Pemkot Kaji Ulang SSA Jalan Semarang dan Penataan Parkir Jalan Hayam Wuruk

Kota Pekalongan - Ruas Jalan Semarang Kota Pekalongan kerap tergenang banjir air rob hampir setiap hari. Hal ini tentu membuat para pengendara yang melintas pun terkadang terpaksa harus memutar balik dan mencari alternatif jalan lain sebab jalan itu merupakan jalan yang diberlakukan Sistem Satu Arah (SSA). Oleh karena itu, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Perhubungan setempat tengah mengkaji ulang penerapan SSA di Jalan Semarang tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Pekalongan,Drs Slamet Prihantono,MM menjelaskan bahwa pada ruas Jalan Semarang tidak bisa dimanfaatkan atau dilewati ketika ada banjir rob yang hampir setiap hari terjadi. Oleh karena itu, dari Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (FLLAJ) yang terdiri dari jajaran Dishub, Polres Pekalongan Kota, lurah/camat, dan OPD terkait lainnya mengusulkan dua alternatif untuk mengatasi hal tersebut, agar di ruas jalan tersebut tidak mengganggu mobilitas warga maupun menambah kemacetan beberapa ruas jalan yang ada di sekitar Jalan Semarang.

“Dari hasil forum tadi mengusulkan ada 2 alternatif yang pertama jangka menengah panjang adalah dengan meninggikan Jalan Semarang sehingga bisa berfungsi kembali dan tidak tergenang air rob. Kemudian, untuk jangka pendek ada 2 cara yang ditempuh yakni membuka jalur Jalan Hasanudin dan Jalan Sultan Agung khusus untuk sepeda motor serta membuka jalur Bandung dan Jalan Salak,” tutur Totok,sapaan akrabnya, usai mengikuti kegiatan Rapat Koordinasi Evaluasi Rekayasa SSA Jalan Semarang dan Penataan Parkir Jalan Hayam Wuruk, bertempat di Aula Kantor Dinas Perhubungan Kota Pekalongan, Selasa(24/8/2021).

Pada forum LLAJ tersebut juga dibahas mengenai penataan parkir di sepanjang ruas Jalan Hayam Wuruk Kota Pekalongan. Menurut Totok, untuk memecah penyempitan jalan dari sempitnya lahan parkir di wilayah tersebut akibat pemberlakuan Sistem Dua Arah, penataan parkir akan dilakukan searah dengan jalan serta akan melakukan survey terlebih dahulu dengan dibantu camat/lurah setempat mengenai dampak ekonomi di ruas jalan tersebut.

“Untuk pemberlakuan di ruas jalan Hayam Wuruk ini parkirnya tetap ditata sejajar dengan yang sekarang (searah jalan), kemudian kami akan melakukan survey untuk kegiatan ekonomi masyarakat disana apakah ada peningkatan yang signifikan dengan dilaksanakan sistem dua arah ini. Pelaksanaan survey dibantu oleh perangkat kecamatan/kelurahan setempat dan didampingi Dindagkop-UKM (akan lebih baik) untuk melihat apakah sistem dua arah ini benar-benar meningkatkan pendapatan atau jumlah pengujung dari toko-toko yang ada di ruas Jalan Hayam Wuruk,” tegas Totok.

Disampaikan Totok, jika hasil survey itu menunjukkan tidak berdampak secara signifikan,maka pihaknya akan menyampaikan hasil survey tersebut kepada Walikota untuk memutuskan kebijakan yang akan direalisasikan ke depan. Mengingat,jika dilihat dari sisi lalu lintas dengan pemberlakuan dua arah di Jalan Hayam Wuruk ini banyak hal yang mungkin kurang lancar karena adanya pemotongan dua arah.

“Kemudian untuk jalan yang berada di persimpangan THR hingga Pasar Anyar hanya dibutuhkan penataanparkir yang dibuat dengan sudut 30 derajat, sehingga mampu menampung banyak kendaraan yang parkir di Jalan Hayam tersebut terutama kendaraan roda empat (mobil). Hasil forum LLAJ hari ini sifatnya belum final, kami akan menyampaikan terlebih dahulu hasil kesepakatan forum kepada Walikota untuk memutuskan kebijakan yang tepat,” pungkasnya.


(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)