Pelatihan Membatik dan Digital Marketing bagi Difabel, Dorong Inklusi dan Pelestarian Batik

Kota Pekalongan – Sebagai bentuk sinergi antara pelestarian budaya dan pemberdayaan ekonomi inklusif, Paguyuban Kampoeng Batik Kauman bersama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Tegal menggelar pelatihan membatik dan digital marketing bagi komunitas disabilitas dan warga Kota Pekalongan. Kegiatan yang berlangsung di kawasan Kampung Batik Kauman ini diikuti oleh 30 peserta, dengan harapan menciptakan kemandirian usaha dan menumbuhkan minat terhadap batik.
Perwakilan dari Paguyuban Kampung Batik Kauman, M. Fauzi Hidayat, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah nyata komunitas batik dalam bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung kalangan difabel. "Kami memberikan pelatihan edukasi tentang proses membatik dan pemasaran digital. Harapannya, ke depan kegiatan seperti ini terus berlanjut agar makin banyak yang tertarik di dunia batik, baik sebagai pengusaha, pengrajin maupun konsumen, demi kelestarian batik itu sendiri," katanya saat ditemui pada kegiatan tersebut baru-baru ini di Kampung Batik Kauman.
Sementara itu, Merry Maryam selaku Ketua Komunitas Sahabat Difabel Kota Pekalongan mengapresiasi kesempatan yang diberikan bagi para difabel. "Ini pertama kali kami mengikuti pelatihan batik. Batik adalah ikon Kota Pekalongan, dan dengan adanya pendekatan inklusif seperti ini, teman-teman difabel memiliki peluang yang lebih baik untuk berdaya dan berkembang," ujarnya.
Lebih lanjut, Perwakilan PT PNM Cabang Tegal, Hadi Wibowo, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang digaungkan oleh Kementerian Sosial RI yang bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. "Kami melihat bahwa para penyandang disabilitas masih minim akses terhadap pelatihan kewirausahaan. Maka dari itu, kami hadir untuk membina mereka agar bisa mandiri dan menjadikan keterampilan membatik sebagai sumber penghasilan tambahan," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kelanjutan program ini akan dievaluasi bersama komunitas dan tidak menutup kemungkinan menjangkau kelompok masyarakat lainnya. Ia menuturkan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinsos-P2KB Kota Pekalongan.
Dengan digelarnya pelatihan ini, Kota Pekalongan tidak hanya mengukuhkan diri sebagai kota batik, tetapi juga sebagai kota yang inklusif dan peduli terhadap pemberdayaan difabel.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)
Perwakilan dari Paguyuban Kampung Batik Kauman, M. Fauzi Hidayat, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan langkah nyata komunitas batik dalam bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung kalangan difabel. "Kami memberikan pelatihan edukasi tentang proses membatik dan pemasaran digital. Harapannya, ke depan kegiatan seperti ini terus berlanjut agar makin banyak yang tertarik di dunia batik, baik sebagai pengusaha, pengrajin maupun konsumen, demi kelestarian batik itu sendiri," katanya saat ditemui pada kegiatan tersebut baru-baru ini di Kampung Batik Kauman.
Sementara itu, Merry Maryam selaku Ketua Komunitas Sahabat Difabel Kota Pekalongan mengapresiasi kesempatan yang diberikan bagi para difabel. "Ini pertama kali kami mengikuti pelatihan batik. Batik adalah ikon Kota Pekalongan, dan dengan adanya pendekatan inklusif seperti ini, teman-teman difabel memiliki peluang yang lebih baik untuk berdaya dan berkembang," ujarnya.
Lebih lanjut, Perwakilan PT PNM Cabang Tegal, Hadi Wibowo, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang digaungkan oleh Kementerian Sosial RI yang bertujuan untuk mendorong kemandirian ekonomi masyarakat. "Kami melihat bahwa para penyandang disabilitas masih minim akses terhadap pelatihan kewirausahaan. Maka dari itu, kami hadir untuk membina mereka agar bisa mandiri dan menjadikan keterampilan membatik sebagai sumber penghasilan tambahan," jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kelanjutan program ini akan dievaluasi bersama komunitas dan tidak menutup kemungkinan menjangkau kelompok masyarakat lainnya. Ia menuturkan bahwa kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dinsos-P2KB Kota Pekalongan.
Dengan digelarnya pelatihan ini, Kota Pekalongan tidak hanya mengukuhkan diri sebagai kota batik, tetapi juga sebagai kota yang inklusif dan peduli terhadap pemberdayaan difabel.
(Dinkominfo Kota Pekalongan)