Pekan Batik Nusantara 2018 Lampaui Target

Kota Pekalongan, Info Publik - Pekan Batik Nusantara tahun 2018 yang diselenggarakan dari tanggal 20 hingga 24 Oktober 2018, sudah berhasil menarik antusias masyarakat Kota Pekalongan bahkan luar Kota Pekalongan dengan tingkat kunjungan kurang lebih 95 ribu pengunjung.
Jumlah tersebut merupakan bukti bahwa tingkat kunjungan PBN tahun ini mengalami peningkatan dengan jumlah kunjungan di PBN tahun lalu yang hanya mencapai 70 ribuan dan juga PBN tahun ini dihadiri tamu dari mancanegara antara lain Dubes dari Mesir, Dubes dari Swiss, Duta besar Ukraina dan tamu dari mancanegara lainnya. Selain itu peningkatan PBN tahun ini juga dapat dilihat dari jumlah stand yang mencapai 135 stand.
Pekan Batik Nusantara tahun 2018 resmi ditutup oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan provinsi Jawa Tengah, Rabu (24/10) Muhammad Arif Sambodo yang mewakili gubernur provinsi jawa tengah. Hadir dalam penutupan PBN antara lain Jajaran Forkopimda Kota Pekalongan, Kepala OPD Kota Pekalongan, Pimpinan BUMN BUMD, serta Para pelaku UKM Batik.
Sekretaris Daerah Kota Pekalongan Sri Ruminingsih yang merupakan ketua umum pada penyelenggaraan Pekan Batik Nusantara tahun 2018 ini menyampaikan bahwa transaksi omset yang terjual juga mengalami peningkatan. “Transaksi pada Pekan Batik Nusantara tahun 2018 ini yakni 7,3 miliyar dari tingkat omset tahun 2017 lalu 6 miliyar, dari jumlah tersebut berarti tahun ini mengalami peningkatan”. Jelasnya.
Pihaknya menambahkan rangkaian akhir PBN ini digelar dengan konsep teaterikal yang berjudul air mata air sebagai cermin untuk Kota Pekalongan sebagai kota industri batik yang juga harapannya bisa menyadarkan masyarakat agar dapat memproduksi produk produk ramah lingkungan, mengingat bahwa kondisi sungai yang ada di Kota Pekalongan yang sekarang berwarna hitam. “Kondisi sungai di Pekalongan yang sekarang ini berwarna hitam sebetulnya bukan hanya faktor limbah batik saja, namun juga ada limbah limbah lain yang lebih dominan juga seperti printing dan lain sebagainya yang harus kita sadarkan bersama untuk menjaga lingkungan agar tetap asri”. Kata Sri Ruminingsih.
Sementara itu koordinator dari pertunjukan teaterikal Air Mata Air, Sidiq Annajah menjelaskan teaterikal yang berjumlah kurang lebih 200 an penari ini bercerita tentang hal yang biasa terjadi di Kota Pekalongan mengenai air matanya dari air yang mana kondisi sungai di Kota Pekalongan ini tidak layak disebut sungai. “Dengan teaterikal ini setidaknya untuk renungan diri sendiri akan lingkungan dibalik produksi batik” Tambah Sidiq.
(Tim Komunikasi Publik Dinkominfo Kota Pekalongan