Pembangunan Masjid Ikonik Pekalongan Baru, Memasuki Tahap Penjaringan Desain

Sesuai dengan rencana pemerintah kota (Pemkot) Pekalongan, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) provinsi Jawa Tengah mengadakan sayembara ide desain masjid ikonik Pekalongan baru, yang digadang-gadang mampu menangkap pengunjung untuk bersinggah dan berkunjung ke Kota Pekalongan ataupun hanya sekedar transit, berlokasi di exit tol, jalan Ir. Sutami, Kelurahan Baros, Kecamatan Pekalongan Timur.

“Sebagai langkah awal, untuk mewujudkan suatu bangunan masjid agar menjadi magnet kota Pekalongan bagi pelancong, bersama dengan IAI kami fokuskan tahun 2022 ini untuk menjaring ide desain sebanyak-banyaknya dan tahun depan bisa segera kita jabarkan di Detail Engineering Design (DED),” tutur Kepala DPUPR Kota Pekalongan, Bambang Sugiarto melalui kepala bidang tata ruang dan bangunan, Iva Prima Septanita saat kegiatan penjelasan sayembara baru-baru ini di ruang dua negeri, kantor Setda setempat.

Dibuka sejak 14 Oktober-24 November 2022 dan dikhususkan bagi seluruh anggota IAI se-Indonesia maupun luar Indonesia, ia menghimbau agar anggota IAI lokal bisa ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini agar desain masjid dapat memiliki ciri khas yang lebih spesifik dari kota batik. Melalui sayembara ini pihaknya berharap akan banyak ide desain masjid yang bisa diterima sehingga desain inovatif, kreatif dan aplikatif berupa fasilitas masjid di kawasan perkotaan kota Pekalongan dapat terlaksana dengan optimal.

Sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK), desain harus mampu hadir sebagai fasilitas peribadatan yang konteks terhadap tapak dan kondisi eksisting di sekitarnya. Dengan luas total ± 6.464,24 meter persegi terdiri dari luasan masjid dan ruang terbuka hijau, masjid harus menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung sebagai prasarana penunjang aktivitas lainnya seperti tersedianya Ruang terbuka hijau (RTH), area parkir, rest area dan penunjang lainnya. Selain memenuhi aturan pola-struktur ruang, desain bangunan tersebut juga harus memperhatikan dan memasukkan karakter lokal yang menjadikan masjid sebagai ikon peribadatan islam baru yang selaras dan harmonis dengan kawasan sekitar.

“Nantinya lokasi ini juga menjadi kawasan perdagangan jasa, hunian yang sesuai dengan kawasan pekalongan baru, harapannya masjid ini membuka peluang agar kota Pekalongan tetap dikunjungi tetap menjadi daya tarik bagi pengguna jalan tol untuk keluar di kota Pekalongan sehingga nantinya mampu meningkatkan perekonomian masyarakat,” pungkasnya.