Pemkot Dorong Implementasi Transaksi Elektronik di Berbagai Sektor Secara Masif

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan menghelat High Level Meeting Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah Kota Pekalongan Tahun 2024 di Ruang Buketan Setda Kota Pekalongan, Rabu siang (4/12/2024). Kegiatan ini untuk mendorong implementasi transaksi elektronik secara masif di Kota Pekalongan.
Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan, pemkot terus mengejar agar semua sektor dapat menggunakan transaksi elektronik, tak hanya pajak tapi juga retribusi, parkir, lelang ikan, dan tempat wisata seperti TWL Pasir Kencana dan Museum Batik.
"Di samping menekan kebocoran, penggunaan transaksi elektronik juga lebih mudah di masyarakat sekarang ini. Kendala lamanya antrean misalnya dapat dimudahkan dengan adanya transaksi elektronik dan QRIS lebih mudah," terang Wali Kota Aaf, sapaan akrabnya.
Disebut Aaf, Kota Pekalongan menurut Bank Indonesia penggunaan transaksi elektronik untuk belanja, makan menurut Bank Indonesia sangat tingg. Makan sistem pemerintahan harus melakukan penyesuaian membiasakan menggunakan transaksi elektronik.
Sementara itu, Kepala BPKAD Kota Pekalongan, Anita Heru Kusumorini menjelaskan, high level meeting ini merupakan event untuk meningkatkan point penilaian, bahwa kepala daerah masif memberikan perhatian terhadap digitalisasi daerah melalui transaksi elektronik. "Hal ini terkait transaksi yang dilakukan pemerintah daerah baik itu penerimaan daerah, bayar pajak, retribusi pembayaran belanja daerah jadi sebisa mungkin itu dikurangi dengan menggunakan tunai," beber Anita.
Secara bertahap pemkot terus mengurangi transaksi secara tunai, di atas satu juta sudah menggunakan transaksi elektronik. "Kami juga memanfaatkan penggunaan Kartu kredit Indonesia, BPKAD mulai melaksanakan belanja dengan kartu tersebut, kemudian selanjutnya akan ada tagihan dari OPD untuk melakukan transaksi. Ini lebih memudahkan," jelas Anita.
Dikatakan Anita, pembayaran pajak sudah non tunai, namun untuk parkir dan retribusi masih tunai. Untuk pembayaran retribusi di Pasar Podosugih juga sementara masih tunai karena terkendala aplikasi.
Capaian ini membawa Kota Pekalongan masuk dalam peringkat terbaik di Indonesia. Target bisa naik masuk 3 besar kalau bisa lebih lagi sehingga intensif fiskal untuk Kota Pekalongan bisa bertambah. (Dinkominfo/Laila/Dian)
Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid mengungkapkan, pemkot terus mengejar agar semua sektor dapat menggunakan transaksi elektronik, tak hanya pajak tapi juga retribusi, parkir, lelang ikan, dan tempat wisata seperti TWL Pasir Kencana dan Museum Batik.
"Di samping menekan kebocoran, penggunaan transaksi elektronik juga lebih mudah di masyarakat sekarang ini. Kendala lamanya antrean misalnya dapat dimudahkan dengan adanya transaksi elektronik dan QRIS lebih mudah," terang Wali Kota Aaf, sapaan akrabnya.
Disebut Aaf, Kota Pekalongan menurut Bank Indonesia penggunaan transaksi elektronik untuk belanja, makan menurut Bank Indonesia sangat tingg. Makan sistem pemerintahan harus melakukan penyesuaian membiasakan menggunakan transaksi elektronik.
Sementara itu, Kepala BPKAD Kota Pekalongan, Anita Heru Kusumorini menjelaskan, high level meeting ini merupakan event untuk meningkatkan point penilaian, bahwa kepala daerah masif memberikan perhatian terhadap digitalisasi daerah melalui transaksi elektronik. "Hal ini terkait transaksi yang dilakukan pemerintah daerah baik itu penerimaan daerah, bayar pajak, retribusi pembayaran belanja daerah jadi sebisa mungkin itu dikurangi dengan menggunakan tunai," beber Anita.
Secara bertahap pemkot terus mengurangi transaksi secara tunai, di atas satu juta sudah menggunakan transaksi elektronik. "Kami juga memanfaatkan penggunaan Kartu kredit Indonesia, BPKAD mulai melaksanakan belanja dengan kartu tersebut, kemudian selanjutnya akan ada tagihan dari OPD untuk melakukan transaksi. Ini lebih memudahkan," jelas Anita.
Dikatakan Anita, pembayaran pajak sudah non tunai, namun untuk parkir dan retribusi masih tunai. Untuk pembayaran retribusi di Pasar Podosugih juga sementara masih tunai karena terkendala aplikasi.
Capaian ini membawa Kota Pekalongan masuk dalam peringkat terbaik di Indonesia. Target bisa naik masuk 3 besar kalau bisa lebih lagi sehingga intensif fiskal untuk Kota Pekalongan bisa bertambah. (Dinkominfo/Laila/Dian)