Pemkot Ekpose Hasil Penelitian Konstruksi Sosial di Kota Pekalongan

Pemerintah Kota Pekalongan menggelar Rapat Ekspose Hasil Penelitian Studi Antropologi Konstruksi Sosial pada Kemiskinan di Kota Pekalongan sekaligus Rakor Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan di Ruang Jlamprang Setda Kota Pekalongan, Rabu (15/11/2023).

Adapun hasil penelitian yang diekspose yakni dilakukan oleh Lingkar Kajian Kota Pekalongan (LKKP), Manarung Hidayat. Hadir pula Guru Besar Antropologi UGM Yogyakarta, Prof Pujo Semedi Hargo Yuwono. 

Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin mengungkapkan bahwa penanganan kemiskinan di Kota Pekalongan memerlukan pembinaan terhadap relasi sosial. Relasi sosial di sini yakni hubungan warga, tokoh masyarakat, dan tokoh keagaamaan, dan sebagainya serta relasi sosial antara warga mampu dan tidak mampu, mana yang ingin memberi dan diberi karena merasa kurang atau membutuhkan.

"Hasil penelitian ini tentunya dapat melengkapi Perda untuk melakukan kebijaksanaan strategis dalam penanggulangan kemiskinan. Kami dari Pemkot Pekalongan tentunya terus mendirong agar kemiskinan di Kota Pekalongan semakin menurun," tandas Salahudin.

Sementara itu, Kepala Bappeda Kota Pekalongan, Cayektu Widigdo menyebutkan, angka kemiskinan di Kota Pekalongan pada tahun 2021 adalah 7,59% dan pada tahun 2023 menurun menjadi 6,81%. "Meskipun turun, dalam Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) mencapai 25,498% keluarga dengan 42.428 paket bantuan (Februari, 2023). Padahal total keluarga di Kota Pekalongan adalah 102.575 (Data Dindukcapil September 2023). Jarak tersebut cukup disikapi dengan penyelarasan definisi dan pengukuran kemiskinan," ujar Cayekti. 

Menurutnya, kemiskinan perlu dipahami melalui posisi masyarakat miskin itu sendiri, sehingga diketahui bagaimana kemiskinan tersebut dapat terkonstruksi secara sosial. "Studi antropologi dengan metode etnografi, memiliki kekuatan dalam menelusuri dan menjelaskan kemiskinan dari sisi yang diteliti (emic perspective). Untuk menjelaskan kemiskimam di Kota Pekalongan yang memiliki karakteristik beragam, studi ini dilakukan dalam skala komunitas," jelas Cayekti. 

Ada empat sektor prioritas dalam penelitian yang dilakukan di empat kelurahan, yakni sektor perikanan di Kelurahan Krapyak, sektor pertanian di Kelurahan Kuripan Yosorejo, industri batik di Kelurahan Jenggot, dan serabutan di Kelurahan Kauman.