksanaan pelelangan ikan di TPI Kota Pekalongan sudah berjalan dengan baik dan dari hasil pelelangan ikan turut menyumbang pendapatan asli daerah sebesar Rp4 Milliar. Sehingga, hal ini menjadi acuan Pemkab Natuna untuk bisa menerapkan hal serupa di Kabupaten Natuna. Lanjutnya, usai penerimaan study tiru ini, keesokan harinya dilanjutkan dengan study lapangan ke lokasi TPI untuk memantau secara langsung proses pendaratan kapal-kapal yang masuk ke TPI Kota Pekalongan, pelaksanaan pelelangan hasil tangkapan, penjualan, hingga pembayaran hasil pelelangan ikannya.

"Tindaklanjut study tiru ini kami sudah merencanakan perjanjian kerjasama antara Pemkab Natuna kepada Pemkot Pekalongan melalui Dinas Kelautan dan Perikanan setempat untuk ikut melakukan pendampingan dan mengirimkan tenaga pelelangan ke Natuna untuk sharing manajemen pengelolaan TPI," terangnya.

Ditambahkan Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Kabupaten Natuna
Suryanto  bahwa, kondisi luas wilayah di Kabupaten Natuna sendiri 99 persen didominasi laut, dan 1 persennya daratan. Sehingga, sejatinya potensi perikanannya tinggi, namun saat ini memberikan kontribusi ke PADnya masih kurang optimal. Dari proses pelelangan ikan yang dipelajari di Kota Pekalongan ini diharapkan bisa menyumbang kontribusi pencapaian PAD yang maksimal di Natuna. "Sehingga, kami ingin mempelajari bagaimana pelaksanaan, mekanisme, dan proses pelelangan serta tidak menutup kemungkinan ada sebuah perjanjian kerjasama antar daerah yang bisa terjalin termasuk dalam hasil perikanan," imbuh Suryanto.

Suryanto menyebutkan, sebenarnya dilihat dari potensi hasil perikanan di Natuna yang hampir 120 ribu ton seharusnya bisa menambah pemaksimalan PAD di Kabupaten Natuna.

"Sementara, di Kota Pekalongan saja potensinya 15 ribu bisa menyumbang PAD Rp4-6 Milliar. Sedangkan, di Natuna PAD nya belum dioptimalkan karena proses pelelangan belum dilaksanakan. Dengan study tiru ini mudah-mudahan PAD kami bisa meningkat dan kemandirian daerah bisa tercapai," tegasnya.

Kepala DKP Kota Pekalongan, Sugiyo mengapresiasi atas kunjungan study tiru dari rombongan Pemkab Natuna yang telah berkenan ke Kota Pekalongan untuk mempelajari pengelolaan TPI di Kota Batik ini. Kunjungan study tiru ini dinilai sebagai upaya mempererat silaturahmi antar daerah dalam rangka saling sharing ilmu mengenai pengelolaan sektor perikanan.

"Kami saling sharing banyak hal diantaranya pengelolaan pelelangan ikan, pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Di Kota Pekalongan sebenarnya potensi kelautannya kecil, tetapi kita manfaatkan semaksimal mungkin. Sementara, di Kabupaten Natuna, potensi kelautan dan perikanannya sangat luar biasa, maka dari Pemkab Natuna belajar ke Kota Pekalongan supaya potensi perikanan yang cukup besar disana bisa turut menyumbang capaian peningkatan PAD di Kabupaten Natuna," tandas Sugiyo.