Pemkot Dorong Masyarakat Migrasi ke TV Digital

Kota Pekalongan - Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Batik TV yang berada di bawah naungan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Pekalongan resmi bertransformasi menjadi Televisi Digital (TV Digital). Launching migrasi siaran LPPL Batik TV dari analog ke digital ini dilakukan secara simbolis dengan pemotongan tumpeng dari Walikota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid, SE, kepada Plt Kepala Dinkominfo Kota Pekalongan sekaligus Plt Dewan Pengawas Batik TV, Arif Karyadi di Halaman area Batik TV, Sabtu (26/2/2022). Acara launching diawali dengan kegiatan senam bersama yang turur dihadiri pula oleh Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Hj Inggit Soraya, Wakil Walikota Pekalongan, H Salahudin, Wakil Ketua TP PKK Kota Pekalongan, Hj Istiqomah, Direktur Utama Batik TV, Tubagus Muhammad Sadaruddin, dan stakeholder lainnya. Dalam acara itu, disemarakkan dengan kegiatan vaksinasi dari Dinas Kesehatan, donor darah oleh PMI, pengundian doorprize dan stand stand sponsorship.
Walikota Aaf mengatakan bahwa, dengan diresmikannya migrasi Batik TV ke digital ini nantinya diharapkan dapat memperbaiki kualitas-kualitas di dalamnya baik itu program, tayangan, maupun beritanya. Untuk saluran analog sendiri Batik TV sebelumnya berada pada saluran 57 UHF sementara untuk Digital berada pada frekuensi 28.
"Pesan Saya tetap mengangkat kearifan lokal, budaya Indonesia terutama potensi dan budaya lokal Kota Pekalongan, dan program-program yang mendidik juga harus dikemas secara menarik terus, harus ada perubahan untuk semua untuk kru mulai dari kameraman, penyiar, dan sebagainya harus lebih baik ke depannya," tutur Aaf.
Kendati tantangan ke depan lebih berat saingannya yang semua sudah beralih ke serba digital, Aaf yakin bahwa Batik TV tetap bisa eksis, menyesuaikan dan semakin ajib. Pihaknya mendorong kepada seluruh masyarakat untuk bisa bersama-sama beralih ke TV Digital. Hal ini karena banyaknya manfaat yang akan dirasakan masyarakat diantaranya secara kualitas gambar lebih baik dan suara lebih jelas dan jernih serta teknologi lebih canggih.
"Kalau smart tv ini masyarakat belum ada alatnya, bisa membeli perangkat yang disebut dengan STB (set top box) pada setiap unit televisi yang saat ini sudah dijual di pasaran, baik toko elektronik maupun online. Pasalnya, dengan sudah beralih ke digital, gambar tayangannya akan lebih jernih tinggal kualitas program-programnya yang harus ditingkatkan," tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinkominfo Kota Pekalongan, Arif Karyadi menerangkan bahwa, saat ini Batik TV terus berupaya untuk melengkapi segala sarana dan prasarana pendukung yang akan menunjang pola siaran digital.
"Kalau menjangkau program nasional dilakukan 3 tahap yakni Bulan April, Agustus, dan November. Kebetulan Kota Pekalongan mendapat jatahnya di Bulan April. Untuk Batik TV terkait persiapannya sudah dilakukan baik melalui kerjasama dengan TBRI untuk persiapan penyiarannya (penyedia saluran), sarpras sudah dipersiapkan. Selanjutnya, terkait SDM ternyata selama ini masih ada kekurangan baik jumlah, maupun kualitas kompetensinya," beber Arif.
Arif menyebutkan,rencananya dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kominfo RI akan membagikan STB kepada keluarga yang tergolong kurang mampu dan datanya bisa diambil dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang penyalurannya disesuaikan dengan kebijakan dari pusat.
"Kalau dari Pemda belum ada. Oleh karena itu, saat ini di tengah era serba digital, mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat sudah harus berpindah ke TV digital. Setelah bermigrasi ke TV digital, masyarakat selain bisa menikmati tayangan yang selain dari sisi kualitas gambar, suaranya juga akan jauh lebih bagus," tandasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)
Walikota Aaf mengatakan bahwa, dengan diresmikannya migrasi Batik TV ke digital ini nantinya diharapkan dapat memperbaiki kualitas-kualitas di dalamnya baik itu program, tayangan, maupun beritanya. Untuk saluran analog sendiri Batik TV sebelumnya berada pada saluran 57 UHF sementara untuk Digital berada pada frekuensi 28.
"Pesan Saya tetap mengangkat kearifan lokal, budaya Indonesia terutama potensi dan budaya lokal Kota Pekalongan, dan program-program yang mendidik juga harus dikemas secara menarik terus, harus ada perubahan untuk semua untuk kru mulai dari kameraman, penyiar, dan sebagainya harus lebih baik ke depannya," tutur Aaf.
Kendati tantangan ke depan lebih berat saingannya yang semua sudah beralih ke serba digital, Aaf yakin bahwa Batik TV tetap bisa eksis, menyesuaikan dan semakin ajib. Pihaknya mendorong kepada seluruh masyarakat untuk bisa bersama-sama beralih ke TV Digital. Hal ini karena banyaknya manfaat yang akan dirasakan masyarakat diantaranya secara kualitas gambar lebih baik dan suara lebih jelas dan jernih serta teknologi lebih canggih.
"Kalau smart tv ini masyarakat belum ada alatnya, bisa membeli perangkat yang disebut dengan STB (set top box) pada setiap unit televisi yang saat ini sudah dijual di pasaran, baik toko elektronik maupun online. Pasalnya, dengan sudah beralih ke digital, gambar tayangannya akan lebih jernih tinggal kualitas program-programnya yang harus ditingkatkan," tegasnya.
Sementara itu, Plt Kepala Dinkominfo Kota Pekalongan, Arif Karyadi menerangkan bahwa, saat ini Batik TV terus berupaya untuk melengkapi segala sarana dan prasarana pendukung yang akan menunjang pola siaran digital.
"Kalau menjangkau program nasional dilakukan 3 tahap yakni Bulan April, Agustus, dan November. Kebetulan Kota Pekalongan mendapat jatahnya di Bulan April. Untuk Batik TV terkait persiapannya sudah dilakukan baik melalui kerjasama dengan TBRI untuk persiapan penyiarannya (penyedia saluran), sarpras sudah dipersiapkan. Selanjutnya, terkait SDM ternyata selama ini masih ada kekurangan baik jumlah, maupun kualitas kompetensinya," beber Arif.
Arif menyebutkan,rencananya dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kominfo RI akan membagikan STB kepada keluarga yang tergolong kurang mampu dan datanya bisa diambil dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang penyalurannya disesuaikan dengan kebijakan dari pusat.
"Kalau dari Pemda belum ada. Oleh karena itu, saat ini di tengah era serba digital, mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat sudah harus berpindah ke TV digital. Setelah bermigrasi ke TV digital, masyarakat selain bisa menikmati tayangan yang selain dari sisi kualitas gambar, suaranya juga akan jauh lebih bagus," tandasnya.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan)