Pemkot Pekalongan Pasang Sandbag di Titik Tanggul Jebol Sungai Bremi

Kota Pekalongan - Hujan deras yang mengguyur Kota Pekalongan pada Senin sore, 21 April 2025, menyebabkan jebolnya tanggul di wilayah Pasirsari, tepatnya di aliran Sungai Bremi. Akibatnya, sejumlah rumah warga terdampak genangan banjir akibat air sungai yang meluap ke pemukiman. Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 14.30 WIB, saat hujan berintensitas tinggi mengguyur kawasan tersebut.
Respon cepat pun dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan dibantu perangkat kelurahan serta warga setempat. Penanganan sementara dilakukan dengan pemasangan sandbag di titik-titik tanggul yang jebol, guna menahan air sungai agar tidak semakin meluber ke lingkungan warga.
Kepala DPUPR Kota Pekalongan, Bambang Sugiarto melalui JF Jalan dan Jembatan pada DPUPR setempat, Aditya Nugraha, yang turut meninjau langsung lokasi kejadian, membenarkan bahwa terdapat beberapa titik tanggul yang mengalami kebocoran.
“Untuk penanganan sementara, kami sudah lakukan pemasangan sandbag. Namun kami juga sedang melakukan kajian lapangan lebih lanjut untuk penguatan tanggul secara permanen. Laporan ini akan segera kami sampaikan ke pimpinan agar ada tindak lanjut yang lebih strategis,” jelas Aditya saat dikonfirmasi di lokasi kejadian jebolnya tanggul Pasirsari Kota Pekalongan, Selasa (22/4/2025).
Aditya juga menyebutkan, berdasarkan pengamatan di lapangan dan laporan warga, struktur penyangga tanggul di beberapa bagian mengalami kerusakan cukup serius. Bahkan, sempat terjadi pergeseran struktur jembatan yang melintasi sungai tersebut.
“Jembatannya sempat terangkat sekitar 20 hingga 30 sentimeter akibat tekanan air yang sangat kuat. Ini menunjukkan adanya tekanan besar yang harus segera diantisipasi agar tidak berdampak lebih luas,” imbuhnya.
Meskipun kejadian ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun warga tetap diminta untuk waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Lurah Pasirkratonkramat, Dwi Indah Widiastuti, mengungkapkan bahwa dirinya mendapat laporan langsung dari warga mengenai tingginya debit air Sungai Bremi yang mulai mengancam permukiman pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi pada Senin sore, 21 April 2025.
“Begitu menerima laporan, Saya langsung turun ke lokasi bersama warga dan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) serta BPBD Kota Pekalongan. Kami meminta bantuan untuk segera mengirimkan sandbag sebagai langkah penanganan darurat,” terang Dwi Indah.
Dwi Indah berharap, Pemerintah Kota Pekalongan segera melakukan penguatan tanggul secara permanen agar kejadian serupa tidak terulang kembali, terutama saat musim hujan dengan curah tinggi seperti saat ini.
“Kami sangat berharap ada perhatian segera dari Pemkot. Karena tanggul ini sangat vital bagi perlindungan warga. Kalau tidak segera diperkuat, dikhawatirkan akan jebol kembali saat hujan deras berikutnya. Dengan penanganan cepat dan sinergis dari berbagai pihak, diharapkan situasi dapat segera pulih dan masyarakat kembali merasa aman dari potensi banjir di wilayahnya,"pungkasnya. (Dian).
Respon cepat pun dilakukan Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) dan dibantu perangkat kelurahan serta warga setempat. Penanganan sementara dilakukan dengan pemasangan sandbag di titik-titik tanggul yang jebol, guna menahan air sungai agar tidak semakin meluber ke lingkungan warga.
Kepala DPUPR Kota Pekalongan, Bambang Sugiarto melalui JF Jalan dan Jembatan pada DPUPR setempat, Aditya Nugraha, yang turut meninjau langsung lokasi kejadian, membenarkan bahwa terdapat beberapa titik tanggul yang mengalami kebocoran.
“Untuk penanganan sementara, kami sudah lakukan pemasangan sandbag. Namun kami juga sedang melakukan kajian lapangan lebih lanjut untuk penguatan tanggul secara permanen. Laporan ini akan segera kami sampaikan ke pimpinan agar ada tindak lanjut yang lebih strategis,” jelas Aditya saat dikonfirmasi di lokasi kejadian jebolnya tanggul Pasirsari Kota Pekalongan, Selasa (22/4/2025).
Aditya juga menyebutkan, berdasarkan pengamatan di lapangan dan laporan warga, struktur penyangga tanggul di beberapa bagian mengalami kerusakan cukup serius. Bahkan, sempat terjadi pergeseran struktur jembatan yang melintasi sungai tersebut.
“Jembatannya sempat terangkat sekitar 20 hingga 30 sentimeter akibat tekanan air yang sangat kuat. Ini menunjukkan adanya tekanan besar yang harus segera diantisipasi agar tidak berdampak lebih luas,” imbuhnya.
Meskipun kejadian ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa, namun warga tetap diminta untuk waspada mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi dalam beberapa hari ke depan.
Lurah Pasirkratonkramat, Dwi Indah Widiastuti, mengungkapkan bahwa dirinya mendapat laporan langsung dari warga mengenai tingginya debit air Sungai Bremi yang mulai mengancam permukiman pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi pada Senin sore, 21 April 2025.
“Begitu menerima laporan, Saya langsung turun ke lokasi bersama warga dan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) serta BPBD Kota Pekalongan. Kami meminta bantuan untuk segera mengirimkan sandbag sebagai langkah penanganan darurat,” terang Dwi Indah.
Dwi Indah berharap, Pemerintah Kota Pekalongan segera melakukan penguatan tanggul secara permanen agar kejadian serupa tidak terulang kembali, terutama saat musim hujan dengan curah tinggi seperti saat ini.
“Kami sangat berharap ada perhatian segera dari Pemkot. Karena tanggul ini sangat vital bagi perlindungan warga. Kalau tidak segera diperkuat, dikhawatirkan akan jebol kembali saat hujan deras berikutnya. Dengan penanganan cepat dan sinergis dari berbagai pihak, diharapkan situasi dapat segera pulih dan masyarakat kembali merasa aman dari potensi banjir di wilayahnya,"pungkasnya. (Dian).