Pemkot Dorong Buruh Pabrik Rokok Berdaya Saing dan Semakin Terampil

Kota Pekalongan - Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) setempat mendorong para pekerja atau buruh pabrik rokok di Kota Pekalongan semakin berdaya saing dan memiliki keterampilan kerja. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2024 untuk memberikan pelatihan kerja tata boga kepada 40 pekerja pabrik PT Urip Sugiarto (MPS) Kota Pekalongan.
Pelatihan kerja tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan, Nur Priyantomo, berlangsung di Aula PT MPS Kota Pekalongan, Kamis siang (7/11/2024). Pelatihan ini diharapkan mendorong para buruh pabrik yang mayoritas kaum perempuan supaya bisa lebih mandiri dan sejahtera.
"Kali ini kami membuka pelatihan kerja dengan menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2024 bagi para buruh pabrik rokok yang ada di PT MPS. Kami berterimakasih kepada jajaran PT MPS yang telah memfasilitasi tempat dan melibatkan karyawannya untuk diberikan pelatihan keterampilan kerja dari Dinperinaker,"ucap Sekda Nur Pri, sapaan akrabnya.
Menurutnya, pelatihan kerja kepada buruh pabrik rokok ini rutin diberikan, dimana dari awal tahun 2024 sudah ada sekitar 2000 orang buruh pabrik rokok di Kota Pekalongan yang sudah dilatih keterampilan kerja dengan berbagai jenis pelatihan seperti pelatihan menjahit, bengkel, rias pengantin, perbaikan AC dan sebagainya. Untuk kali ini, para buruh pabrik rokok ini akan mendapatkan pelatihan keterampilan kerja bidang tata boga sebanyak 2 paket pelatihan yang berlangsung selama 2 hari, Kamis-Jumat, 7-8 November 2024. Mereka akan diajarkan secara teori dan praktik langsung oleh pakar maupun instruktur yang berkompeten di bidangnya. Meski buruh pabrik rokok ini sudah bekerja di perusahaan, namun diharapkan mereka bisa mengembangkan minat dan bakatnya untuk menggeluti dunia usaha lain.
"Sehingga, mereka bisa menjadi pengusaha, usahanya semakin berkembang, perekonomiannya semakin meningkat dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan begitu, pelatihan ini juga bisa menekan angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Pekalongan,"harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Betty Dahfiani Dahlan menerangkan, pelatihan keterampilan kerja untuk buruh pabrik rokok PT MPS ada 2 paket pelatihan tata boga yang diberikan, dimana masing-masing paket ada 20 orang dengan melibatkan instruktur praktisi makanan, yakni Koh Teja dari Valor Cake dan Ibu Siti Karsiti, guru SMK Negeri 1 Kota Pekalongan. Betty mengakui bahwa, pelatihan kerja bagi buruh pabrik rokok cukup berbeda dengan pelatihan kerja di BLK maupun LPK lainnya, sebab pelatihan ini bersifat pelatihan singkat selama 2 hari dan menyesuaikan dengan jam kerja mereka.
"Jadi, kami berikan pelatihan di luar jam kerja mereka. Instruktur pun menyesuaikan antara materi yang diajarkan dan ketersediaan waktu para buruh pabrik rokok ini tanpa mengganggu jam kerja mereka. Para peserta diajarkan membuat roti, cheese cake hingga ayam chili padi,"bebernya.
General Manager PT MPS Kota Pekalongan, Karsono menyambut baik adanya pelatihan keterampilan kerja bagi pekerja pabrik rokoknya. Mengingat, pelatihan ini sudah beberapa kali diadakan oleh Dinperinaker Kota Pekalongan yang bersumber dari penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2024. Selama tahun 2024 ini, sudah ada 200 orang pekerjanya yang mendapatkan pelatihan keterampilan kerja.
"Harapan kami, disamping para pekerja sudah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT), kegiatan pelatihan ini bisa bermanfaat bagi para buruh pabrik rokok kami dalam meningkatkan skillnya. Selain itu, mudah-mudahan frekuensi pelatihan ini bisa semakin ditingkatkan ke depannya. Antusias mereka pun sangat tinggi karena mendapatkan ilmu tambahan di luar jam kerjanya dan berpeluang mendapatkan tambahan penghasilan,"pungkasnya. (Dian)
Pelatihan kerja tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pekalongan, Nur Priyantomo, berlangsung di Aula PT MPS Kota Pekalongan, Kamis siang (7/11/2024). Pelatihan ini diharapkan mendorong para buruh pabrik yang mayoritas kaum perempuan supaya bisa lebih mandiri dan sejahtera.
"Kali ini kami membuka pelatihan kerja dengan menggunakan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2024 bagi para buruh pabrik rokok yang ada di PT MPS. Kami berterimakasih kepada jajaran PT MPS yang telah memfasilitasi tempat dan melibatkan karyawannya untuk diberikan pelatihan keterampilan kerja dari Dinperinaker,"ucap Sekda Nur Pri, sapaan akrabnya.
Menurutnya, pelatihan kerja kepada buruh pabrik rokok ini rutin diberikan, dimana dari awal tahun 2024 sudah ada sekitar 2000 orang buruh pabrik rokok di Kota Pekalongan yang sudah dilatih keterampilan kerja dengan berbagai jenis pelatihan seperti pelatihan menjahit, bengkel, rias pengantin, perbaikan AC dan sebagainya. Untuk kali ini, para buruh pabrik rokok ini akan mendapatkan pelatihan keterampilan kerja bidang tata boga sebanyak 2 paket pelatihan yang berlangsung selama 2 hari, Kamis-Jumat, 7-8 November 2024. Mereka akan diajarkan secara teori dan praktik langsung oleh pakar maupun instruktur yang berkompeten di bidangnya. Meski buruh pabrik rokok ini sudah bekerja di perusahaan, namun diharapkan mereka bisa mengembangkan minat dan bakatnya untuk menggeluti dunia usaha lain.
"Sehingga, mereka bisa menjadi pengusaha, usahanya semakin berkembang, perekonomiannya semakin meningkat dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru. Dengan begitu, pelatihan ini juga bisa menekan angka pengangguran dan kemiskinan di Kota Pekalongan,"harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinperinaker Kota Pekalongan, Betty Dahfiani Dahlan menerangkan, pelatihan keterampilan kerja untuk buruh pabrik rokok PT MPS ada 2 paket pelatihan tata boga yang diberikan, dimana masing-masing paket ada 20 orang dengan melibatkan instruktur praktisi makanan, yakni Koh Teja dari Valor Cake dan Ibu Siti Karsiti, guru SMK Negeri 1 Kota Pekalongan. Betty mengakui bahwa, pelatihan kerja bagi buruh pabrik rokok cukup berbeda dengan pelatihan kerja di BLK maupun LPK lainnya, sebab pelatihan ini bersifat pelatihan singkat selama 2 hari dan menyesuaikan dengan jam kerja mereka.
"Jadi, kami berikan pelatihan di luar jam kerja mereka. Instruktur pun menyesuaikan antara materi yang diajarkan dan ketersediaan waktu para buruh pabrik rokok ini tanpa mengganggu jam kerja mereka. Para peserta diajarkan membuat roti, cheese cake hingga ayam chili padi,"bebernya.
General Manager PT MPS Kota Pekalongan, Karsono menyambut baik adanya pelatihan keterampilan kerja bagi pekerja pabrik rokoknya. Mengingat, pelatihan ini sudah beberapa kali diadakan oleh Dinperinaker Kota Pekalongan yang bersumber dari penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2024. Selama tahun 2024 ini, sudah ada 200 orang pekerjanya yang mendapatkan pelatihan keterampilan kerja.
"Harapan kami, disamping para pekerja sudah mendapatkan Bantuan Langsung Tunai (BLT), kegiatan pelatihan ini bisa bermanfaat bagi para buruh pabrik rokok kami dalam meningkatkan skillnya. Selain itu, mudah-mudahan frekuensi pelatihan ini bisa semakin ditingkatkan ke depannya. Antusias mereka pun sangat tinggi karena mendapatkan ilmu tambahan di luar jam kerjanya dan berpeluang mendapatkan tambahan penghasilan,"pungkasnya. (Dian)