Pemkot Serahkan Penghargaan Kelompok Tani Terbaik

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) setempat menyerahkan penghargaan penilaian kelas Kelas Kelompok Tani (Poktan) Terbaik Kota Pekalongan Tahun 2021,bertempat di Ruang Jetayu Setda 
Kota Pekalongan,Selasa(7/12/2021). Penyerahan penghargaan berupa piagam, sertifikat dan uang pembinaan dilakukan oleh Walikota Pekalongan,HA Afzan Arslan Djunaid,SE didampingi Kepala Dinperpa Kota Pekalongan,Drs Muadi,MSi kepada 4 orang kelompok tani terbaik dari masing-masing kecamatan yang ada di Kota Pekalongan.

Adapun penerima penghargaan tersebut yakni Tazjuri dari Poktan Bumi Subur Kecamatan Pekalongan Barat, Sugiyono dari Poktan Gotong-Royong Kecamatan Pekalongan Timur, Miskuat dari Poktan Rejo Tani Kecamatan Pekalongan Selatan, dan Solichin dari Poktan Degayu Tiga Kecamatan Pekalongan Utara.

Usai menyerahkan penghargaan,Waliokota yang akrab disapa Aaf tersebut menyampaikan bahwa, berdasarkan survey,salah satu sektor yang tidak terkena dampak pandemi Covid-19 adalah dari sektor pertanian yang justru semakin meningkat. Tetapi,bukan hanya dari hasil pertanian padi saja,melainkan juga permintaan sayuran yang mengalami peningkatan untuk pemenuhan gizi maupun kesehatan masyarakat yang semakin diminati di tengah wabah pandemi Covid-19.

“Kalau di Kota Pekalongan dengan kondisi iklimnya,memang di hasil sayuran tertentu ini tidak bisa ditanam di wilayah ini,karena membutuhkan cuaca yang sejuk.Mindset masyarakat biasanya beranggapan bahwa seorang petani itu biasanya hanya menanam padi di sawah,padahal peluang hasil produksi pertanian lain banyak,” tutur Aaf.

Menurut Aaf,permasalahan sektor pertanian di Kota Pekalongan adalah bagaimana kelompok petani bisa bangkit dan bertahan di tengah kondisi geografis wilayah yang sebagian tergenang banjir dan rob,seperti di area persawahan di Kecamatan Pekalongan Utara dan Kecamatan Pekalongan Timur. 
Sementara, di wilayah Kecamatan Pekalongan Selatan,beberapa poktan mengeluhkan permasalahan dampak dari pembangunan exit tol yang berimbas pada aliran air yang terhambat. Disamping itu, ketersediaan maupun harga pupuk yang langka. Lebih lanjut, di sisi lain Pemerintah Kota Pekalongan mengupayakan agar 30 persen dari luas wilayah adalah digunakan untuk ruang terbuka hijau (RTH), yaitu area memanjang berbentuk jalur dan atau area mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

“Dengan komitmen tersebut,secara tidak langsung kita mendukung kelompok tani,tinggal apa yang bisa dikomunikasikan bisa diakomodir. Sebetulnya,kami sudah pernah bertemu dengan beberapa kelompok tani,secara garis besar,kami sudah bisa menangkap apa yang menjadi problem mereka. Pemkot sudah berkomitmen untuk 30 persen lahan di Kota Pekalongan adalah RTH,tidak seperti di kota-kota lain yang beberapa lahan RTH sudah mulai berkurang. Komitmen kita untuk memajukan sektor pertanian di Kota Pekalongan memang diperlukan sinergi antara pemerintah dan kelompok tani. Dengan terus berkolaborasi,pemerintah bisa membuat formula atau program yang mendukung keberlangsungan kelompok tani tersebut,” papar Aaf.

Sementara itu, Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Drs Muadi,MSi menyampaikan apresiasi kepada Walikota atas support yang diberikan agar kelompok tani di Kota Pekalongan tetap bisa bertahan eksis di tengah kendala yang ada baik kendala di lapangan maupun kendala kondisi alam,dan sebagainya. Dalam kesempatan ini, disampaikan Muadi, pemberian penghargaan ini diberikan kepada para kelompok tani terbaik di masing-masing kecamatan. 

“Ini bukti Pemkot Pekalongan melalui Dinperpa terhadap kelompok tani disini supaya tetap semangat dengan keterbatasan dan permasalahan yang ada seperti adanya bencana rob maupun di tengah pandemi ini,” ungkap Muadi.

Muadi menyebutkan,adapun indikator penilaian yang sudah dilakukan oleh tim Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) diantaranya secara administrasi, kelembagaan maupun keaktifan kelompok tani, struktur organisasi,dan intensitas pertemuan antar anggota kelompok tani,dan sebagainya. 

“Sebelumnya sudah dilakukan penilaian oleh tim PPL sesuai dengan wilayah binaannya. Dimana,penilaian dilakukan secara menyeluruh pada Bulan November 2021 lalu. Penilaian ini dibagi menjadi beberapa kategori yakni kelas pemula,kelas lanjut, madya dan utama. Untuk tingkat penilaian di Kota Pekalongan saat ini masih di tingkat pemula yakni 13 kelompok,dan 15 kelompok tingkat lanjut. Harapannya, ke depan kelompok tani di Kota Pekalongan bisa terus survive dan tetap bersemangat di tengah ancaman bencana rob yang menggenangi lahan persawahan mereka maupun adanya keterbatasan di tengah pandemi,”pungkas Muadi.


(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)