Pekalongan Mantapkan Sinergi Pendidikan Inklusif untuk Anak PAUD Berkebutuhan Khusus

Kota Pekalongan — Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2025, Kota Pekalongan menunjukkan komitmen kuat terhadap pendidikan inklusif usia dini melalui sebuah kolaborasi strategis yang melibatkan Dinas Pendidikan, Pokja Bunda PAUD, dan RS. H.A. Zaky Djunaid. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kapasitas pendidik PAUD dalam mendeteksi tumbuh kembang anak dan menangani kebutuhan khusus secara lebih profesional dan empatik.
 
Bertempat di RS. H.A. Zaky Djunaid, Minggu, (13/7/2025), pelatihan ini menjadi angin segar bagi layanan PAUD yang selama ini menghadapi tantangan dalam menangani anak-anak dengan kebutuhan khusus. Dengan dukungan penuh dari lembaga medis dan pendidikan, kegiatan ini diikuti oleh 60 guru PAUD yang telah diprioritaskan dari lembaga yang memiliki peserta didik berkebutuhan khusus.
 
Dalam sambutannya, Bunda PAUD Kota Pekalongan, Inggit Soraya, menyampaikan apresiasi terhadap sinergi antar lembaga yang telah terjalin dalam menyelenggarakan kegiatan pelatihan ini.
 
“Kegiatan ini sangat penting untuk meningkatkan layanan PAUD yang optimal, terlebih dalam menghadapi peserta didik berkebutuhan khusus. Guru PAUD dituntut untuk memahami karakter anak secara mendalam, karena setiap anak memiliki kebutuhan dan pendekatan yang berbeda. Dengan pelatihan ini, kami berharap pendidik mampu melakukan deteksi dini serta menangani hambatan tumbuh kembang secara lebih cepat dan tepat,” tutur Inggit.
 
Ia juga menekankan bahwa meski saat ini pelatihan masih terbatas karena keterbatasan anggaran dan tempat, besar harapan kegiatan serupa bisa digelar secara rutin dan menyasar lebih banyak guru PAUD di Kota Pekalongan.
 
Direktur RS. H.A. Zaky Djunaid, Emy Widyarti, menyebutkan bahwa partisipasi rumah sakit dalam kegiatan ini merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap tumbuh kembang anak-anak sejak usia dini. Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan memungkinkan terciptanya sistem pendampingan yang lebih terintegrasi untuk guru-guru PAUD.
 
“Dengan pelatihan ini, guru PAUD akan dilatih agar lebih peka dalam mengidentifikasi gejala kelainan perkembangan anak. Intervensi yang dilakukan sejak dini bisa menentukan kesiapan anak dalam memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Kami berkomitmen mendukung tenaga pendidik agar anak-anak Pekalongan dapat tumbuh secara optimal,” jelas Emy.
 
Perwakilan Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Fadhila Ratnasari, S.E., menggarisbawahi pentingnya pelatihan ini sebagai titik awal peningkatan mutu layanan PAUD secara sistematis. Ia menyebutkan bahwa jumlah anak berkebutuhan khusus usia PAUD di Kota Pekalongan saat ini mencapai lebih dari 200 orang, dan pelatihan deteksi dini ini harus menjangkau seluruh tenaga pendidik agar manfaatnya dirasakan secara luas.
 
“Kami menyadari bahwa peningkatan kapasitas pendidik adalah hal krusial. Dengan pendekatan psikologis dan pemahaman tumbuh kembang yang baik, guru PAUD dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan anak,” ujarnya.
 
Pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa komitmen terhadap pendidikan inklusif tak hanya sebatas wacana, melainkan telah menyentuh aspek teknis dan operasional melalui sinergi lintas sektor. Kota Pekalongan kembali menunjukkan bahwa pelayanan anak usia dini bukan sekadar pendidikan dasar, tetapi fondasi penting untuk masa depan yang lebih cerah dan setara.
 
(Tim Liputan Pemerintah Kota Pekalongan/Maul)