Pemkot Siapkan Pelatihan Kerja Bagi Buruh Pabrik Rokok

Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) Kota Pekalongan mengelar Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Pelatihan Bagi Pekerja/Buruh Pabrik Rokok PT Urip Sugiharto/MPS dari DBHCHT Tahun 2023 di Hotel Howard Johnson, Rabu (31/5/2023). Koordinasi ini dilakukan untuk menyinkonkan agenda atau jadwal pelatihan kerja untuk para buruh pabrik rokok yang rencananya akan digelar Juli mendatang. 

Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan bahwa hari ini ia membuka pelatihan kerja bagi karyawan pabrik rokok dari dana dbhcht. Disampaikan Walikota Aaf, ternyata setiap minggunya karyawan di pabrik rokok di PT Urip Sugiharto banyak yang keluar masuk.

"Melalui kegiatan pelatihan ini harapannya jika para pekerja pabrik sudah tidak bekerja di pabrik rokok dapat memiliki bekal keterampilan, selain itu bagi yang masih tetap di pabrik rokok dapat memanfaatkan waktu luangnya untuk usaha sampingan bermodalkan keterampilan yang diajarkan ini," beber Aaf. 

Menurut Aaf jika para pekerja pabrik sudah tak bekerja memiliki keterampilan untuk wirausaha atau membuka lapangan kerja sendiri. "Jumlah pekerja di sini ribuan, silih berganti pekerja atau keluar masuk pekerja sudah wajar, harapannya ada pendampingan pelatihan ini memberikan manfaat," ujar Aaf. 

Sementara itu, Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Sri Budi Santoso (SBS) mengungkapkan, kali ini tahun ketika kegiatan pelatihan kerja bagi para pekerja pabrik rokok yang didanai dari dana bagi hasil cukai. 

Sesuai dengan Peraturan Menkeu No 215 Tahun 2021 bahwa salah satu sasaran dbhcht adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya melalui pemberian pelatihan kerja bagi para pekerja pabrik rokok.

"Ini sudah tahun ketiga kami berikan pelatihan bagi para pekerja pabrik rokok, sebetulnya ada sasaran untuk para petani tembakau namun karena di Kota Pekalongan tidak ada maka sasarannya kepada para pekerja pabrik rokok. Tahun ini memperbanyak jumlah paketnya yakni sebanyak 17 paket sedangkan tahun lalu 10 paket," jelas SBS. 

Disebutkan SBS dari jumlah paket tersebut 12 paket untuk pelatihan pembuatan kuliner dan 5 paket pembuatan craft/kerajinan. "Harapannya ini bisa jadi penghasilan tambahan bagi para pekerja yang dapat dilakukan ketika waktu luang atau ketika sudah bekerja di pabrik rokok dapat membuka usaha mandiri," ujar SBS. 

Menurut SBS antusias para pekerja sangat tinggi sehingga pemkot mengusahakan penambahan paket pelatihan.