Pemkot Kaji Peristiwa Sejarah Tahun 1942-1945 di Kota Pekalongan

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota Pekalongan melalui Badan Perencanaan Pembangunan,Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) setempat akan menindaklanjuti hasil riset peristiwa sejarah yang ada di Kota Pekalongan,salah satunya hasil riset dari pegiat sejarah Kota Pekalongan,Moch Dirhamsyah yang melakukan diseminasi hasil riset Peristiwa Sejarah di Kota Pekalongan Tahun 1942-1945.
Plt Bappeda Kota Pekalongan melalui Sekretarisnya,Cayekti Widagdo mengapresiasi atas yang dilakukan Moch Dirhamsyah sebagai upaya mengoptimalkan nilai kesejarahan Kota Pekalongan agar bisa digali sekaligus diwariskan kepada masyarakat secara luas khususnya generasi muda.
"Atas ide itu,dari Bappeda ada fasilitasi kegiatan riset bersama baik dari perguruan tinggi atau masyarakat yang memberikan manfaat dan berkaitan dengan program pembangunan di Kota Pekalongan. Setelah kami fasilitasi,kemudian kami mendapatkan begitu banyak cerita tentang Kota Pekalongan yang sudah digali dan dilakukan riset oleh Mas Dirham dengan waktu yang cukup lama untuk menggali informasi sejarah itu," tutur Cayekti dalam kegiatan Diseminasi Hasil Riset Peristiwa Sejarah Tahun 1942-1945 di Kota Pekalongan,bertempat di Ruang Kalijaga Setda Kota Pekalongan,Jumat(26/11/2021)
Menurut Cayekti,adapun tindaklanjut yang dilakukan oleh Bappeda yaitu memperdalam riset sejarah tersebut,salah satunya dengan menghadirkan penulis buku Peristiwa Tiga Daerah,Anton Lucas. Disamping itu, Bappeda akan mendorong agar mendapat pengakuan dari aspek ilmiah keilmuannya.
"Dari situ,kita sampaikan yang punya kaitan dengan sejarah peristiwa tersebut baik keluarga,anak atau siapapun yang terlibat dalam bagian peristiwa itu,kita konfirmasikan barangkali ada peristiwa-peristiwa sejarah yang terlewatkan. Nantinya jika bisa diimplementasikan atau dibagi melalui berbagai media,dalam hal ini melalui pendidikan atau sekolah agar bisa mempunyai pertanggungjawaban ilmiah," paparnya.
Sementara itu,penulis diseminasi riset Peristiwa Sejarah di Kota Pekalongan Tahun 1942-1945 sekaligus pegiat sejarah Kota Pekalongan,Moch Dirhamsyah menceritakan bahwa riset yang dilakukannya selama 12 tahun ini,dilatarbelakangi oleh rasa kebimbangan dirinya melihat minimnya informasi yang diperoleh mengenai Peristiwa Sejarah di Kota Pekalongan Tahun 1942-1945 terutama pada saat kondisi Kota Pekalongan di masa kependudukan Jepang dan Peristiwa Tiga Daerah dalam kurun waktu Bulan Oktober-Desember yang belum banyak digali.
"Setelah kami mengenal secara dekat Pak Anton Lucas,kami diberikan sekitar 30 file yang semuanya transkrip wawancara dengan pelaku dan tokoh-tokohnya yang pada saat itu masih hidup termasuk HA Djunaid,Mr Besar,Sarli,Kromo Lawi,dan beberapa tokoh lainnya yang sangat penting untuk kembali merekonstruksi peristiwa sejarah itu," jelas Dirham.
Dirham menyebutkan,kendati demikian,riset ini masih perlu pendalaman kembali mengenai dokumen koran-koran terbitan pada masa Jepang maupun saat Indonesia Merdeka.
"Kebetulan dulu Saya juga pernah mewawancarai beberapa pelaku yang sekarang sudah meninggal, dan masih Saya simpan rekaman-rekamannya, yang nanti rencana Saya ke depan akan diwujudkan menjadi buku. Dengan harapan masyarakat bisa lebih mengetahui mengenai peristiwa-peristiwa sejarah di Kota Pekalongan,"tandas Dirham.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Plt Bappeda Kota Pekalongan melalui Sekretarisnya,Cayekti Widagdo mengapresiasi atas yang dilakukan Moch Dirhamsyah sebagai upaya mengoptimalkan nilai kesejarahan Kota Pekalongan agar bisa digali sekaligus diwariskan kepada masyarakat secara luas khususnya generasi muda.
"Atas ide itu,dari Bappeda ada fasilitasi kegiatan riset bersama baik dari perguruan tinggi atau masyarakat yang memberikan manfaat dan berkaitan dengan program pembangunan di Kota Pekalongan. Setelah kami fasilitasi,kemudian kami mendapatkan begitu banyak cerita tentang Kota Pekalongan yang sudah digali dan dilakukan riset oleh Mas Dirham dengan waktu yang cukup lama untuk menggali informasi sejarah itu," tutur Cayekti dalam kegiatan Diseminasi Hasil Riset Peristiwa Sejarah Tahun 1942-1945 di Kota Pekalongan,bertempat di Ruang Kalijaga Setda Kota Pekalongan,Jumat(26/11/2021)
Menurut Cayekti,adapun tindaklanjut yang dilakukan oleh Bappeda yaitu memperdalam riset sejarah tersebut,salah satunya dengan menghadirkan penulis buku Peristiwa Tiga Daerah,Anton Lucas. Disamping itu, Bappeda akan mendorong agar mendapat pengakuan dari aspek ilmiah keilmuannya.
"Dari situ,kita sampaikan yang punya kaitan dengan sejarah peristiwa tersebut baik keluarga,anak atau siapapun yang terlibat dalam bagian peristiwa itu,kita konfirmasikan barangkali ada peristiwa-peristiwa sejarah yang terlewatkan. Nantinya jika bisa diimplementasikan atau dibagi melalui berbagai media,dalam hal ini melalui pendidikan atau sekolah agar bisa mempunyai pertanggungjawaban ilmiah," paparnya.
Sementara itu,penulis diseminasi riset Peristiwa Sejarah di Kota Pekalongan Tahun 1942-1945 sekaligus pegiat sejarah Kota Pekalongan,Moch Dirhamsyah menceritakan bahwa riset yang dilakukannya selama 12 tahun ini,dilatarbelakangi oleh rasa kebimbangan dirinya melihat minimnya informasi yang diperoleh mengenai Peristiwa Sejarah di Kota Pekalongan Tahun 1942-1945 terutama pada saat kondisi Kota Pekalongan di masa kependudukan Jepang dan Peristiwa Tiga Daerah dalam kurun waktu Bulan Oktober-Desember yang belum banyak digali.
"Setelah kami mengenal secara dekat Pak Anton Lucas,kami diberikan sekitar 30 file yang semuanya transkrip wawancara dengan pelaku dan tokoh-tokohnya yang pada saat itu masih hidup termasuk HA Djunaid,Mr Besar,Sarli,Kromo Lawi,dan beberapa tokoh lainnya yang sangat penting untuk kembali merekonstruksi peristiwa sejarah itu," jelas Dirham.
Dirham menyebutkan,kendati demikian,riset ini masih perlu pendalaman kembali mengenai dokumen koran-koran terbitan pada masa Jepang maupun saat Indonesia Merdeka.
"Kebetulan dulu Saya juga pernah mewawancarai beberapa pelaku yang sekarang sudah meninggal, dan masih Saya simpan rekaman-rekamannya, yang nanti rencana Saya ke depan akan diwujudkan menjadi buku. Dengan harapan masyarakat bisa lebih mengetahui mengenai peristiwa-peristiwa sejarah di Kota Pekalongan,"tandas Dirham.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)