Pemkot Terus Pertahankan Predikat Kota Pekalongan sebagai Kota Kreatif

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan terus berupaya mempertahankan predikat Kota Batik sebagai Kota Kreatif Dunia. Awal tahun ini Pemkot Pekalongan telah menyusun 23 atau 24 event untuk mempertahankan predikat tersebut. 

"Sejak 2014 lalu Kota Pekalongan telah mengembangkan predikat Kota Kreatif, untuk mempertahankannya tentu tidak mudah, berbagai event harus menunjang predikat itu," terang Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid usai rakor anggota jejaring kab/kota kreatif UNESCO di Ruang Terang Bulan, Setda Kota Pekalongan, Selasa (9/1/2024).

Disampaikan Wali Kota Aaf, sapaan akrabnya, Kota Pekalongan terus berinovasi karena saat ini muncul banyak kota kreatif lainnya seperti Bandung, Ambon, Solo, dan kota lainnya. "Ini menjadi tantangan untuk Kota Pekalongan untuk bertahan. Tahun ini satu dasawarsa predikat kota kreatif, event yang akan digelar masih kami rancang agar menjadi event yang luar biasa," kata Aaf. 

Mungkin tidak bisa digabungkan dengan Hari Jadi Kota Pekalongan pada bulan April karena bersamaan dengan bulan puasa. Atau nantinya pada momen Hari Batik Nasional, momen satu dasawarsa ini akan lebih mengesankan. 

Terkait kendala, pernah viral tentang banjir yang berwarna merah. Ini menjadi PR bagi pemkot bagaimana menangani limbah sungai di Kota Pekalongan. "Banyak masukan dan kritikan yang masuk namun permasalahan limbah sungai harus disinergikan dengan daerah lain. Kota Pekalongan ini hilirnya sedangkan hulunya Kabupaten Pekalongan dan Batang," ungkap Aaf. 

Menurut Aaf pemasaran digital UMKM di Kota Pekalongan mengalami perkembangan pesat saat Covid-19 lalu. "Zaman pandemi daster kita diminati pasar dalam dan luar negeri," tukas Aaf.